Sekilas tentang Ragam Budaya dan Destinasi Wisata di Sekitar Ibu Kota Negara Baru

redaksi - Senin, 23 Mei 2022 20:29
Sekilas tentang Ragam Budaya dan Destinasi Wisata di Sekitar Ibu Kota Negara BaruPotret tiga perempuan menggunakan baju tradisional khas Suku Dayak, di sekitar Ibu Kota Negara. (sumber: Shutterstock/agungyp.)

NUSANTARA (Floresku.com) -Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terpilih menjadi lokasi  Ibu Kota Negara (IKN) baru. Ibu Kota Negara baru yang diberi nama “Nusantara” ini diproyeksikan dapat meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur.

Lokasi baru IKN Nusantara memiliki banyak daya tarik pariwisata yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Kalau Sobat Parekraf jelajahi lebih dalam, Ibu Kota Baru di Kabupaten Penajam Paser Utara ini dikelilingi berbagai destinasi wisata yang kaya akan keindahan alam yang menawan, serta adat istiadat yang masih dipegang teguh hingga sekarang.

Sebagai awal perkenalan dengan calon Ibu Kota Negara baru, berikut ragam budaya dan destinasi wisata yang ada di Kalimantan Timur: 

Desa Budaya Pampang

Destinasi wisata di Kalimantan Timur yang bisa Sobat Parekraf kunjungi pertama kali adalah Desa Pampang. Desa yang berlokasi di Kelurahan Sungai Siring, Samarinda Utara, ini menjadi rumah bagi penduduk Suku Dayak Apo Kayan dan Dayak Kenyah. 

Meskipun harus memakan waktu tempuh hingga 2 jam dari IKN Nusantara, namun perjalanan panjang ke Desa Budaya Pampang tidak akan mengecewakan. 

Pasalnya, Sobat Parekraf bisa melihat berbagai pertunjukan tarian adat Suku Dayak. Seperti Tari Bangen Tawai, Huqoq, maupun Kancet Punan Lettu.

Kebun Raya Balikpapan

Kebun Raya Balikpapan menjadi salah satu destinasi wisata di sekitar IKN Nusantara yang wajib dikunjungi. Terletak di kawasan Hutan Lindung Sungai Wain, Kebun Raya Balikpapan menjadi tempat wisata, konservasi alam, sekaligus pelestarian flora asli Kalimantan yang hampir punah.

Berjarak sekitar 1 jam dari IKN, Sobat Parekraf bisa menemukan ribuan spesies tanaman, melihat berbagai koleksi anggrek langka, serta berbagai jenis binatang liar, seperti rusa, orangutan, dan berbagai burung-burung asli Kalimantan.

Potret pintu masuk Bukit Bangkirai, Kabupaten Kutai Kartanegara. (Foto: shutterstock/diana pratiwi).

Bukit Bangkirai

Hanya berjarak sekitar 1 jam dari Kebun Raya Balikpapan atau 30 menit dari IKN Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara. Bukit Bangkirai menawarkan pemandangan hutan tropis yang rindang dan masih sangat asri. Daya tarik utama dari destinasi wisata yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara ini adalah Canopy Bridge, yaitu jembatan kayu yang panjangnya lebih dari 50 meter dan menghubungkan lima pohon bangkirai.

Pantai Tanah Merah Tanjung Harapan

Dengan menempuh 1 jam perjalanan dari Ibu Kota Negara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Sobat Parekraf bisa berkunjung ke Pantai Tanah Merah Tanjung Harapan. 

Menjadi salah satu pantai eksotis di Kalimantan Timur, Pantai Tanah Merah Tanjung Harapan memiliki pasir putih bersih dan dikelilingi deretan pohon cemara yang rindang. Selain cocok untuk bersantai sambil menikmati suara ombak yang tenang, Sobat Parekraf juga bisa melihat langsung pemandangan matahari terbenam yang sangat memukau di pantai ini. 

Tari Jepen

Selain destinasi wisata, Kalimantan Timur juga memiliki beragam budaya khas yang menarik untuk disaksikan. Salah satunya adalah Tari Jepen. Tarian tradisional masyarakat Kutai ini dipengaruhi budaya Melayu dan Islam.

Tarian yang diiringi dengan alat musik tingkilan ini menggambarkan kebudayaan melayu yang dinamis, atraktif, energik, dan bersahaja. Biasanya Tari Jepen dibawakan di berbagai acara kebudayaan, seperti pernikahan maupun penyambutan tamu.

Budaya Belian Paser Nondoi

Berkunjung ke Kalimantan Timur menjadi momen yang tepat untuk melihat langsung Festival Adat Budaya Belian Paser Nondoi. Dipimpin oleh mulung (dukun adat), Belian Paser Nondoi menjadi ritual adat bersih-bersih kampung dari hal yang tidak diinginkan.

Ritual adat ini sangat memiliki arti kehidupan bagi masyarakat Paser, yakni menghormati leluhur agar mendapat hasil melimpah saat bekerja. Biasanya ritual adat ini berlangsung semalam suntuk, dan ditutup dengan acara makan bersama dengan semua orang yang hadir.  (Sumber: Kemenparekraf.go.id). ***

 

RELATED NEWS