Selama Masa Pandemi Covid-19 SMAN 1 Nangapanda Tetap Hadirkan Interaksi Belajar Secara Terukur, Teratur dan Terkoordinasi

redaksi - Selasa, 27 Juli 2021 09:17
Selama Masa Pandemi Covid-19 SMAN 1 Nangapanda Tetap Hadirkan Interaksi Belajar Secara Terukur, Teratur dan TerkoordinasiKepala Sekolah SMAN.1 Nangapanda, Andreas Kaidu, S.Pd (sumber: Bob Sina)

NANGAPANDA (Floresku.com ) –  Selama masa pandemi Covid-19, SMAN 1 Nangapanda tetap berupaya menghadirkan interaksi belajar secara terukur, teratur dan terkoordinasi. Hal ini dilakukan untuk membuat siswa dan lulusannya  berkualitas dan berkarakter. 

Berkenaan dengan itu,  SMAN 1 Nangapanda yang terletak di wilayah Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende terus membangun koneksi antara orang tua, masyarakat,  dan guru selama masa pandemi Covid-19. 

Koneksi ini sangat penting untuk   meningkatakan pembelajaran dan keberhasilan setiap anak, karena possisi keluarga diperlakukan dengan bermartabat  dan hormat, serta dipastikan agar semua praktik di sekolah  adalah kelanjutan dari praktek di  keluarga. 

Keterhubungan antara  semua elemen pendidikan dibangun dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS) secara konsisten. “Untuk itu diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak. Artinya semua pihak perlu berpartisipasi secara aktif untuk mengembangkan pendidikan, ” ungkap Andreas Kaidu, Kepala Sekolah SMAN 1 Nangapanda kepada awak  media ini di ruangan kerjanya pada akhir pekan lalu, Sabtu (24/7).

Andreas Kaidu menambahkan, selama masa pandemi Covid-19 ini para guru  SMAN 1 Nangapanda memainkan peran strategis untuk membangun hakekat asli dari pendidikan dengan menghadirkan interaksi belajar – mengajar yang terukur, teratur dan terkoordinasi baik melalui pembelajaran daring maupun luring sebagi sebuah bentuk menerapkan   merdeka belajar, yang telah dicanangkan Mendukbudristek RI, Nadiem Makarim.  

“Pada masa  pandemi Covid-19 ini partisipasi dari  orang tua  dalam meningkatakan kualitas pembelajaran menjadi urgensi, sehingga kematangan tumbuh kembang  dalam belajar dapat tercapai dengan dukungan kelurga dan masyarakat,” katanya.

SMAN 1 Nangapanda Jalan Lintas Ende - Bajawa (Foto: Bob Sina)

Kemudian Andreas Kaidu melanjutkan, ekosistim pendidikan di SMAN 1 Nangapanda tidak hanya sebatas interaksi belajar – mengajar antara guru dan murid,  tapi kegiatan pembelajaran dibangun oleh keterhubungan antara seluruh warga sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemangku kepentingan yang terlibat dengan sekolah, termasuk dengan dua Perguruan Tinggi Negeri di Provinsi NTT, yakni Universitas Nusa Cendana Kupang, dan Universitas Timor di Kabupaten Timor Tengah Utara. 

“Setiap tahun sebanyak 30 persen lulusan SMAN 1 Nangapanda lolos dalam seleksi  bidik misi di dua perguruan tinggi tersebut.  Ini adalah sebuah prestasi  untuk mengantarkan lulusan SMAN 1 Nangapanda  mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri,” ungkapnya.

                       Simon Lowa, S.Pd, guru SMAN 1 Nangapanda ( Sumber: Bob Sina)

Simon Lowa, salah satu guru pengasuh mata pelajaran sejarah di SMAN1 Nangapanda menambahkan bahwa, sebagai guru  dirinya harus siap untuk bisa menghadapai tantangan transformasi pendidikan di masa mendatang termasuk menerapakan program Mendikbudristek RI, tentang program digitalisasi sekolah. 

Ia menguraikan bahwa saat ini  SMAN 1  Nangapanda mulai menerapkan digitalisasi sekolah dengan menggunakan sumber daya  yang ada berupa perangkat IT dan persiapan guru dalam meemahami dan menerapkan ketrampilan  digital.   

“Kendala infastruktur teknogi  beserta ketrampilan penggunaan teknologi tidak menjadi ancaman bagi efektifitas pembelajaran  di masa pandemi ini, kami di SMAN 1 Nangapanda, menyiasati dengan menyiapakan modul pembelajaran  bagi siswa, sehingga  tidak terjadi  kesempatan belajar yang hilang atau learning lost,” katanya. 

Pendekatan pembelajaran aktif, Simon menambahkan,  kini telah bergeser menjadi pembelajaran untuk  pemecahan masalah nyata yang terjadi di sekeliling siswa. 

“Sebagai seorang guru, menurut Simon Lowa, harus mampu berperan sebagai penggerak bagi terwujudnya iklim belajar – mengajar yang mendorong peserta didik agar makin terlatih dalam berpikir kritis dan kreatif,” pungkasnya. (Bob Sina)

 

Editor: Redaksi

RELATED NEWS