RENUNGAN KATOLIK, Senin, 21 Juni 2021 : "Elice Primam Trabem de Oculo Tuo.." Mat 7:5
redaksi - Minggu, 20 Juni 2021 23:07Oleh P Kons Beo SVD
(Pekan Biasa XII - St Aloysius Gonzaga, Sta Demitria)
Bacaan I Kejadian 12:1-9
Mazmur 33:12-13.18-19.20.22
Injil Matius 7:1-5
...keluarkan dulu balok dari matamu sendiri
BUKANNYA Tuhan tak mau adanya koreksi atau kritik. Diri dan hidup yang maju, berubah dan berkembang tentu ditentukan pula oleh koreksi atau bahkan kritik yang pedas.
BILA dikritik, maka tahan dirilah. Tenang dan sejuklah di hati. Ayaklah berkat di balik koreksi keras dari sesama. Toh, kita tidak hebat-hebat amat. Terlalu rapuh kemanusiaan kita itu.
YANG jadi soal adalah bagaimana lisan kita terhadap sesama. Sebab acapkali kita tak trampil untuk bedakan mana kritik atau marah yang korektif dan mana kata-kata penghinaan terhadap sesama.
TUJUAN dari koreksi dan kritik adalah demi kebaikan bersama. Atau bahwa sesama itu ditemukan kembali dan berubah jadi baik. Dan jadilah hidup bersama kembali jadi sejuk segar.
KEKUATAN dari koreksi terhadap sesama bertolak dari "tengoklah ke dalam sebelum bicara". Ini menyangkut adanya diri sendiri yang tak elok dalam ekspresi diri dan dalam ungkapan nyata keseharian hidup. Karena itulah maka berubah untuk mengubah menjadi prinsip yang tak terhindarkan.
TERKADANG koreksi tulus terhadap sesama yang bertolak kisah suram yang telah dilewati adalah lebih bersarat nilai. Ini lebih mulia ketimbang semprotkan kata-kata hinaan terhadap sesama hanya untuk tutup-turupi 'balok-balok' dalam diri sendiri.
KITA pasti ingat juga akan kata-kata Yesus, Sang Guru, "Dapatkah orang buta menuntun menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?" (Luk 6:39).
KITA rindukan orang-orang saleh, tulus, mulia hatinya, yang punya kesaksian hidup jempolan sebagai sahabat dan orang-orang hebat untuk membantu saya dan Anda. Demi 'dikeluarkannya balok-balok' dari bolamata ini. Iya, di suramnya jalan hidup ini.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin