Oleh P Kons Beo SVD

(Pekan Biasa XVIII - St Asprenus, St Nikodemus)

Bacaan I Bilangan 12:1-13
Mazmur 51:3-4.5-6a.6bc-7.12-13
Injil  Matius 14:22-36

"Clamavitque Moses ad Dominum dicens Deus obsecro sana eam" Bil 12:13
(Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia)

ADA warna putih bagai salju di kulit Miryam. Tampaknya ia kena kusta. Ini bermula dari sikap miring Miryam dan Harun terhadap Musa.

TUHAN tak cuma bicara hanya melalui Musa saja. Tetapi  melalui mereka juga (Bil 12:2). Demikianlah keyakinan Miryam dan Harun. Dan Tuhan pun bereaksi atas sikap keduanya.

MUSA dinilai Tuhan sebagai hamba yang setia. Dialah yang malah telah melihat rupa Tuhan. Betapa layaklah Musa. Lalu menengapa kah ia mesti dicurigai? Sebab itu bangkitlah murka terhadap Miryam dan Harun (Bil 12:9).

KITA memang patut bersikap rendah hati terhadap sesama. Ada saja hal indah dalam diri sesama. Itulah karya dan penyelenggaraan Tuhan sendiri. Kita bakal tak dapat memahami sepenuhnya.

YANG tak mungkin di mata kita, bisa sebaliknya menjadi layak di hadapan Tuhan sendiri. Musa yang dianggap rendah, malah sesungguhnya adalah pribadi pantas di hadapan Tuhan.

DISIKAPI buruk oleh kedua saudaranya tak lantas pudarkan keagungan hati Musa. Ia tak bersyukur atas penyakit maut yang diderita Miryam. Musa malah mendoakan kesembuhannya.

SEKALI menjadi baik, ya tetaplah menjadi orang baik. Tak peduli apapun sikap buruk sesama terhadap kita. Tak membalas, tak bergembira atas kemalangan sesama, yang justru bersikap curang, adalah tanda kemuliaan sikap hati.

TETAPI sikap mulia seperti ini perlu kekuatan dan perjuangan sengit. Karena ungkapan: 'Nah rasakan, kapok!' disertai rasa puas terhadap sesama yang curang sering juga hinggap di hati kita.
Seperti Musa, mari kita harapkan yang terbaik bagi siapapun sesama kita.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati.
Amin