Sekelompok Warga Kupang Rebut Paksa Jenazah Terpapar Covid dari RS Siloam Kupang

redaksi - Rabu, 21 Juli 2021 17:04
Sekelompok Warga Kupang Rebut Paksa Jenazah Terpapar Covid dari RS Siloam KupangSekelompok warga Kota Kupang menggotong jenazah kerabatnya (sumber: Screenshoot video/WA)

KUPANG (Floresku.com) –'Sonde boleh, sonde boleh, dia harus dibawa pulang. Bawa, bawa pulang!" Begitu terdengar suara seorang wanita di tengah kerumuhan sekolompok warga Kota Kupang yang mengambil  paksa jenazah di Rumah Sakit (RS) Siloam, Rabu, 21 Juli 2021, siang. 

Suara itu terekam dalam video singkat yang beredar di media sosial.  Dalam video itu tampak puluhan warga memadati halaman RS Siloam dan menggotong jenazah terpapar Covid – 19 yang terbungkus kantong jenazah berwarna kuning. Mereka menggotong jenazah itu dan menaruhnya di mobil pickup sambil berteria-teriak dan menangis histeris.

Video itu juga memperlihatkan sejumlah petugas kepolisian dan Satgas Covid-19 yang mencoba membututi rombongan warga itu. Mereka tidak hanya menyaksikan aksi warga itu dari jarak yang cukup jauh.

Menanggapi peristiwa besar tersebut, pihak RS Siloam Kupang, melalui Kepala Departemen FMS – GA, Juliandro Mesada, menjelaskan bahwa segala prosedur dijalankan ketika ada pasien yang datang ke Siloam.

 “Tidak mungkin kami mengcovidkan orang, karena setiap pasien yang datang pastinya langsung dilakukan test Swab PCR,” jelasnya sebagaimana dikutip kupangterkini.com, Rabu, 21 Juli 2021.

Ia mengatakan bahwa, siapapun pasien yang datang tentunya diswab. “Khusus pasien yang diambil paksa keluarga siang ini, memang benar terpapar Covid – 19, serta dirawat dalam ruang isolasi,” jelasnya.

Juliandro Mesada menambahkan bahwa selain pihak rumah sakit, kepolisian serta satgas sudah memberikan pengertian kepada pihak keluarga. “Ketika sudah dijelaskan serta jenazah dari kamar mayat sampai dipintu keluar maka keluarga pun langsung ramai – ramai mengangkut jenazah,” ujarnya.

Juliandro Mesada menerangkan bahwa, mereka di rumah sakit sudah berbuat sebaik mungkin. “Saya bahkan menerima keluhan dari para perawat bahwa mereka sudah capek, karena tugasnya sudah sangat berat,” lanjutnya.

Juliandor Mesada menungkapkan dalam kondisi seperti ini semua kita, termasuk pihak keluarga pasien pasti menginginkan pelayanan terbaik. “Namun sekali lagi, kami tidak mengcovidkan pasien, karena  ketika dilakukan test Swab pasiennya memang  positif, dan kami berusaha melaksanakan perwawatan terhadap pasien sebisa mungkin,” tandasnya. (MAR)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS