RENUNGAN KATOLIK, Minggu, 02 Mei 2021: "Manète in me: et ego in vobis" - Yoh 15:4

redaksi - Minggu, 02 Mei 2021 10:46
RENUNGAN KATOLIK, Minggu, 02 Mei 2021: "Manète in me: et ego in vobis" - Yoh 15:4Santo Athanasius : 02 Mei (mirifica.net) (sumber: null)

Oleh P. Kons Beo SVD


(Pekan V Paskah - St Athanasius)

Bacaan I Kisah Para Rasul 9:26-31
Mazmur 22:26b-27.28.30.31-32
Bacaan II 1Yohanes 3:18-24
Injil Yohanes 15:1-8


Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu...

TAK pernah boleh yakin  bahwa kita sungguh mandiri sepenuhnya. Bahwa kita tak tergantung dan tak terhubung dengan apapun dan siapapun. Percaya pada kekuatan diri sendiri tak berarti bahwa kita bebas relasi atau tanpa keterkaitan.

YESUS ingatkan para murid: "Akulah pokok anggur yang benar" (Yoh 15:1). Ia memiliki relasi intim dalam BapaNya yang adalah pengusahanya. Sebagai pokok, di situlah ranting-ranting berpangkal dan bersatu. Murid-murid diingatkan untuk senantiasa ada dalam keberakaran relasi denganNya.

HANYA dalam Yesus-Pokok, ranting-murid dapat berbuah. Bahkan berbuah banyak dan berkualitas. Yesus ingatkan betapa tanpa Dia-Pokok, Murid-ranting bakal  mengalami kelayuan dan kekeringan (Yoh 15:6). Hidup seorang murid menjadi tanpa gairah, tanpa pegangan dan lalu tanpa  menghasilkan.

KATA-KATA Yesus amatlah nyata: Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:5). Maka,   seluruh peristiwa hidup dan kata-kataNya mesti jaminan penuh kekuatan bagi seorang murid. "Tinggal dalam Aku dan FirmanKu di dalam kamu" (Yoh 15:7) adalah spirit bahwa dalam apapun situasi seorang murid mampu bertahan.

KISAH awal hidup Rasul Paulus adalah perjuangan untuk belajar memandang Yesus sebagai POKOK iman. Dari kesadaran itu, ia kokoh dalam tugas kerasulan dan dapat bertahan dalam situasi sulit yang dihadapi. Bukankah dengan itu jemaat dibangun... dan jumlahnya makin bertambah banyak? (Kis 9:31).

KRISTUS adalah POKOK, Kepala. Gereja, kita semua adalah ranting-rantingNya. Relasi pada Pokok tentu jadi kekuatan dasar. Mengandalkan kekuatan diri sendiri adalah awal dari petaka kehidupan.

TETAPI dalam serba kesulitan, tantangan, ketakberhasilan, bahkan kegagalan sekalipun, tetap bersatu pada POKOK adalah harapan untuk tak terserap lemas  dalam rawa-rawa keputusasaan.

RANTING-RANTING hidup kita yang 'layu, kering, serta bertumbuh tak terarah' patutlah dibersihkan untuk kembali menghasilkan buah-buah. Untuk memberikan pengharapan dalam hidup ini.

TINGGALLAH dalam Aku adalah undangan yang tak akan pernah berakhir. Undangan itu menyapa keseharian kita. Di dalam kisah hidup kita yang paling nyata. Tinggal dalam POKOK, dalam Tuhan menjadikan kita teguh dalam perjuangan hidup.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Selamat Hari Minggu.
Tuhan memberkati.
Amin

RELATED NEWS