RENUNGAN KATOLIK: Selasa, 20 April 2021: "Ecce, vìdeo caelos apèrtos" Kis 7:56
redaksi - Selasa, 20 April 2021 10:11Oleh: P. Kons Beo, SVD
(Paskah III - Sta Agnes dari Montepulciano)
Bacaan I Kisah Para Rasul 7:51 - 8:1a
Mazmur 31:3cd.6ab.7b.8a.17.21ab
Injil Yohanes 6:30-35
Sungguh, aku melihat langit terbuka
BERANI mewartakan yang berbeda. Itulah ciri dasar Gereja. Yang berbeda itu menyangkut isi iman. Yang khas itu adalah berpautan dengan nilai dan martabat manusia. Dan Stefanus sungguh berada pada lintasan iman yang berbeda dan khas itu.
BAGI Stefanus, Yesus adalah Orang Benar. Orang Benar seperti itu, Yesus, kini duduk di sebelah kanan Allah. Dialah Tuhan yang meraja. Stefanus bahkan tak mundur sedikitpun dari imannya akan Yesus. Ia bahkan berani bersaksi dalam kuasa Roh Kudus tentang Yesus itu. Walau dalam bayang maut yang menjadi risiko.
DALAM diri Stefanus, dapat terungkap: Riwayat hidup boleh saja terhenti, bahkan dengan cara tragis seperti itu, namun riwayat IMAN harus terus berlanjut. Selamanya dan sampai di manapun. Bagi Stefanus 'memandang kemuliaan Allah di langit terbuka' lebih meneguhkan ketimbang ketakutan untuk mengalami kematian nan ngeri itu.
DALAM situasi dunia di masa kini, Gereja sungguh dihadapkan pada pilihan-pilihan tak mudah. Terserap pada pilihan dan irama dunia? Sekedar untuk menyesuaikan 'diri' dengan alam dunia? Atau tetap menjadi Gereja 'yang menatap ke langit' seperti yang diisyaratkan Stefanus? Untuk lantang bersuara atas dasar Kebenaran Iman.
KEMARTIRAN Stefanus sepatutnya tak cuma dipandang sekedar satu cerita tentang Para Kudus. Kisah itu mesti diubah menjadi satu pertanyaan dasar bagi setiap kita: "Apakah yang berbeda, yang khas dari iman Kristiani yang dapat saya nyatakan dalam keluarga, dan dalam kehidupan bersama di masyarakat pada umumnya?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin