Stasi St Fransiskus Asisi, Tonggurambang Tuan Rumah 'Tri Hari OMK' Paroki YKI Aeramo, Mbay

redaksi - Sabtu, 23 September 2023 08:29
Stasi St Fransiskus Asisi, Tonggurambang Tuan Rumah  'Tri Hari OMK' Paroki YKI Aeramo, Mbay OMK Stasi Fransiskus Asisi Tonggurambang mengawali hari kedua Tri Hari OMK Paroki YLK Aeramo dengan merayakan Ekaristi Kudus dipimpin Pater Gun OFM, di Gua Maria Puta, Sabtu (23/9). (sumber: MA)

PUTA-MBAY (Floresku.com) – Orang Muda Katolik (OMK) Stasi St Fransiskus Asisi, Tonggurambang menjadi tuan ruan rumah ‘Tri Hari OMK’  Paroki Yesus Kerahiman Ilahi (YKI), Aeramo, Kevikepan Nagekeo, Keuskupan Agung Ende.

Tri Hari OMK Paroki YKI Aeramo yang mengusung tema ‘OMK Tangguh, Tanggap dan Terlibat' dibuka  Jumat (22/9) sore dan akan ditutup Minggu (24/9), malam.

Temu akrab dihadiri oleh 191 orang muda Katolik (OMK). Mereka  berasal dari empat stasi di wilayah Paroki YKI Aeramo, yaitu  Stasi Pusat Aeramo, Stasi Kobarosa, Stasi Marapokot dan Stasi Tonggurambang.

Pastor Paroki YKI Areramo, Pater Marselinus Kabut OFM mengatakan, kegiatan temu akrab OMK diprogramkan untuk dilakukan setiap tahun.

"Nanti pada acara penutup akan dilakukan undian untuk menentukan stasi mana yang akan menjadi tuan rumah pada temu OMK tahun depan." ujarnya.

Pater Marselinus mengatakan kegiatan Tri Hari OMK dimaksudkan untuk merangkul kaum muda untuk semakin mendekatkan diri dengan gereja.

"Sebab, pada kenyataan keterlibatan orang muda dalam kehidupan menggereja, baik di tingkat KUB, tingkat stasi mapun paroki masih minim," ujarnya lagi.

OMK Paroki YKI Aeramo sedang mengikuti Misa Kudus pada Pembukaan Tri Hari OMK, di Kapela St Fransikus Asisi, Puta-Tonggurambang

Hal senada disampaikan oleh Yohanes Towa Rema, Ketua Seksi Kepemudaan Paroki YKI Aeramo yang ditunjuk Pastor paroki sebagai Ketua Panitia Tri hari OMK Paroki YKI Aeramo, Tahun 2023.

Yohanes mengatakan kegiatan Tri Hari Suci merupakan wahana untuk mengakrabkan sesama orang muda Katolik untuk bersama-sama meningkatkan keterlibatan dalam kehidupan menggereja.

Yohanes juga mengatakan Tri Hari OMK akan diisi dengan berbagai kegiatan yang rohani seperti Misa, lomba narasi Kitab suci, lomba paduan suara, pertandingan voli dan pentas seni budaya.

"Tri Hari OMK dimulai pada Jumat (22/9) sekitar pukul 16.00 dengan perayaan Misa Kudus di Kapel Santo Fransiskus Asisi, Puta, Tonggurambang." ujarnya.

Bincang-bincang perihal KUB Ramah Anak

Usai Misa Kudus diadakan Makan Malam bersama di tenda yang didirikan di samping Kapela St Fransiskus Asisi, Puta, Tonggurambang.

Selesai acara makan malam diadakan Acara Bincang-Bincang dengan tema 'KUB Ramah Anak'.

Acara ini dipandu oleh Yohanes Towa Rema, dan  sebagai nara sumber tunggal adalah Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PMD-P3A Nagekeo, Vinsensius Mbupu.

Dalam pemaparannya Vinsen mengungkapan data dan fakta mengenai kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, terutama kasus pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di wilayah Kabupaten Nagekeo.

Menurut dia, ada kecenderungan bahwa kasus kekerasan terhadap anak di Nagekeo semakin marak terjadi.

Yang memprihatinkan, kata dia, kasus-kasus tersebut justru banyak terjadi di keluarga-keluarga katolik, dan tak jarang melibatkan orang muda Katolik.

Dia menyebutkan, ada kasus di mana anak usia 11 tahun dihamili oleh paman atau ‘bapak kecil’nya sendiri.

Ada pula kasus di mana seorang gadis usia SMP diperkosa secara bergilir oleh 10 pemuda yang nota bene adalah orang muda Katolik.

Yohanes Towa Rema, Ketua Panitia 'Tri Hari OMK' Paroki YKI, Aeramo, saat mendampingi kegiatan Bincang-Bincang 'KUB Ramah Anak' di Stasi Tonggurambang, Jumat (22/9) malam.

Vinsen mengatakan banyak kasus terjadi karena rendahnya kesadaran para orang tua dan anggota keluarga terdekat untuk melindungi anak-anak.

Alih-alih melindungi, ada ayah atau paman yang justru menghamili anak atau keponakan kandungnya sendiri.

Vinsen menjelaskan kasus-kasus kekerasan seksuai terhadap anak-anak terjadi karena orangtuanya pergi merantau ke Kalimantan atau pun ke Malaysia dan menitipkan anak-anak  kepada kakek-nenek mereka.

Tak sedikit pula kasus kekerasan seksual, termasuk perselingkuhan, terjadi karena pengaruh perangkat teknologi digital atau HP android.

Vinsen mengatakan, belakangan ini kehadiran teknologi digital telah mengikis kebiasaan berkomunikasi di keluarga, karena setiap anggota keluarga sibuk dengan gadgetnya masing-masing.

Vinsen kemudian mengajak semua OMK yang hadir untuk mulai merencanakan masa depannya, termasuk merencakanan perkawinan dan kehidupan keluarga secara baik.

“Kalian jangan hanya siap untuk bereproduksi, tetapi juga siap dalam aspek agama, ekonomi, sosial-budaya, lingkungan, sehingga kelak menjadi keluarga yang ramah anak,” pesannya.

Jadi, dia menambahkan, supaya KUB bisa ramah anak, maka keluarga-keluarga dan setiap orang, termasu OMK harus membangun karakter dirinya supaya bersikap dan berperilaku ramah anak.

Melibatkan Remaja Muslim

Yohanes Towa Rema menjelaskan kegiatan Tri Hari OMK adalah perwujudkan dari program seksi kepemudaan paroki, sebagai turunan dari program seksi kepemudaan kevikepan.

Selain mengembangkan keimanan dan keterlibatan dalam hidup menggereja, kegiatan ini juga melatih OMK untuk terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan, dan membina hubungan yang harmoni dengan umat beragama lain.

Makanya, kata dia, panitia paroki mendorong panitia lokal di stasi Tonggurambang untuk melibatkan para remaja Muslim.

“Para remaja Muslim di Tonggurambang bersama OMK  terleibat penuh mulai dari penjemputan OMK dari stasi lain, menyediakan penginapan dan makanan serta minuman,” jelasnya.  (MA)***

RELATED NEWS