SISI KEHIDUPAN: Padre Amans Laka SVD dan Sepenggal Kisahnya di Tanah Misi Kuba (2)

redaksi - Jumat, 18 Juni 2021 14:24
SISI KEHIDUPAN: Padre Amans Laka SVD dan Sepenggal Kisahnya di Tanah Misi Kuba (2)Padre Amans bersama kuda Kuba. Kuda merupakan 'alat' transportasi yang bagus untuk masuk ke wilayah misi di pedesaan Kuba (sumber: Koleksi P. Amans)

KAMIS, 31 Desember 2019, beberapa jam menjelang malam Tahun Baru 2020, Padre Amans menjejakkan kakinya di Bandara Internasional José Martí,  pintu gerbang utama Kuba. Bandara itu terletak di Boyeros, sekitar 15 km barat daya ibu kota negara República de Cuba,  La Havana.  

“Saya datang ke Kuba atas permintaan atasanku di Roma. Wilayah kerjaku bukan saja di Kuba tapi juga di Meksiko sampai berbatasan dengan  Tijuana USA. Karena pusat Provinsi SVD, tempat saya berkarya berada di Meksiko,” jelas Padre Amans melalui WhatsApp, Senin,14 Juni, pukul 19.29 WIB.

Situasi Misi di Provinsi SVD Meksiko (Meksiko - Kuba)

Wilayah Provinsi SVD Meksiko sangat luas. Buku Kuning ‘Mision SVD 2018 PANAM”  halaman 383 – 389  menyebutkan, Provinsi SVD Meksiko meliputi negara Meksiko dan Kuba (Lihat peta). 

Wilayah Provinsi SVD Meksiko (Meksiko-Kuba) (Sumber: Buku Kuning ‘Mision  SVD 2018 PANAM”  halaman 383)

Buku itu menerangkan kalau gereja  Katolik di Meksiko umumnya dianggap konservatif. Tetapi ada upaya di beberapa keuskupan untuk beralih dari pendekatan pastoral yang  tradisional "sakramentalisme" ke  pendekatan "evangelisasi baru" yang lebih ‘membumi’ atau menjawabi kebutuhan riil rohani dan jasmani umat.

Perihal hubungan gereja Katolik dan negara Meksiko, Buku Kuning menulis begini: “Gereja (Katolik) telah berpengaruh lama dalam sejarah Meksiko, maka hubungannya dengan negara berfluktuasi. kadang-kadang keduanya akrab,  namun pada waktu lain secara terbuka bermusuhan. Bahkan, Konstitusi meksiko memaksakan pemisahan yang tegas antara gereja dan gegara.” 

Pada 1992, jelas buku itu lagi, “setelah Vatikan melakukan beberapa upaya pendekatan,  pemerintah Meksiko mengakui  hak-hak sipil untuk beragama, tetapi tidak semua hak dan kebebasan yang diharapkan gereja diakui. Misalnya, pemerintah tidak mengijinkan pendidikan agama di sekolah negeri, dan para orangtua tidak diberikan hak untuk memutuskan pendidikan agama bagi anak-anak mereka.” 

Data statistik 2017 mengungkapkan bahwa dari 130,5 juta penduduk di Meksiko, 87,99 persen adalah Katolik, 5,20 persen Protestan, 2,07 persen dari denominasi Kristen lainnya, 0,05 persen adalah Yahudi, dan 0,31 persen dari agama lain, 3,52 persen adalah ateis atau agnostik.

Situasi misi di Kuba sedikit berbeda. Buku Kuning itu menyatakan, terlepas dari upaya pemerintah untuk menghilangkan kehidupan beragama dan keberadaan gereja, namun masyarakat Kuba mempertahankan apresiasi dan kerinduan mereka terhadap agama. Memang, sebagian masyarakat memanifestasi rasa beragama mereka melalui praktik sinkretisme seperti "santeria" dan "spiritismo". Beberapa sekte juga muncul di sana.

Namun, gereja Katolik di Kuba memiliki rencana pastoral yang baik, setelah berkonsultasi dengan masyarakat. Prioritas pastoral gereja hingga 2020 membangun  keterbukaan terhadap praktik beragama, menumbuhkan gereja yang misioner dan melakukan inisiasi dan pelayanan sakramental, menampilkan wajah  gereja yang simpatik dan siap membimbing, mengampuni,dan mendamaikan. Dengan begitu, ada harapan besar bahwa keluarga dan masyarakat Kuba semakin terlibat bersama gereja menciptakan ruang persekutuan; semakin berkomitmen dalam kesaksian hidup Kristiani; membangun sebuah gereja yang menghidupi imannya dalam komunitas.

Pelayanan Padre Amans di Kuba

Perihal karya  pelayanan atau misinya di Kuba, Padre Amans kemudian melanjutkan, “Mula-mula, saya bekerja di Kota Mayari. Itu adalah  Paroki  SVD pertama di Kuba. Wilayah paroki ini dekat dengan kota Biran,  tempat kelahiran Fidel dan Raul Castro”. 

Fidel Alejandro Castro Ruz (13 Agustus 1926 - 25 November 2016) adalah seorang revolusioner dan politisi Kuba yang menjabat sebagai perdana menteri Kuba dari 1959 hingga 1976 dan presiden dari 1976 hingga 2008. Raúl Modesto Castro Ruz lahir 3 Juni 1931,  adalah pensiunan  jenderal dan politis Kuba yang menjabat sebagai sekretaris pertama Partai Komunis Kuba. Ia menjadi Presiden Kuba, menggantikan saudaranya Fidel Castro (19 April 2011 – 19 April 2021).

Namun, Padre Amnas  menambahkan, “sejak bulan Juni 2021 saya pindah tugas ke ibu kota negara, La Havana. Itu  atas permintaan Uskup dan atasan SVD.”

Tentang pelayanannya di Kuba, Padre Amans mengisahkannya dengan sejumput kalimat yang sangat berkesan. 

“Karya misi SVD di Kuba cukup beragam. Selain pastoral paroki, juga ada caritas. Dan, saya berinisiatif untuk bekerja dengan orang-orang pinggiran, orang buangan, orang kecil juga petani,” tulis Padre Amans lewat aplikasi WhatsApp, Senin, 14 Juni 2021,pukul 20.28 WIB.

Dia lalu menambahkan, ‘Saya mendampingi orang-orang kecil, kaum pinggiran, dan para petani sederhana. Saya menyiapkan anakan nenas, mangga, sirsak, anonak, kakao, dan avokad lalu membagi-bagikannya  untuk mereka scara gratis.”

Kita tahu, tulis Padre Amans lagi, Kuba adalah negara penghasil cerutu yang terbaik di dunia. “Para petani Kuba menanam banyak tembakau. Namun, untuk meningkatkan penghasilan mereka, saya pun melatih mereka untuk menanam tanaman lain seperti nenas, avokad, kelapa, dan tanaman lainnya sebab tanahnya subur dan iklimnya mirip kota Bandung.”

“Saya juga mengajak anak-anak muda Kuba untuk mencintai tanaman. Saya melatih mereka untuk bercocok tanam dan membagikan bibit tanam kepada mereka juga Mengapa? Saya melihat sistem komunis membuat rakyat tertidur dan hanya menadahkan tangannya kepada pemerintah.”

Dia melanjutkan, “belum lama ini saya membaca ulasan media yang menegaskan bahwa Kuba mulai terlepas dari sistem sosialis-komunis. Tapi dalam kenyataannya, pemerintah di Kuba masih dikuasai oleh regim militer. Kebebasan bersuara dan bergerak  sangat dibatasi.  Dalam banyak hal lain, rakyat masih dikekang oleh pemerintah. Tanah pertanian luas, tetapi rakyat tidak bisa memiliki tanah secara pribadi. Bahkan, untuk membeli makanan pun warga harus mengantri. Aneh, tapi nyata!”

Sebelumnya, pada akun facebook-nya tertanggal 8 Maret 2021, Padre Amans menorehkan beberapa baris kalimat yang menggambarkan visi pribadinya dalam bermisi di negeri yang sering diasosiasi dengan Presiden Fidel Castro. 

Dia menulis sebagai berikut: “Kata napas, ′′Tidak ada pekerjaan memalukan, (yang justru) memalukan adalah tidak mau bekerja".

Kemudian dia melanjutkan, ′′Jika matahari tidak terbit... manfaatkan hujan. Jika kamu memberikan yang terbaik dari dirimu kepada kehidupan,  kehidupan akan mengembalikan yang terbaik bagimu,  cepat atau lambat. Apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai’

Tulisnya lagi, “Saya suka pada orang-orang sederhana. Saya  mengagumi orang-orang yang kurang percaya diri karena miskin dan kurang pendidikan, lebih dari siapa pun. Saya mengasihi orang-orang yang dalam setiap tindakan memberikan jiwanya, hatinya untuk orang lain meski dirinya tidak kaya secara material". 

“Bagaimanapun, menurut saya tidak ada kerendahan hati yang sejati adalah inspirasi bagi karya misi. Tidak ada penginjilan yang mendalam, tidak ada kesaksian yang abadi, dan efektif, kecuali meneladani pribadi Yesus, Sabda Allah yang menjadi manusia.”

Padre Amans kemudian menambahkan, “Kuba itu negeri yang tanahnya sangat subur. Negara inil memiliki sumber air yang sangat berlimpah. Namun, saya belum bisa mengerti mengapa para petani tidak makmur seperti di Argentina?”

Padre Amans  berpose dengan latar kebun jagung nan luas di Kuba. Dia  melatih para petani teknik menanam singkong jdan  jagung. Namun,  oleh karena Kuba adalah negara sosialis- komunis,  petani tak bisa memiliki tanah pribadi. (Foto: Koleksi pribadi P. Amans)
Padre Amans membagi bibit tanaman untuk seorang petani sederhana (Sumber: Koleksi Priibadi P.Amans)
Keluarga petani tembakau ini pun mendapat bibit tanaman gratis dari Padre Amans (Sumber; Koleksi Pribadi P.Amans).

Peran Ekaristi dan Keluarga

Sebagai imam, biarawan dan misionaris SVD, Padre Amans menyadari bahwa seluruh pelayanannya bersumber dan terarah sepenuhnya  pada Yesus Kristus, Sang Sabda yang menjadi Anak Manusia. Untuk itu ia selalu berusaha memberi kesaksian tentang Yesus Kristus melalui Ekaris Kudus. 

Pada acara pertemuan dan Natalan bersama para agen pastoral dan El P. Marcos Pirán, Uskup Holguin di Katedral San Isidoro di Holguín, 30 Desember 2020 lalu, Padre Amans bersaksi bahwa dia menjalani hidupnya sebagai Ekaristi yang berkepanjangan dan selalu berusaha menghargai hidup komunitas dan keluarga.

Lebih lanjut dia berkata antara lain begini: "Ketika ada anak-anak, ada kegembiraan, ketika ada orang muda ada harapan, ketika ada keluarga ada dukungan dan ketika ada orang tua, di situ ada kebijaksanaan." (BERSAMBUNG)

Ditulis oleh Maxi Ali, berdasarkan komunikasi melalui aplikasi WhatsApp.

RELATED NEWS