Seminar Kebangsaan di UNESA: Pemuda Harus Manfaatkan Revolusi Industri 5.0
redaksi - Senin, 10 Juni 2024 16:32SURABAYA (Floresku.com)-Transformasi digital telah menjadi pendorong utama perubahan di berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam memperkuat komitmen kebangsaan.
Hal ini disampaikan Prof. Mochammad Nursalim dalam Seminar Kebangsaan dengan tema “Gerakan Nasional Pemuda Sebagai Penggerak Transformasi Digital Untuk Memperkuat Komitmen Bangsaan: Tantangan, Peluang, dan Rekontruksi Pendidikan di Revolusi Industir 5.0,” di Kampus Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Kegiatan berlangsung pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Nursalim, yang juga sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dari UNESA mengatakan, di era digital, teknologi informasi dan komunikasi memainkan peran sentral dalam memajukan negara melalui peningkatan efisiensi, transparansi, dan partisipasi publik.
"Terkait transformasi bukan hanya tentang adopsi teknologi baru, tetapi juga tentang perubahan cara berpikir dan berperilaku yang memperkuat rasa kebangsaan dan identitas nasional," jelasnya.
- 4000 Serikat Buruh Akan Gelar Aksi Penyampaian Pendapat di Jakarta, 27 Juni Ini
- Dana PIP 29 Siswa SDI Iligetang Terkatung-katung, Asisten Manajer BRI CRM Maumere: 'Kami Perlu Koordinasi Dulu Secara Internal’
Dalam konteks pendidikan menurut dia, transformasi digital membuka peluang untuk pembelajaran jarak jauh yang lebih inklusif dan merata.
Selain itu, transformasi digital juga membawa tantangan yang harus diatasi untuk memastikan penguatan komitmen kebangsaan.
Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan digital, di mana tidak semua wilayah atau individu memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan internet.
"Pemerintah perlu memastikan bahwa infrastruktur digital tersedia dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat, termasuk di daerah terpencil dan marginal.
Literasi digital harus ditingkatkan agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak dan produktif," tegasnya.
Pembicara lain, Ketua Bidang Penataan Jaringan dan Distribusi Kader Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa menegaskan, pemuda memiliki keunggulan kompetitif dalam adaptasi dan inovasi teknologi.
Pada era Revolusi Industri 5.0, pemuda Indonesia sering mempelopori startup yang menawarkan solusi inovatif untuk berbagai masalah sosial dan ekonomi.
“Dengan partisipasi aktif dalam komunitas teknologi dan jaringan profesional, pemuda berperan penting dalam membentuk ekosistem digital yang inklusif dan dinamis, termasuk melalui peran mereka dalam inkubator dan akselerator teknologi,” jelas Hakeng.
Menurut Hakeng, partisipasi pemuda dalam program pelatihan dan edukasi sangat penting untuk meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat luas, termasuk kelompok rentan yang mungkin tertinggal dalam transformasi digital.
“Maka komitmen kebangsaan diperkuat melalui pemberdayaan ekonomi lokal dengan pemanfaatan teknologi untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) serta ekonomi kreatif, yang dapat memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya saat memaparkan materi berjudul 'Peran Pemuda Dalam Transformasi Digital di Era Revolusi Industri 5.0 Untuk Memperkuat Komitmen Kebangsaan.'
Ia menambahkan, peningkatan kualitas pendidikan melalui integrasi teknologi juga harus memberikan akses yang lebih luas dan untuk kualitas pendidikan yang lebih baik. Hal ini membantu menciptakan generasi muda yang cerdas dan berdaya saing.
"Sehingga teknologi dapat digunakan untuk mempromosikan dan melestarikan budaya lokal melalui platform digital, termasuk konten multimedia, aplikasi pembelajaran budaya, dan inisiatif digital lainnya, yang memperkuat identitas nasional dan membangun solidaritas di antara masyarakat,” ungkapnya lagi.
Selain itu, menurut Hakeng, Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor ekonomi digital. Oleh karena itu, pemuda dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Melalui inovasi dan kewirausahaan, mereka dapat menciptakan lapangan kerja baru, mendukung usaha kecil dan menengah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hakeng menyarankan agar pemerintah mendukung inisiatif ini dengan kebijakan memfasilitasi ekosistem startup, memberikan insentif bagi inovator muda, dan, mempromosikan kolaborasi antara sektor publik dan swasta.
“Sehinga semakin jelas partisipasi aktif pemuda dalam tata kelola dan demokrasi digital juga sangat penting,” tegasnya. (PR/Filmon Hasrin).