SOROTAN: Messi, PSG dan Wisata Bola
MAR - Minggu, 29 Agustus 2021 18:59Oleh Jannes Eudes Wawa*
LEONEL Messi, megabintang sepak bola dunia seolah tidak percaya bahwa dirinya akan berpisah dengan klub Barcelona pada musim panas 2021 ini. Meski sejak 1 Juli 2021 sudah berstatus bebas kontrak, tetapi dia masih meyakini bakal bertahan lebih lama lagi di klub Catalan itu. Maka, dia pun menangis saat menggelar konferensi pers perpisahan dengan Barcelona di Stadion Camp Nou pada Minggu (8/8) waktu setempat.
Dalam siaran yang ditayangkan sejumlah televisi, tampak sang istri, Antonella Roccuzzo sempat memberikan sapu tangan untuk membersihkan air matanya. Putra sulungnya, Thiago Messi juga tidak tahan melihat ayahnya menangis. Dia sepertinya marah, dan langsung menutup kedua kupingnya dengan tangan. Ruangan pun tampak hening.
Suasana menjadi emosional ketika semua yang hadir dalam konferesi pers, termasuk skuad Barcelona dan mantan pemain, seperti Carles Puyol hanya diam dan tertegun melihat Messi menangis. Setelah bisa mengendalikan dirinya dari kesedihan itu, Messi pun berkata bahwa dirinya tidak pernah mau meninggalkan Barcelona.
“Saya tidak tahu apakah saya dapat berbicara. Beberapa hari terakhi ini, saya berpikir, bertanya-tanya apa yang bisa saya katakana. Saya terkejut. Ini saya sulit bagi saya setelah seumur hidup di klub ini. Saya tidak siap. Tahun lalu, ketika kekacauan burofax pecah, saya tahu apa yang harus saya katakana. Tapi tidak tahun ini,” kata Messi seperti dilansir CNN Indonesia edisi (18/8/2021).
Puluhan orang yang hadir dalam konferensi pers itu kemudian memberikan tepuk tangan yang cukup lama usai lelaki kelahiran Rosario, Santa Fe, Argentina pada 24 Juni 1987 ini menyelesaikan ucapan perpisahan. Messi pun kembali menangis. Dia begitu terpukul dengan kenyataan yang dihadapi.
Messi sangat setia dengan Barcelona. Maklum, selama 17 tahun, dia berkarir sebagai pesepak bola profesional dengan klub yang berusia 121 tahun tersebut. La Pulga memulai debutnya sebagai bocah ajaib di La Masia pada musim 2004/2005, kemudian menjelma jadi megabintang dan kapten Blaugrana sampai musim 2020/2021.
Apa yang dialami Messi sesungguhnya bukan hal baru. Perpindahan serupa selalu dialami semua pemain sepak bola profesional. Setiap musim pasti terjadi transfer pemain. Itulah industri sepak bola.
Dalam bisnis ini pun berlaku juga adagium tidak ada yang abadi, kecuali perubahan. Jadi, siapa pun dia, saat “berjaya” hendaknya jangan terlena dengan kenyamanan, sebab hal itu tidak abadi. Sewaktu-waktu bakal terdepak, sebab regenerasi selalu sulit terhindarkan.
Sang berlian
Meski telah berusia 34 tahun, tetapi Messi tetaplah berlian. Dia belum habis. Dia masih memiliki daya magnet yang besar baik di dalam maupun di luar lapangan hijau. Dia juga masih mampu menyedot uang yang sangat besar dari aspek lain di luar lapangan.
Apalagi dalam industri sepak bola saat ini, penghasilan klub tidak semata-mata dari penjualan tiket. Ada banyak peluang yang selalu digarap untuk memberikan pemasukan bagi klub. Pemain bintang menjadi salah satu kekuatan yang dapat diandalkan. Klub juga menata dan mengelola markasnya, termasuk stadion menjadi daya tarik untuk dikunjungi para penggemar dan wisatawan. Kunjungan tersebut menjadi salah satu sumber pendapatan.
Lihat saja selama di Barcelona. Setiap tahun jutaan suporter sepakbola, penggemar Leonel Messi, dan klub Barca mendatangi kota Barcelona, termasuk Camp Nou yang menjadi markas klub kebanggaan masyarakat Catalan itu. Selain menonton pertandingan, mereka juga berwisata mengelilingi markas Barca ingin melihat stadion, merasakan sensasi di ruang ganti pemain, melihat trofi, ruangan sauna dan jacuzzi, tempat pemain berelaksasi, lalu melihat sepatu lawas Messi yang ada dalam kotak kaca, serta lain sebagainya. Motivasi utama adalah ingin merasakan aura Messi dari dekat.
Untuk menikmati paket komplit mengeliling Camp Nou dan menjelajahi ruang ganti Messi, dan pemain Barcelona lainnya tidak murah. Setiap pengunjung dikenakan biaya 84 euro atau sekitar Rp 1,416 juta. Ini biaya yang tidak murah.
Meski harga tiket lumayan mahal, tetapi tidak menyurutkan semangat pencinta dan penggemar klub Barcelona dan Messi mengunjungi Museum Barcelona ini. Menurut laporan El Mundo, pengunjung Museum Barcelona melalui Camp Nou Experience, pada tahun 2014, misalnya, sekitar 1,5 juta orang. Lalu tahun 2017 dikunjungi sekitar 1,7 juta orang. Messi menjadi salah satu faktor utama yang mendongkrak pengunjung yang begitu banyak.
Dengan jumlah pengunjung sebanyak itu, Camp Nou berada di urutan keempat di Barcelona. Di atasnya yakni Museum Reina Sofia sebanyak 2.667.166 pengunjung, Museum Prado dikunjungi 2.536.844 orang, dan Museum Dali 1.535.170 orang.
Dengan kunjungan yang terus-menerus dari para penggemar itu membuat Camp Nou sebelum pandemi wabah virus corona (covid)-19 mampu menghidupi diri sendiri. Tidak mencari biaya dari pos lain untuk perawatan fasilitas dan lainnya.
Melihat kenyataan di Barcelona, maka bukan tidak mungkin antusiasme penggemar Messi akan melakukan hal serupa di Paris Saint Germain (PSG), klub yang dibelanya saat ini. Markas PSG akan menjadi salah satu tujuan wisata terfavorit di Paris, selain Menara Eifel, Museum Louvre, serta Katedral Notre Dame. Jutaan pengunjung bakal berdatangan guna merasakan dari dekat aura Leonel Messi, termasuk ingin menonton sang idolanya bermain.
Antusiasme yang tinggi dari penggemar saat menyambut Messi dan keluarganya tiba di markas PSG pada Rabu (11/8/2021) menjadi pertanda bahwa Paris bakal menyedot cukup banyak wisatawan bola. Serbuan wisatawan bola itu juga akan dirasakan di kota-kota lain di Perancis saat Messi dan timnya bermain (tandang).
Selama ini Paris dan Perancis pada umumnya, termasuk salah satu negara di Eropa yang paling banyak dikunjungi wisatawan asing. CEIC Data melaporkan, wisatawan asing yang mengunjungi Perancis pada tahun 2017 mencapai 86.860.591 orang. Jumlah tersebut meningkat tajam dibanding tahun 2016 sebanyak 82.682.174 orang.
Meski demikian, pemerintah dan berbagai lembaga di Perancis tidak pernah puas dengan jumlah kunjungan wisatawan asing itu. Mereka terus melakukan promosi hingga ke seluruh dunia, menggelar event dan sejumlah aktivitas berkelas dunia yang memungkinkan semakin banyak wisatawan asing masuk ke negeri itu. Kini, Messi menjadi magnet dan ikon baru bagi pariwisata Perancis.
Kecerdikan PSG
PSG sepertinya sadar betul bahwa Messi merupakan merek yang bernilai tinggi di dunia. Itu sebabnya meski memberi gaji sebesar 35 juta euro atau setara Rp 590 miliar per tahun bukan menjadi masalah serius. Bahkan, PSG bisa memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki Messi untuk memberikan manfaatkan dalam banyak aspek.
Lihatlah di saat hari perkenalan, PSG langsung menjual jersey kendang dan tandang bertuliskan Messi dengan nomor punggung 30. Harganya pun 107,99 euro atau sekitar Rp 1,9 juta. Harga yang sebetulnya tidak murah untuk situasi krisis ekonomi saat ini akibat wabah covid-19.
Hebatnya hanya dalam waktu 20 menit jersey yang dijual melalui toko daring PSG itu habis dibeli penggemar. Sejauh ini, menurut laporan tempo.co edisi 26 Agustus 2021, PSG dikabarkan telah mendapatkan pemasukan 120 juta euro atau sekitar Rp 2 triliun dari penjualan jersey bertuliskan nama Messi. Sebanyak lima persen dari penjualan jersey PSG itu menjadi milik Michael Jorban, legenda NBA. Hal ini terjadi, sebab sejak 2019/2020, PSG bekerja sama dengan apparel milik Jordan, yakni Nike Air Jordan dalam pembuatan jersey.
Pendapatan yang diperoleh PSG melalui Messi bakal masih terus meningkat seiring penampilan yang brilian di lapangan hijau. Sebagai gambaran, seperti dilaporkan harian Kompas, sebelum ini kostum Barcelona bertuliskan nomor punggu 10 dengan nama Messi merupakan jersey sepak bola yang paling laris sejagad. Dari sekitar 2,1 juta kostum Barca yang dibeli para penggemar selama 2020, sebanyak 80 persen di antaranya terjual dengan nama Messi.
Secara total, menurut Diagonal Inversiones, lembaga analisis manajemen aset asal Spanyol, penjualan kostum bernomor 10 itu memberikan pemasukan rata-rata 30 juta euro atau setara Rp 505,9 miliar bagi Barca setiap musim. Jumlah itu, sekitar 4 persen dari total pemasukan uang yang dicatatkan Barca sebesar Rp 715,1 juta euro (Rp 12,06 triliun) pada tahun 2020, (Kompas 13/8/2021).
Setelah Messi bergabung dengan PSG, penjualan jersey Barcelona pun menurun hingga 80 persen. Laporan SportBible menyatakan, firma Brand Finance memperkirakan klub Catalan itu sulit keluar dari jeratan krisis keuangan tanpa kehadiran Messi. Bahkan, Barca berpotensi kehilangan pendapatan sekitar 137 juta euro atau setara Rp 2,3 triliun. Itu meliputi 17 juta euro (Rp 286,67 miliar) dari pertandingan, 43 juta euro (Rp 725,2 miliar) dari merchandise, dan 77 juta euro (Rp 1,298 triliun) dari pemasukan bisnis, (detik.com 14/8/2021).
Banyak pihak memprediksi, PSG bakal meraup keuntungan yang besar dari kehadiran pemain yang telah enam kali memenangkan penghargaan Ballon d’Or itu. Bahkan, lebih dari itu efek domino juga bakal dinikmati Perancis. Pariwisata negeri itu dapat ikut berkembang pesat melalui peningkatan kunjungan wisatawan bola. Messi memang fenomenal. Beginilah industri sepak bola, mampu menjadi lokomotif ekonomi.
Jannes Eudes Wawa: Mantan Wartawan Kompas, Penikmat Sepak Bola, dan Pengelola Situs Komunitas jelajah.bike. Tulisan ini diambil dari situs tersebut.