Sepenggal Kisah tentang Kehidupan dan Harapan Anak Kampung dari Rego
redaksi - Rabu, 22 Oktober 2025 10:18
Oleh: Vinsen Patno*
AKU lahir dan tumbuh di sebuah kampung kecil bernama Rego (yang berada di Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat). Tempat di mana pagi selalu disambut kabut tipis dan suara ayam berkokok.
Hidup di Rego mengajarkanku banyak hal tentang kesederhanaan, kerja keras, dan arti kebersamaan.
Sejak kecil, aku terbiasa membantu orang tua di ladang. Tangan ini pernah memegang cangkul lebih dulu sebelum pena. Tapi justru dari sanalah aku belajar tentang ketekunan dan tanggung jawab.
Setiap langkah di jalan tanah, setiap peluh yang menetes di bawah terik matahari, menjadi bagian dari perjalanan hidupku.

Sekolah di kampung bukan hal mudah. Aku harus berjalan jauh, melewati sungai dan bukit. Namun semangatku tak pernah padam. Aku ingin membuktikan bahwa anak kampung pun bisa bermimpi besar.
Aku belajar dengan tekun, berjuang dengan doa, dan percaya bahwa masa depan bisa dibangun dari tempat sekecil Rego.
Kini, ketika aku menatap kembali jalan yang telah kulalui, aku sadar Rego bukan sekadar tempat lahir, tapi sumber kekuatanku.
Dari tanah inilah aku belajar arti perjuangan, cinta, dan harapan. Aku adalah anak kampung dari Rego, dan aku bangga membawa nama itu ke mana pun langkahku pergi.
Rego Dahulu yang Sederhana, Kini Berkembang Pesat
Dulu, Rego hanyalah sebuah kampung kecil yang tenang. Jalanannya masih berupa tanah merah, rumah-rumah berdinding bambu, dan kehidupan masyarakatnya berputar di sekitar ladang serta sungai.

Suasana pagi selalu diiringi kabut tipis dan suara ayam berkokok, menandakan dimulainya hari yang penuh kerja keras.
Namun waktu berjalan, dan Rego pun berubah. Perlahan tapi pasti, kampung yang dulu sederhana kini tumbuh menjadi desa yang maju.
Jalan-jalan telah beraspal, rumah-rumah berdiri kokoh, dan anak-anak muda Rego mulai menempuh pendidikan tinggi, membawa pulang ilmu untuk membangun tanah kelahiran mereka.
Kini, Rego bukan hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena semangat warganya yang pantang menyerah. Dari kesederhanaan masa lalu, lahirlah kemajuan yang berakar pada gotong royong dan cinta terhadap tanah sendiri.
Rego telah membuktikan bahwa perubahan besar bisa tumbuh dari hati yang tulus dan tekad yang kuat.
Masih Adakah Semangat Kekeluargaan dan Persaudaraan di Tengah Kemajuan Rego Saat Ini?
Kemajuan telah membawa banyak perubahan bagi Rego. Jalan-jalan kini ramai, teknologi mulai masuk ke setiap rumah, dan gaya hidup masyarakat pun perlahan bergeser.
Namun di balik semua itu, pertanyaan besar muncul: masih adakah semangat kekeluargaan dan persaudaraan yang dulu menjadi napas kehidupan di kampung ini?
Di masa lalu, setiap warga saling mengenal. Jika ada yang sakit, tetangga datang membantu. Jika ada pesta panen, semua ikut bergotong royong.

Kini, sebagian dari kehangatan itu mulai memudar, tergantikan oleh kesibukan dan urusan pribadi. Tapi bukan berarti semangat itu hilang sepenuhnya.
Masih ada banyak hati yang peduli, banyak tangan yang terulur saat ada yang membutuhkan. Di setiap senyum yang tulus, di setiap sapaan pagi di jalan, dan di setiap kerja bakti yang masih dijalankan, semangat kekeluargaan itu tetap hidup meski mungkin tak sekuat dulu.
Rego yang maju bukan berarti harus kehilangan jiwanya. Justru di tengah kemajuan, nilai-nilai persaudaraan dan kebersamaan harus dijaga agar Rego tetap menjadi rumah yang hangat bagi setiap warganya.
Aku Rindu Pulang ke Rego
Ada sesuatu yang selalu memanggil dari kejauhan suara lembut yang datang dari kampung halaman, dari Rego. Di tengah hiruk-pikuk kota dan kesibukan yang tak pernah berhenti, hatiku sering melayang pulang ke sana.
Aku rindu aroma tanah basah setelah hujan, rindu suara jangkrik di malam hari, dan rindu tawa anak-anak yang berlari di jalan tanah.
Aku rindu wajah-wajah ramah yang selalu menyapa, rindu senyum ibu di beranda rumah, dan rindu suasana sore ketika matahari tenggelam di balik bukit.
Rego bukan sekadar tempat, tapi bagian dari diriku. Di sanalah aku belajar arti kehidupan, kesederhanaan, dan cinta yang tulus tanpa pamrih. Setiap kenangan di Rego adalah potongan kecil dari jiwaku yang tak pernah hilang.
Aku tahu, suatu hari nanti aku akan pulang. Menyusuri lagi jalan yang dulu kutapaki, mendengar kembali suara alam yang menenangkan, dan merasakan hangatnya pelukan kampung yang selalu menunggu dengan sabar. Karena sejauh apa pun langkahku pergi, hatiku akan selalu kembali ke Rego.
Pesan untuk Generasi Muda yang Lahir dan Dibesarkan di Rego
Wahai generasi muda Rego, kalian adalah harapan dan penerus dari tanah yang penuh cerita ini. Di pundak kalian terletak masa depan kampung yang dulu sederhana, kini terus tumbuh dan berkembang.
Ingatlah selalu akar kalian. Jangan pernah malu menjadi anak desa, karena dari tanah inilah lahir keteguhan, kejujuran, dan kerja keras. Kemajuan yang kalian nikmati hari ini adalah hasil dari keringat dan doa para orang tua yang membangun Rego dengan tangan mereka sendiri.
Gunakan ilmu dan kesempatan yang kalian miliki untuk membawa Rego semakin maju, tanpa melupakan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan rasa hormat kepada sesama. Jadilah generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berjiwa besar dan berhati hangat.
Rego membutuhkan kalian bukan hanya untuk membangun jalan dan rumah, tetapi untuk menjaga semangat persaudaraan yang menjadi jiwa kampung ini. Di mana pun kalian melangkah, bawa nama Rego dengan bangga dan jadikan setiap langkah sebagai bentuk cinta kepada tanah kelahiran***
*Penulis adalah anak kampung dari Rego tinggal di Labuan Bajo. ***