Renungan Katolik, Rabu, 24 Maret 2021; "Scio quia filii Abrahae estis, sed...."
redaksi - Selasa, 23 Maret 2021 19:48Oleh: P. Kons Beo, SVD
(Pekan Prapaskah V - Sta Katarina dr Swedia)
Bacaan I Daniel 3:14-20.24-25.38
Mazmur Daniel 3:52.53.54.55.56
Injil Yohanes 8:31-42
Aku tahu bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi...(Yoh 8:37)
NAMANYA marwah. Itulah gairah dan pesan kehidupan sarat makna. Setiap orang terpanggil untuk hidup sesuai citra diri. Marwah bahasakan kehormatan diri. Saat segala ekspresi hidup disejajarkan sungguh dengan jatidiri, di situlah kewibawaan diri nampak anggun.
PESAN klasik yang saban kali terdengar adalah jaga nama atau pun jaga reputasi. Tidak ada yang salah dari 'segala sikap menjaga' itu. Namun, lebih dari sekadar tindakan menjaga demi satu dua reputasi, seseorang sebenarnya terpanggil untuk harus menjadi lebih mulia dari sekedar menjaga nama besarnya itu.
APA artinya takhta, kuasa serta jabatan tanpa pengabdian sejatinya? Apakah mulianya ilmu pengetahuan tanpa penghayatan dalam semangat kebajikan? Apa gemanya satu bakat, kemampuan, kehebatan sendiri tanpa persembahan diri selayaknya? Apa artinya menerima dengan cuma-cuma yang berujung pada kesia-siaan? Di manakah bobot suara demi kepentingan umum yang pada kenyataannya cuma berzigzag hanya demi ego-diri sendiri dan kepentingan kelompok sendiri?
RASA dan pengakuan akan diri sebagai turunan Abraham bagi orang Israel mesti dibuktikan dalam kesetiaan iman akan Allah. Turunan Abraham, bangsa Israel, yang ditakhtakan sebagai bangsa terpilih, terpanggil untuk tampilkan marwah keterpilihannya. Apa artinya sebagai turunan Abraham, bangsa terpilih jika tindakan untuk membunuh Yesus menjadi pilihan?
MARWAH seseorang atau kelompok apa pun mesti dicapai dalam kemuliaan akhlak dan keagungan nilai-nilai kehidupan. Bukan melalui tindakan 'mematikan'. Bukan pada aksi membinasakan atau menghancurkan! Yesus 'memprotes' kebanggaan Israel sebagai turunan Abraham tanpa panorama sikap beriman yang benar.
TAK boleh demi hidup sendiri dengan menghancurkan sesama; menggapai nama besar (diri) dengan menistakan yang lain; mengklaim diri sebagai benar dan saleh dengan mengharamkan atau mengkafirkan yang lain. Setiap kita berhak menjadi pribadi mulia dalam Yesus. Di dalam Dia ada Kasih. Ada pengakuan akan sesama. Menjadi besar dalam Yesus itu cahayakan pengorbanan demi kehidupan sesama dan dunia yang lebih luas. Itulah marwah dalam Yesus.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin