SERI ORANG KUDUS, Kudus, 11 September: Santu Yohanes Gabriel, Imam

redaksi - Sabtu, 11 September 2021 14:09
SERI ORANG KUDUS, Kudus, 11 September: Santu Yohanes Gabriel, Imam Santo Yohanes Gabriel (sumber: Istimewa)

Oleh Romo Egidius Pareira, Pastor, Berkarya di Paroki St. Magdalena Sofia Barat Kombandaru Ende-KAE. 


Para Rekan Klerus
Para Saudaraku terkasih.
Selamat pagi akhir pekan.

Santu Yohanes Gabriel lahir di Perancis. Mereka 8 bersaudara: 3 Imam Vincentian, 2 Suster Putri Kasih, 1 Suster Karmelit, 2 menikah dan hidup sebagai awam Katolik. 

Awalnya dia hanya menghantar adiknya Louis masuk Seminari. Lalu diminta tinggal di Seminari menjaga Louis yang masih kecil. Akhirnya dia juga masuk Seminari dan ditahbiskan menjadi Imam. Adiknya Louis juga menjadi Imam dan mendahuluinya ke tanah Misi Cina. Namun Louis meninggal dalam perjalanan di sekitar laut Jawa. Ayahnya sesungguhnya ingin si sulung menggantikannya kerja di ladang. 

Dari Seminari Yohanes Gabriel menulis surat untuk Ayahnya: Aku mulai belajar bahasa Latin. Tetapi aku bersedia berhenti jika Ayah menghendakinya . Aku mengerti kebutuhan dan rencana Bapak. Untuk belajar, bagiku tidak sulit. Yang membuatku susah ialah tidak bisa membantu Bapak. 

Tetapi jika Tuhan memang menghendaki aku menjadi Imam, aku tidak bisa tolak". Yohanes Gabriel ditahbiskan pada 23 September 1825. Dia kurang sehat. Maka ia mengajar di Seminari. Diangkat menjadi Rektor Seminari Menengah. Tahun 1832 menjadi Wakil Pemimpin Novisiat Vinsensian di Paris. Lalu naik jadi Pemimpin Novisiat. Tahun 1835 menjadi Misionaris ke Cina. 

Dalam perjalanan ke Cina, ia singgah di Batavia, Jakarta; 3 minggu mampir di Surabaya; 07 Agustus 1835 menuju Makao ke Cina. Tinggal di Makao sampai akhir Pebruari 1836; melewati laut sejauh 900 km ke Fu-Kien. Lalu jalan darat 1300 km ke Honan. 

Perjalanan lama dan jauh tetapi semangat tetap membara. Umat Kristiani 1500an jiwa yang tersebar di mana-mana. Dari Honan ke Hubei daerah pegunungan dengan medan yang sulit. Raja setempat melakukan penangkapan dan penganiayaan yang membuat Umat bersembunyi. Ia melayani sambil menyamar. Ia dikhianati oleh seorang muridnya yang menerima upah 30 ons perak dan berlaku seperti Yudas Iskariot, menghantar para serdadu untuk menangkap Pastor Yohanes Gabriel. 

Ia ditahan, menerima siksaan yang ngeri. Ia ditelanjangi, dirantai, diseret, ditusuki besi panas, dicambuki dan akhirnya disalibkan dengan tubuh terkulai sebab lehernya dijerat dengan tali. Martir Kristus ini wafat tercekik di kayu salib pada 11 September 1840. Tahun 1889 ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII dan 1996 dikanonisasi oleh Paus Yohanesn Paulus II. 

Orang kudus ini mempertaruhkan jiwanya demi pekerjaan Kristus (Antifon Pembuka Rumus Umum Seorang Martir Misionaris)

Marilah kita berdoa: Ya Allah Bapak yang Mahakuasa. Engkau memilih Santu Yohanes Gabriel sebagai seorang MisionarisMu. Ia telah melewati bagian wilayah hidup kami menuju Tanah Misinya di Cina. Di sana ia menerima Mahkota Kemartirannya. Kami berharap ya Santu Yohanes Gabiel. Doakanlah kami. Biarkanlah darahmu yang tercurah, mengalir menyuburkan benih iman yang telah mekar berkembang. Biarkanlah semangat Pastoral dan Kemartiranmu selalu hidup juga dalam diri kami untuk mewartakan pekerjaan Tuhan. Amin. 
🎹
Selamat beraktifitas
Semoga sehat selalu
Horas
✝️
(Oppung)

RELATED NEWS