Oleh P Kons Beo SVD

(Pekan VII Paskah -  St Arcangelo Tadin, St Bernardinus dari Siena, Beata Maria Crecenzia Perez, St Protasius Chong Kukbo)

Bacaan I Kisah Para Rasul 22:30; 23:6-11
Mazmur 16:1-2a.5.7-8.9-10.11
Injil Yohanes 17:20-26

"Kuatkanlah hatimu...

YERUSALEM. Di kota itu Rasul Paulus alami kesendiriannya. Ditangkap dan dipenjarakan. Itulah risiko tak terelakan dari sosok tawanan Roh. Tak terhindarkan. Tak cuma itu. Rasul Paulus jadi tanda perbantahan.

KATA-KATANYA jelas. Kokoh dan terbantahkan. Sungguh berakar dari keyakinan teguh akan Kristus yang  diimaninya. Dalam kesendiriannya, Rasul Paulus mesti berhadapan dengan penguasa. Ia mesti 'bertarung hadapi' kaum elitis agama.

ADAKAH kekuatan yang melekat pada lidah Rasul Paulus sehingga ia sanggup berkata-kata? Setidaknya, ada kesaksian, "Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya" ( Kis 23:9).

APAKAH yang mesti dicemaskan saat ada keyakinan bahwa Tuhan senantiasa ada dan menyertai? Keyakinan seperti itu tentu lahir dari kesadaran rohani yang teguh dan dalam.

TUHAN hadir tidak untuk hilangkan segala perkara berat dalam hidup. Tuhan tak menghapus segala tekanan kehidupan ini. Tetapi bahwa Tuhan hadir untuk meneguhkan hati dan jiwa kita. Tuhan menuntun kita bagaimana harus meniti tapak-tapak hidup ini. Dari pelbagai tekanan, kesulitan, ketakramahan, serta dari perbagai nada pesimisme. Yang sering garang menerjang.

RASUL Paulus telah menerima karunia bagi dirinya. Dan   hal itu tak berarti bahwa ia bebas dari berbagai tekanan yang sekian berat. Bersahabat dengan Tuhan, Sang Peneguh selalu membebaskan dan mencerahkan.
Yakinlah!

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati.
Amin