Oleh P. Kons Beo SVD

(Pekan Biasa IX - St Bonifasius, St Dorotheus dari Gaza)

Bacaan I Tobit 12:1.5-15.20.
Mazmur Tobit 13:2.6.7.8
Injil Markus 12:38-44

Waspadalah terhadap terhadap ahli-ahli Taurat

JALAN hidup itu banyak lika-likunya. Tuhan punya satu pesan kunci. Selain mesti dimaknai, hidup itu patut diwaspai.

INI bukan karena hidup itu sekian kelamnya. Karena toh, pada awal mula Allah ciptakan segalanya baik adanya. Karya ciptaan Allah itu tak bernajis dan bercatat. Semuanya indah di mata Allah.

YANG semula baik, di perjalanan bisa berubah arah dan tujuannya. Tak berkiblat pada Allah ada awal yang meruntuhkan.  Manusia terjerat dalam ego-diri yang melilitinya.

HAUS pujian, suka dihormati serta tuntutan untuk sebuah pengakuan sering menggiring kepada tampilan penuh kibulan.

KATA Yesus, 'PAKAIAN panjang, keramaian di pasar, tempat terdepan dalam rumah ibadat, serta doa-doa yang tak singkat adalah saluran-saluran empuk untuk mengakali sesama.'

TUHAN merindukan hati kita yang tulus. Tuhan mendidik batin kita agar jadi bening. Untuk tampil apa adanya. Dalam kepolosan dan kegembiraan sebagai anak-anak Allah pula.

DI hadapan peti persembahan, Tuhan dengan mudah dapat menghitung berapa besarnya orang-orang kaya memasukkan uang ke dalam peti persembahan itu. Tetapi, betapa Tuhan jadi kerepotan untuk dapat menghitung hanya  sedikit yang dipersembahkan si janda miskin itu.

TERKADANG kita mudah mendapatkan kelimpahan. Sayangnya  hanya sedikit yang dipersembahkan pada Tuhan dan demi sesama. Soalnya bukan pada peti persembahan yang terlalu kecil. Tetapi lebih pada ruang hati solider kita yang (masih) sempit.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati.
Amin.