Tahukah Anda, di Kota Nagi Ada 'Cafee Katar Late'?

redaksi - Kamis, 02 September 2021 15:38
Tahukah Anda, di Kota Nagi Ada 'Cafee Katar Late'?Suasana malam di Cafee Katar Late di Kota Nagi atau Kota Larantuka, Flores Timur (sumber: Paul Kebelen)

LARANTUKA (Floresku.com) Cafee Katar Late. Demikian nama tempat yang satu ini. Lokasinya menarik untuk dijadikan tempat nongkrong dan bersenda gurau bersama pacar, sahabat, atau bersama keluarga.

Bagi para jomblo yang berada di sekitar Kota Nagi (nama lain Kota Larantuka,red) jangan berkecil hati. Katar Late bisa jadi tempat menghibur kekosongan hati dari urusan asmara. Sama halnya dengan frustasi setelah setengah hari terbebani urusan kerja.

Cafee Katar Late bertempat di Taman Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur. Lebih spesifik, lokasinya persis di samping 'Taman Kota Felix Fernandez Larantuka'.

Malam kemarin, Rabu, 01 September 2021, tepat pukul 20.00 WITA malam, saya bersama seorang sahabat, Nobes Bean, berinisiasi bertemu di Katar Late untuk berbagi cerita sambil meneguk secangkir kopi.

Tujuan kami hanya sekedar nonkrong diawal bulan september. Dengan sigap kami ambil posisi tempat duduk ditengah cafee tersebut. Di situ terdapat pohon beringin berusia remaja yang dihiasi lampu berwarna kuning. Lampu-lampu itu ditautkan pada tiang bambu dan tersemat di badan pohon.

Sebagian tempat duduknya adalah kursi pelastik. Ada beberapa diantaranya menggunakan gelondongan kayu pengganti meja dan kursi. Sampai di sini kesan alam antara hiasan lampu, pohon beringin, dan fasilitas lainnya nampak begitu serasi.

"Brow, lirik ke sini sedikit. Saya mau ambil gambar," kata saya pada Nobes Bean, sahabat sekaligus rekan nongkrong malam itu.

Maklum saja, karena pasangan kami berada di tempat jauh, sahabat adalah alternatif ampuh untuk bercanda, bertukar pikiran seputaran pengalaman selama setengah hari ini. Tak lupa ada beberapa lawakan ringan dari setiap topik yang kami kisahkan.

Kami menikmati betul perjumpaan malam ini. Sambil ngopi-ngopi santuy dan berkisah bersama, kami juga memusatkan perhatian penuh ke arah selatan. Di sana terdapat beberapa titik lampu yang membias cantik. Biasan lampu tersebut sumbernya dari kapal para nelayan dan pemukan warga di Pulau Solor.

Meski tak nampak jelas lantaran terhalang pekatnya malam, kilauan cahaya tersebut cukup membantu dan berkesan cantik. Dengan iringan suara buncahan ombak yang menabrak dinding talud, seakan memecah heningnya malam.

“Kenapa nelayan sering buang pukat saat malam hari?” Tanya saya.

“Karena malam hari 'kan gelap, sedangkan ikan tidak punya PLN,” jawab Nobes cekikikan.

Di Katar Late, rupanya banyak orang yang nonkrong dan menikmati kopi. Tetapi kami yang paling lama bertahan di sini. Mungkin mereka mulai ngantuk atau sekedar kembali lebih awal sehingga bisa bangun pagi dan beraktivitas.

Tak terasa malam mulai pekat. Pukul 23.00 Katar Late sudah sepi. Lain hal apa bila malam Minggu. Pasangan yang tengah mabuk asmara pasti lebih bertahan ketimbang kami.

Karyawati di kafe ini tengah berkemas membersihkan sampah dan merapikan kursi pada posisinya. Kami masih bertahan. Karena cafee sudah ditutup, kami berpindah ke taman Felix Fernandez.

Katar Late dan Taman Felix Fernandez

Dari cafee Katar Late ke taman Felix Fernandez hanya berjarak sekitar 20 meter. Kami kemudian mengabadikan moment sebelum akhirnya kembali pulang.

Taman Felix Fernandez sering dijadikan tempat berpose ria memperingati mendiang mantan Bupati, Felix Fernandez.

Felix Fernandez adalah mantan Bupati Flores Timur periode 2000-2005. Taman ini adalah buah karya beliau di massa kepemimpinannya.

Taman ini masih terawat baik. Warga setempat dan pengunjung tetap menjaga kebersihan, meski kadang ada pula yang acuh tak acuh. Setidaknya tempat ini masih aman dari asri.

Persis 10 meter dari talud, terpampang tulisan besar 'Taman Kota Felix Fernandez Larantuka'. Tulisan tersebut terpatri begitu kokoh dan menghadap ke arah laut berlatar Pulau Solor dan Adonara.

Tanpa membuang kesempatan, kami kembali berpose secara bergantian. Usai abadikan momen, kami memutuskan kembali karena malam semakin larut dan hari esok masih ada seberkas peristiwa yang masih dalam misteri. (Paul Kebelen)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS