RENUNGAN KATOLIK, Kamis 22 April 2021: "Quid pròhibet me baptizàri" Kis 8:36
redaksi - Kamis, 22 April 2021 00:24Oleh: P. Kons Beo, SVD
(Pekan III Paskah): Bacaan I Kisah Para Rasul 8:26-40; Mazmur 66:8-9.16-17.20; dan
Injil Yohanes 6:44-51
Apa halangannya, jika aku dibaptis?
DIBAPTIS. itulah kerinduan hati sida-sida dari Etiopia. Setelah ia sekian tertarik pada bacaan dari Kitab Nabi Yesaya. Dan setelah ia dituntun oleh Filipus untuk memahami arti bacaan itu. Dalam diri sida-sida ada pikiran yang cerah. Ada hati yang terbuka.
PEMBAPTISAN yang jadi kerinduan hati itu adalah buah perjumpaan dalam Tuhan sendiri. Malaikat Tuhan menjumpai Filipus. Filipus lalu mesti menjumpai sida-sida itu. Di situlah warta keselamatan dalam Yesus mesti disampaikan.
DI UJUNG kisah pembaptisannya, "sida-sida itu meneruskan perjalanannya dengan sukacita" (Kis 8:39). Sukacitanya kini menjadi lengkap. Tak hanya karena penjelasan Kabar Baik dari Filipus. Tak cuma karena ungkapan iman: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah" (Kis 8:37). Tetapi pada puncaknya: Ia akhirnya dibaptis oleh Filipus.
SIDA-SIDA itu lalu lanjutkan perjalanannya. Ya, termasuk lanjutkan ziarah imannya dalam Yesus. Tak ada halangan sedikit pun baginya untuk dibaptis. Ia datang ke Yerusalem 'sebagai sida-sida, kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia. Tetapi kembali ke Etiopia sebagai 'manusia baru' dalam Yesus.
KITA nyaris tanpa halangan untuk dibaptis. Dan memang kita telan dibaptis. Tetapi, ada banyak halangan yang dihadapi sebagai orang yang dibaptis. Iman teguhkan kita untuk tetap bersukacita dalam rahmat baptisan. Ya, sukacita seperti yang dialami sida-sida itu.
TETAPI ada selalu tugas utama bagi Gereja untuk membaptis dunia. Tidak dengan air. Tidak pula dengan kata-kata. Tanpa ritual sakramental. Tetapi kita 'membaptis dunia' dengan cara hidup penuh harapan. Saat kita membawa sukacita kristiani bagi dunia dan sesama.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin.