SLOKI MUARA, Sabtu Biasa XXXI, 06 November 2021:Setia dalam Perkara Kecil

redaksi - Sabtu, 06 November 2021 09:12
SLOKI MUARA, Sabtu  Biasa XXXI, 06 November 2021:Setia dalam Perkara KecilSaturday Smile, Setia dalam Perkara Kecil. SlokiMuara Akhir pekan. (sumber: Rd Josal)

MAUROLE (Floresku.com) - Pada Sabtu  Biasa XXXI, 06 November 202,  RD Josal Petrus Baleng, Pastor Paroki Salib Suci Maurole kembali mengajak kita  melalui kolom SlokiMuara: Saluran Obrolan Karya Iman Mutiara Utara untuk merenungkan Injil Lukas 16: 9-15. 

"Hendaklah Kalian Saling Memberi Salam Dengan Cium Yang Kudus" (Rom 16:3-9.16.22-27) 
"Kalian Membenarkan Diri Di Hadapan Orang, Tapi Tuhan Mengetahui Hatimu. Sebab Apa Yang Dikagumi Manusia Dibenci Oleh Allah" (Luk 16:9-15).

Buka dan baca Surat Paulus pada perikope diatas lalu cermati bagaimana Paulus memberi Salam dengan berjuang menghindari kelakar konyol yang kadang jauh dari santun. Paulus menyebut nama dan mengangkat jasa persona yang disalaminya. Paulus memberi kehormatan tinggi bagi mereka dan meyakinkan mereka akan Karya Roh Tuhan dalam diri mereka. 

Sering kita temukan ucapan salam di medsos yang meredusir makna cinta secara tepat. Sebagai misal, Ada 2 contoh salam yang kerdil makna. Pertama: di WA, Ig, FB anak zaman Now lagi seru-serunya mengucapkan "Salam Dari Binjai". Isinya kekerasan terhadap ekologi atau pengrusakan pohon pisang sabagai tanaman penting penyangga ketahanan pangan nasional.

Kedua: Dulu (1 dekade lalu) ada salam di TV dari salah Satu Partai Politik, Salam Anti Korupsi,  tapi yang jadi miris beberapa bintang iklan bahkan tokoh pentingnya terlibat korupsi besar setelah itu. 

Kita mungkin berlomba-lomba mengejar kekaguman (popularitas) tapi justru kita sering terjebak di dalamnya. Kita berjuang menjangkau ketenaran dunia (Viralitas) padahal arti Viral itu sebenarnya penyebaran wabah virus yang masif dan memprihatinkan. 

Yang Viral belum tentu paling benar, paling hebat. Jangan sampai kita viral karena kejahatan bukannya kerja tulus. Mari Setia dalam perkara kecil, agar karya dan pengabdian kita tidak terseret oleh Anak-Anak dunia ketamakan dan termakan kemunafikan. 

Mulailah dengan Senyum, Sapa dan Salam tanpa kamuflase. Kita berharga karena kejujuran, ketulusan dan kesetiaan mengabdi pada kebenaran.***

RELATED NEWS