Simak! Begini Cerita Direktur PT Onedegreefish Indonesia, Christina Geor Soal Kisruh Saat Mediasi di Dinas Nakertrans Sikka

redaksi - Selasa, 03 Juni 2025 21:52
 Simak! Begini Cerita Direktur PT Onedegreefish Indonesia, Christina Geor Soal Kisruh  Saat Mediasi di Dinas Nakertrans SikkaChristin Geor (paling kanan) saat mengisahkan peristiwa mediasi di Dinas Nakertrans akhir Mei lalu. (sumber: Silvia)

 MAUMERE (Floresku.com) - Direktur PT Onedegreefish Indonesia, Christina Geor membantah  pernyataan oknum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinas Nakertrans) Kabupaten Sikka yang mengatakan bahwa “tidak ada intimidasi selama proses mediasi antara pihak Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Sikka dengan PT Onedegreefish Indonesia, perusahaan baru pengganti PT Karya Cipta Buana Santosa (KCBS), akhir Mei lalu.”

“Kalau ada yang membantah perihal intimidasi kepada PT Onedegreefish Indonesia oleh oknum-oknum Dinas Nakertrans, itu tidak benar! Kami punya saksi. Kami juga punya bukti terkait itu. Apa iya kami harus membeberkan semua bukti-bukti tersebut?” kata Christin kepada Floresku.com, di kantornya, di Jalan Don Slipi Kelurahan Wailiti Kecamatan Alok Barat, Selasa (3/6). 

Christin kemudian mengisahkan  bahwa pada  Jum'at tanggal 23 Mei 2025, sekirat jam 12.00 Wita,  ia   ditelepon oleh seorang dari Disnakertras Kabupaten Sikka, meminta dirinya untuk datang ke kantor Dinas Nakertrans. 

“Ternyata tiba di sana  di ruangan itu sudah ada belasan karyawan plus dua orang lainnya,” katanya.

“Awalnya itu saya masih kurang ngeh, dan  tidak terlalu peduli  kehadiran dua orang yang bukan karyawan, ada dalam ruangan itu,” lanjutnya.

“Kedua orang itu berada di barisan paling depan,” jelas Christin.

“Saya sendiri yang mewakili dari perusahaan. Saat  saya menjelaskan tentang kondisi perusahaan, pembicaraan saya langsung dipotong oleh salah seorang dari dua orang itu. Terus saya bertanya: siapa dua orang ini?”

“Akhirnya salah satu dari kedua orang menjawab. Dia bilang, “saya wakil perusahaan.”
“Sontak, saya kaget karena saya mengenal semua karyawan saya.” Ungkap Christin pula.

Kemudian orang itu mengubah pernyataan, katanya: “saya wakil karyawan.”
“Saya bilang, oke, kalau anda adalah wakil karyawan, legal standingnya mana?”

Suasana mediasi antara PT Onedegreefist dengan para karyawan karyawan yang ditinggalkan PT. Karya Cipta Buana Santosa, di Disnaker Sikka. Mediasi pada Rabu (28/5) itu berlangsung panas dan owner PT Onedegreenfist merasa terintimidasi. (sumber: Istimewa)

Kemudian, seorang yang lain  tiba-tiba menjawab,“Saya tadi malam yang antar mereka (baca:karyawan) ke Bupati.”

“Bupati telepon langsung Pak Kadis yang perintahkan kami untuk ke sini, kami mewakili ke sini hanya karena perintah Bupati,” lanjuta orang itu lagi.

Kepada media ini, Christin juga menegaskan  bahwa keberadaan kedua orang ini tanpa ada legalitas hukum sama sekali.

“Tentu saja saya tidak terima (kehadiran mereka). Saya minta mereka dua untuk meninggalkan ruangan dan pertemuan tersebut itu akhirnya, ditunda,” kata Christin. 

Pertemuan kedua  terjadi hari Rabu tanggal 28 Mei 2025.  Kedua orang itu ada lagi. Namun,  Christin membiarkan saja mereka itu hadir.

“Saya pikir kedua orang ini mewakili karyawan mau sampaikan aspirasi karyawan, karena mungkin karyawan tidak bisa omong dengan lugas,” kata Christin. 

Namun, pada saat mediasi berlangsung kedua orang itu bukannya menyampaikan aspirasi karyawan malah mengintimidasi dengan kata kata: "Hei, kau itu tuh orang asing. Kau hanya datang mau coba-coba. Dengan investor itu tuh, jangan kasih hati. Jangan terlalu percaya dengan mereka.”

Begitu kata salah seorang dengan suara keras sambil menunjuk ke arah  bos saya (baca: Mr Kevin, Owner  PT Onedegreefish Indonesia,)

Orang itu lalu berbicara  lagi. “Hei kau hanya orang asing, diam kau,” ujar Christin menirukan suara orang tersebut.

Christin lalu merespon orang itu: “Perwakilan karyawan koq bahasanya seperti itu ya?” 

Kemudian, orang itu berkata lagi: “Hei, diam kau Chris, kau jangan gurui saya di sini. Saya ini sudah Wakil Negara ini. Saya ini sudah paling tinggi sudah di sini. Jangan main-main ya di sini. Jangan buat dagelan ya kalian di sini. Jangan main-main. Saya bisa bunuh orang di sini.”

Kepada media ini Christin beranya: “Itu bahasa apa? Apakah itu bukan intimidasi?”

“Saya mau omong saja langsung di suruh diam. Katanya, jangan menggurui saya di sini.”

Christin lalu mengatakan, “Saya punya bukti semua apabila suatu saat dibutuhkan. Saya siap  mau sampai di mana, mau RDP, mau apa pun. Sebab saya punya tanggung jawab juga besar. Karyawan di sini banyak, tidak mungkin ada orang bilang tutup, terus saya langsung  tutup saja (perusahaan ini).”

“Dan kalau karyawan yang bilang tutup, oke ditutup.Tapi kalau yang bilang tutup itu orang pemerintah, logika apa ini? Pemerintahan model begini ini?” tanya Christin.

Setelah mendengar kisah Christin,  Floresku.com menghubungi (melalu HP)   Yofani Maria Renya Rosari Francis yang juga hadir saat proses mediasi, mendampingi investor.

Terkait proses mediasi tersebut Yofani Maria berkomentar singkat, katanya:  “Sebagai "Public servant" atau pelayan publik dalam situasi apa pun harusnya bersikap tetap profesional dan penuh empati. Dia harus memakai  diksi yang menentramkan agar proses mediasinya bisa berjalan efektif dan kondusif”

“Pelayan publik itu ‘kan dibayar dengan pajak rakyat lho. Jadi, tolonglah aturlah rakyat sesuai dengan regulasi, itu saja,” ungkap ibu Yofani Maria.

Kiri:  Ikan, hasil tangkapan nelayan di Maumere. Kanan: Nelayan asal Wuring (Foto: Silvia)

Nelayan ikut berbicara
Kegaduhan yang mewarnai mediasi ini membuat beberapa nelayan pun ikut bersuara.
Rizal  yang berasal, dari Wuring berharap  perusahaan (baca: PT Onedegreefish Indonesia) dapat tetap berjalan karena ia dan rekan-rekan nelayan yang lain  sangat membutuhkan kehadiran perusahaan.

“Kalau ada perusahaan ini ‘kan lebih cepat dapat uangnya. Berapa pun banyaknya hasil melaut pasti terbeli. Kita antar ikannya, langsung dibayar. Jadi kita juga bisa segera melaut lagi,”  ujar Rizal.

Tetapi,  katanya lagi, “kalau ke pasar ‘kan lama, harus menunggu berhari hari sampai, ikan habis terjual baru kami bisa kembali laut. 

“Soal persediaan es juga selalu tersedia di perusahaan ini. Selalu ada stoknya  dan tidak, terbatas jumlahnya,” kata Rizal lagi.

Harapan yang sama disampaikan Thamrin, Daud dan Zainal,  nelayan asal Wuring lainnya.

“Kita sangat berharap agar perusahaan tetap berjalan. Pemerintah bantu kami, jangan sampai pemiliknya pulang dan perusahan ini ditutup,” kata Thamrin, dan dibenarkan oleh Daud dan Zainal dengan menganggukkan kepala. (Silvia) ***

RELATED NEWS