Solo Indonesia Culinary Festival Akan Digelar 9 hingga 12 Mei 2024, Usung Tema 'Soto'

redaksi - Minggu, 28 April 2024 13:13
Solo Indonesia Culinary Festival Akan Digelar 9 hingga 12 Mei 2024, Usung Tema 'Soto'Soto Ayam (sumber: Istimewa)

SOLO (Floresku.com) - Tak lama lagi dunia kuliner Kota Solo akan diserbu para penggemar kuliner. Betapa tidak, Solo Indonesia Culinary Festival (SICF) kembali digelar pada 9 hingga 12 Mei 2024 di area parkir Stadion Manahan Solo.

Direktur Utama Sinergi Event Daryono sekaligus Ketua Penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival menjelaskan latar belakang kuliner Soto sebagai tema untuk event yang sudah berjalan 9 tahun ini.

“Soto menjadi makanan favorit semua usia dan kalangan. Bisa kita lihat betapa banyaknya Soto di Solo, bermacam-macam jenisnya hampir dari semua daerah ada,” kata Daryono pada jumpa pers SICF di Soto Gading Tipes, Jumat (26/4).

“Tema yang akan kita angkat tahun ini adalah soto, makanan favorit dari mulai anak-anak, remaja, dan orang tua. Soto ini tidak mengenal ego teritorial, sudah menjadi makanan yang merakyat dan mendarah daging,” paparnya.

“Potensi yang besar tersebut menginspirasi kami bagaimana soto bisa menjadi hidangan tidak hanya di skala lokal tetapi juga disajikan ke tamu-tamu nasional dan internasional,” lanjut Daryono.

Dijelaskan, soto sebenarnya masuk jenis sup. Selain Solo khas Solo, masyarakat sudah sangat familiar dengan berbagai jenis soto, di antaranya Soto Lamongan, Soto Kudus, Soto Semarang, Soto Boyolali.

Melalui SICF, pihaknya juga ingin memperkenalkan kuliner nusantara yang jarang dikenal masyakarat atau kurang populer di Indonesia, misalnya lemang dari Minangkabau, Sumatera Barat.

Padahal, kata Daryono, sudah banyak restoran atau tempat kuliner yang menyajikan masakan luar negeri, seperti masakan Jepang, masakan Korea, masakan Thailand, masakan Vietnam, dan lain-lain.

“Event ini diharapkan sebagai ajang promosi potensi kuliner daerah,” ujar Daryono.

Tak hanya itu, Solo dikenal sebagai Solo Food Smart City atau Kota Cerdas Pangan yakni kota yang mampu menyeimbangkan produksi pangan dengan kebutuhan pangan penduduknya.

Melalui SICF, diharapkan Solo bisa menjadi contoh bagaimana sebuah kota memanajemen potensi pangan. Sebab kuliner berkontribusi tidak hanya dalam ranah penyerapan tenaga kerja hingga pengentasan kemiskinan.

“Maka dari itu kuliner termasuk ekonomi bisnis yang merupakan program sustainable atau berkelanjutan. Termasuk bagaimana upaya agar dari bahan baku sampai barang sisa tidak menjadi masalah sampah,” urai Daryono.

Isu lain yang diangkat di SICF 2024 adalah sarapan kekinian.

Bagaimana membuat bahan pangan lokal menjadi menu sarapan pagi keluarga zaman sekarang yang jadi dalam berapa menit sehingga lebih efisien sebab orang semakin sibuk.

Daryono juga mengungkapkan bahwa SICF juga akan mengangkat kuliner berbahan dasar ikan.

Agenda lain dalam SICF adalah masak besar menu soto dan akan dibagikan ribuan mangkok soto.

Pihaknya akan mengundang para pelaku kuliner soto yang akan memamerkan ciri khas soto masing-masing. Karena meski basis soto sama namun soto tiap daerah menggunakan kondimen yang berbeda.

“Harapan kami Kota Solo ini menjadi pioneer bagaimana kuliner menjadi potensi daerah, bukan urusan sekadar jual makanan. Diharapkan kontribusi sektor kuliner meningkat terhadap pendapatan asli daerah,” terangnya.

“Ke depan diharapkan Solo tidak hanya menjadi kota kuliner melainkan bisa mencapai taraf kota gastronomi dan bisa menjadi salah satu destinasi gastronomy tourism di Indonesia,” ungkapnya.

Ditambahkan, SICF yang akan digelar pada tanggal 9-12 Mei 2024 memang diselenggarakan juga dalam rangka Solo Great Sale atau SGS.

SICF terselenggara berkat dukungan dari sejumlah organisaai dan asosiasi di antaranya, Indonesian Chef Association (ICA), PHRI, KADIN termasuk komunitas kuliner di Solo.

“Kami juga mendorong capaian target penggunaan QRIS,” pungkasnya.

RELATED NEWS