Surat Gembala Uskup Agung Ende dalam Rangka Perayaan 150 Tahun SVD

redaksi - Senin, 08 September 2025 19:04
Surat Gembala Uskup Agung Ende dalam Rangka Perayaan 150 Tahun SVDUskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden, SVD (sumber: Istimewa)

Saudara-saudari seiman yang terkasih,

Salam Kasih Persaudaraan,

Tanggal 8 September ini, kita merayakan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria. Pada hari yang  sama, Serikat Sabda Allah (SVD), merayakan hari ulang tahunnya yang ke-150. Peristiwa ini terjadi ketika seluruh Gereja merayakan Tahun Yubileum. 

Dari sebuah awal yang sederhana di Steyl, Belanda, berkat anugerah Allah Tritunggal dan ketekunan dan keterbukaan Santo Arnoldus Janssen, Serikat ini telah berkembang menjadi salah satu kongregasi yang terbesar dalam Gereja Katolik. 

Bermula di perbatasan negara Belanda dan Jerman, para misionaris SVD telah menyeberangi batas negara dan budaya mereka untuk pergi ke segala penjuru dunia, mengikuti perutusan Sang Gembala Agung: "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku" (Mat 28:19). 

Paus Fransiskus dalam pidatonya di hadapan para Direktur Nasional untuk Pastoral Migran Perantau, tanggal 22 September 2017, mengatakan: "Gereja tersebar ke semua benua berkat para misionaris yang "bermigrasi" karena yakin akan universalitas pesan keselamatan Yesus Kristus, yang ditujukan untuk semua orang dari setiap budaya”.

Sebagai orang-orang yang dipanggil dari segala bangsa, mereka diutus bagi setiap orang untuk memberikan kesaksian tentang Terang, supaya, dalam "Terang Sabda Allah dan Roh pemberi karunia, lenyaplah kegelapan dosa dan kebutaan manusia tak beriman" (doa Santo Arnoldus).

Diinspirasi oleh Sabda Tuhan dan dituntun oleh Roh Kudus, para misionaris SVD telah membuka pikiran dan hati banyak orang supaya semakin peduli pada sesama dan bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan alam. 

Perayaan 150 Tahun SVD merupakan kesempatan bagi kita, umat Katolik di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, terutama di Keuskupan Agung kita, untuk turut bersyukur atas karya agung Tuhan, yang telah mengutus para anggota Serikat ini berada dan bekerja di antara kita. Sejarah

Gereja Katolik di wilayah ini tidak dapat dipisahkan dari kehadiran SVD. Pada tahun 1912, Kongregasi Propaganda Fide di Vatikan mengalihkan tanggungjawab misi di wilayah BaliNusa Tenggara (Kepulauan Sunda Kecil) dari Serikat Yesuit (SJ) kepada SVD. Setahun setelah itu, pada tahun 1913, misionaris pertama SVD, P. Petrus Noyen, tiba di Lahurus, Timor.

Sebagai seorang visioner, Mgr. Noyen yang diangkat pada tahun 1913 menjadi pemimpin Prefektur Apostolik Kepulauan Sunda Kecil, memandang perlu memindahkan pusat misi dari Lahurus ke Ndona, Ende pada tahun 1915. 

Mulai saat itu, secara sistematis karya penyebaran Injil dilaksanakan di wilayah kita.

Selain mewartakan Injil dan membangun persekutuan umat beriman di kota dan desa, di pesisir pantai dan di wilayah pegunungan, para misionaris pun memperhatikan berbagai aspek perkembangan lain dari manusia dan masyarakat kita. 

Karya pendidikan, yang sudah dirintis Gereja di Larantuka pada tahun 1862, diteruskan oleh para misionaris SVD dengan membangun sekolah di berbagai tempat di Kepulauan Sunda Kecil ini. 

Untuk mendukung pendidikan, penerbitan dan percetakan juga diupayakan. Melalui karya pendidikan ini, para awam kita disiapkan untuk berkiprah di berbagai bidang kehidupan masyarakat. 

Mereka diharapkan menghidupi semangat Injil dalam kehidupan dan sepak terjang mereka dalam tata dunia. Kerasulan pendidikan ini tetap menjadi penting untuk Gereja kita hingga saat ini.

Pendidikan para calon imam dan biarawan/ti pribumi pun mendapat perhatian. Tujuh tahun setelah Paus Benediktus XV menerbitkan Surat Apostolik Maximum Illud (1919) yang mendorong pendidikan para calon imam pribumi,.

Gereja di Flores mencatat pada tahun 1926 pembukaan seminari menengah di Sikka, yang kemudian dipindahkan ke Todabelu, Mataloko pada tahun 1929. 

Seminari Tinggi pertama dimulai di Mataloko pada tahun 1932, kemudian dipindahkan ke Ledalero, Maumere, lima tahun kemudian. 

Sampai sekarang, Gereja kita di Nusa Tenggara dianugerahi dengan banyak panggilan untuk menjadi imam dan hidup membiara. Sebagiannya berkarya di wilayah keuskupan kita dan keuskupan-keuskupan lain di Indonesia, sementara banyak yang lain diutus melayani Gereja di belahan dunia lainnya. 

Semua mereka merupakan kebanggaan kita. Karena itu dewasa ini Flores yang dulunya adalah “tanah misi" tempat para misionaris berkarya kini telah menjadi "tanah misionaris" karena telah menghasilkan dan mengirim banyak misionaris ke seluruh dunia.

Karena keyakinan bahwa keselamatan yang dikehendaki Tuhan dan yang diwujudkan di dalam Yesus Kristus adalah keselamatan yang menyeluruh, maka perhatian dalam bidang komunikasi, kesehatan maupun perekonomian diberikan Gereja, juga di wilayah kita. Para misionaris SVD membuka bengkel dan perkebunan sebagai model bagi masyarakat untuk membangun dan mengolah lahan secara bertanggungjawab. 

Mereka juga membangun sistem irigasi dan pertanian modern di Za'a dan Soa untuk membantu umat Keuskupan Agung Ende yang mayoritas bermata pencaharian petani. Komitmen dalam bidang perekonomian terus diupayakan Gereja, dengan terus memberikan dorongan bagi umat untuk bekerja keras dan jujur mewujudkan kemajuan ekonomi yang beretika.

Dewasa ini, dengan jumlah imam keuskupan yang kian bertambah, dan oleh kehadiran kongregasi-kongregasi lain yang memperkaya Gereja lokal kita, dengan meningkatnya kemampuan pemerintah RI untuk memajukan kehidupan warga dalam berbagai bidang, maka kiprah para misionaris SVD semakin terbatas. 

Kendati demikian, apa yang sudah ditaburkan perlu dirawat agar terus menghasilkan buah, supaya Gereja di wilayah ini semakin menjadi saksi dari Terang karena terbuka terhadap berbagai persoalan masyarakat dan berkomitmen untuk, dalam kerja sama dengan semua yang lain, menanggapinya.

Dalam rentang waktu yang panjang, SVD telah berjasa bagi Gereja dan masyarakat di wilayah Nusa Tenggara ini. Dan kita pun boleh mengatakan dengan bangga, bahwa umat di sini pun telah dan akan tetap turut memperkaya SVD dengan panggilan-panggilan untuk menjadi biarawan misionaris.

Tumbuh dan berkembangnya sebuah serikat religius di sebuah Gereja lokal hanya terjadi karena dukungan dan kerja sama yang baik dengan umat, para imam, biarawan/ti dari berbagai kongregasi lain, dan dengan pemerintah. 

Dukungan itu antara lain dengan mendorong supaya para anggota Serikat dapat menghidupi spiritualitas dan karisma guna membantu menghidupkan iman umat dan merealisasikan arah pastoral keuskupan. 

Kita harapkan, agar perayaan 150 Tahun berdirinya SVD ini menjadi kesempatan bagi para anggotanya dan semua yang terinspirasi oleh karisma misioner Santo Arnoldus Janssen, untuk semakin konsisten memajukan dialog dengan orang miskin dan terpinggirkan, dengan orang berkebudayaan dan beragama lain, dan dengan para pencari iman dan yang berideologi sekuler.

Kita doakan juga agar para anggota SVD secara meyakinkan menghidupi karismanya dalam

mempromosikan kecintaan dan pemahaman umat akan Sabda Allah yang diungkapkan melalui komitmen yang semakin kuat dan meluas dalam menjalankan kerasulan Kitab Suci.

Selain itu, supaya para anggota SVD semakin memajukan komitmen terhadap persoalan sekitar keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan. SVD yang mempunyai sejarah panjang dalam dunia komunikasi diharapkan terus mendorong komunikasi yang jujur dan beradab, serta memotivasi banyak orang untuk terlibat dalam kehidupan dan pelayanan Gereja.

Kiranya kehadiran para anggota SVD terus memperkaya gereja lokal Keuskupan Agung Ende, baik melalui pelayanan di paroki-paroki dan komisi-komisi keuskupan, karya pendidikan dan kerasulan-kerasulanlain, berbasis spiritualitas dan karisma Santo Arnoldus Yansen yang berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci, “... sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus

(Rm 15:4-6)".

Tuhan memberkati kita semua sebagai para Peziarah Pengharapan

Roma, 4 September 2025

Editor: redaksi

RELATED NEWS