RENUNGAN KATOLIK, Senin, 30 Agustus 2021: "Nonne hic est filius Ioseph?" Luk 4:22

redaksi - Senin, 30 Agustus 2021 10:22
RENUNGAN KATOLIK, Senin, 30 Agustus 2021: "Nonne hic est filius Ioseph?" Luk 4:22Ilustrassi Injil Lukas 4:16-30 (sumber: CAREKA/wordpress.com)

Oleh P. Kons Beo SVD

Senin, 30 Agustus 2021
(Pekan Biasa XXII - St Pammachius)

Bacaan I 1Tesalonika 4:13-17a
Mazmur 96:1.3.4-5.11-12.13
Injil Lukas 4:16-30

"Nonne hic est filius Ioseph?" Luk 4:22
(Bukankah Dia ini Anak Yusuf?)

HIDUP itu senantiasa mengalir. Dalam waktu, siapapun dapat berubah. Sering kita tak dapat menduganya.

Dapat terjadi 'yang hari itu serba OK, di hari-hari ini bisa terlilit'. Atau pun 'yang kini berkembang, bisa terjadi di hari-hari silam itu, ia terkesan biasa dan bahkan tak direken.'

KITA menilai seseorang tentu sesuai pengalaman ada bersama dengannya. Tetapi, apakah kita perhitungkan pula apa yang terjadi dalam dirinya sendiri? Di dalam perjalanan waktu yang mengalir?

BILA harus terpaku pada 'Bukankah Dia itu anak Yusuf?', maka seperti itulah sikap orang Nazaret terhadap Yesus. Sehebat dan sedahsyat apa pun yang Yesus lakukan, tetaplah ada sikap sangsi yang selalu terlahir. Iya, itu tadi,  "Bukankah Dia anak Yusuf?"

KITA, ada baiknya, hilangkan kecenderungan diri menjadi 'pribadi bagai lemari es' atau 'kulkas.' Saat kita cenderung 'membekukan' nasib atau jalan hidup sesama, dengan sikap dan isi penilaian kita yang tawar dan dingin dan membeku.

KETAHUILAH! Ruang, tempat dan waktu amatlah luas, lebar dan dalam bagi  semua manusia untuk bergerak, berubah, maju serta berkembang. Dalam ziarah hidupnya.

YESUS memang tak butuh pengakuan dari masyarakat se-Nazaret terhadapNya. Tetapi bahwa mereka tetap memandangNya hanya sebatas sebagai "anak Yusuf", itulah yang patut disayangkan.

SEPANTASNYA pikiran kita, sikap kita, mental kita, cara menilai kita serta gerak batin kita terhadap dunia dan mengenai sesama bergerak meluas dan melebar serta mendalam. Untuk tak boleh tersegel mati dalam alunan 'yang itu-itu saja.' Baku. Beku. Dan terpaku mati!

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati.
Amin

Editor: Redaksi

RELATED NEWS