SOROTAN: Manusia Postmodern: Meragukan Iptek
redaksi - Jumat, 07 Mei 2021 10:10Oleh Anthony Tonggo
PERADABAN manusia sudah berjalan jauh. Dari zaman batu, logam, hingga era modernisasi yang mengagungkan ilmu pengetahuan (Iptek) di abad 20, manusia sentaniasa mencari kebahagiaan, ketenangan jiwa. Sudah supramodern teknologi hingga ultramodern virtual masih mengejar hal itu. Ternyata masih sia-sia.
Menjelang Abad 21, manusia mulai masuk era Postmodern atau Posmo atau Postmodernisme. Mereka mulai meragukan Iptek. Kembali ke alam, ke tradisi, ke masa lalu, ke mitologi. Filsafat menebarkan METAFISIKA; kekuatan dibalik fisikal yang daya tangkapnya non-indrawi.
Pagi dini hari Minggu 11 April yang lalu, sekitar pukul 05.00 saya menuju air rumpun bambu di hutan di Berbah, Sleman, DIY. Mencoba memberi jiwa pada rumpun bambu. Mandi di pancuran hutan, airnya muncul dari rumpun bambu.
Pada masa kecil, kakek-nenekku bilang mandi di air pancuran hutan yang sepi di pagi yang subuh (manu-kako atau ngguru-nggara) akan lebih sehat dan jiwa lebih tenang damai.
Siapa tahu air mancur hutan rumpun bambu lebih ampuh dari para medis, psikolog, dan para penceramah agama. Biar rumpun bambu jadi pesaing berat kaum berijasah, bergelar, dan lain-lain. Hahahaha...!
Sama juga dengan kita relasi Tuhan, letak kekuatan atau mujarabnya bukan pada rumpun bambu dan air pancurannya, tapi pada pikiran dan keyakinan orangnya. (*)