'Tak Kenal Maka Tak Sayang' Bersama Romo Adrianus Padmaseputra SJ dari Paroki Duren Sawit

redaksi - Sabtu, 27 April 2024 11:44
'Tak Kenal Maka Tak Sayang' Bersama Romo Adrianus Padmaseputra SJ dari Paroki Duren SawitFoto bersama para peserta TKMTS dengan Romo Adrianus Padmaseputra, SJ, dalam kegiatan TKMTS di Paroki Durun Sawit, Sabtu, 20 April 2024. (sumber: Petrus Dwi Ananto Pamungkas)

DUREN SAWIT, JAKTIM (Floresku.com) - Setelah tidak bertemu di bulan Maret, maka pada hari Sabtu, 20 April 2024 di Gedung Yos Sudarso Lt. 2 Paroki Duren Sawit, diadakan kegiatan rutin ‘Tak Kenal Maka Tak Sayang’ (TKMTS).

TKMTS kali ini  dihadiri sekitar 31 umat perwakilan dari paroki-paroki se-Dekanat Timur, Keuskupan Agung Jakarta. 

TKMTS bulan April ini dibawakan oleh Pastor Rekan Paroki Duren Sawit, yaitu Romo Adrianus Padmaseputra, SJ, dengan tema “Mengenal Surat Paulus Kepada Jemaat di Galatia dan Efesus”. 

Kegiatan diawali dengan registrasi pada jam 08.00 WIB sambil menunggu rekan-rekan lainnya yang masih dalam perjalanan. 

Tepat 15 menit kemudian, kegiatan TKMTS dimulai dengan bernyanyi bersama memuliakan Allah dan doa pembukaan.

Riwayat hidup singkat Rasul Paulus

Sebelum membahas mengenai Surat Paulus kepada jemaat di Galatia dan Efesus, Romo Padmo menjelaskan secara singkat bagaimana riwayat hidup dari Rasul Paulus yang sangat luar biasa sebagai “alat” Allah dalam menyebarkan kabar gembira Injil kepada umat non-Yahudi.

Paulus yang semula sangat menentang dan membenci para murid dan pengikut Yesus Kristus, berubah menjadi pewarta karya Ilahi Yesus Kristus yang setia.

Dijelaskan, bahwa Paulus lahir di Tarsus, Kilikia, dengan nama Saulus. 

Umur 26 tahun, Saulus mendapatkan pendidikan Rabi di Yerusalem. 

Lima tahun kemudian terjadi pengejaran dan penganiayaan terhadap para murid dan pengikut Kristus sehingga membuat Stefanus (salah satu murid Kristus) meninggal dirajam. Kondisi saat itu membuat para murid dan pengikut Kristus sangat ketakutan dan lebih waspada terhadap orang-orang lain.

Saulus yang kala itu sudah memegang surat perintah dari penguasa setempat untuk menangkap para para murid dan pengikut Kristus menjadi salah seorang yang sangat ditakuti dan dihindari. 

Saat dalam perjalan ke Damsyik untuk menangkap para pengikut Yesus Kristus, mata Saulus menjadi buta selama 3 hari oleh cahaya terang yang tiba-tiba muncul dihadapannya.

 Saulus sampai rebah ke tanah dan mendengar suara yang mengatakan, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Saulus menjawab, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Lalu kata-Nya: Akulah Yesus yang kau aniaya itu.”

Selama tiga hari berikutnya, Saulus tidak bisa melihat dan selama tiga hari pula Saulus tidak makan apa-apa, tetapi hanya berdoa. 

Akhirnya mata Saulus disembuhkan oleh Ananias, seorang murid Kristus yang tinggal di Damsyik, dan menjadi pengikut Kristus bahkan dikenal sebagai rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi serta merubah namanya menjadi Paulus.

“Selanjutnya, Paulus banyak berkeliling menyebarkan kabar gembira Injil di kalangan bangsa-bangsa non-Yahudi”, kata Romo Padmo yang sudah hampir lima tahun berkarya di Gereja Santa Anna Paroki Duren Sawit.

Di Galatia, Paulus sendiri melihat  bahwa Gereja menghadapi masalah serius yaitu apakah orang-orang Kristen (para pengikut Kristus) dari kalangan non-Yahudi harus tunduk kepada hukum Yahudi atau tidak.

“Orang-orang yang tidak suka terhadap Paulus menandaskan bahwa hanya orang Yahudi saja yang dapat menjadi Kristen sedangkan orang non-Yahudi hanya dapat menjadi Kristen jika tunduk kepada hukum Yahudi, termasuk hukum sunat," kata Romo Padmo.

"Mereka ini tidak hanya melawan tindakan Paulus menerima orang-orang non-Yahudi masuk kedalam Gereja, tetapi juga melawan kedudukan Paulus sebagai Rasul serta isi pewartaan Injilnya.” jelas Romo Padmo.

Paulus menegaskan kesatuannya dengan para rasul yang lain dan Gereja–Gereja yang lain. Injil bukanlah urusan pribadi yang dapat diperlakukan semaunya sendiri. 

Soal pokok apakah orang masih harus melaksanakan hukum Yahudi atau keselamatan itu datang dari salib diuraikan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia ini.

“Keselamatan bersumber pada kasih Allah kepada manusia. Keselamatan bersumber pada iman sehingga orang tidah boleh bermegah pada perbuatannya sendiri.” sambung Romo yang semasa kecil menjadi Putra Altar dengan ujian masuknya harus mampu mengucapkan salah satu doa dengan menggunakan bahasa Latin.

Surat Paulus kepada jemaat di Efesus

Selanjutnya adalah penjelasan mengenai Surat Paulus kepada jemaat di Efesus. Dalam surat ini ditekankan mengenai rahmat, keselamatan, kesatuan dan terutama kemuliaan Kristus. Pribadi dan karya Kristus dilihat dalam hubungannya dengan seluruh jagad. Kristus bukan hanya Kepala Gereja, tetapi Kepala seluruh ciptaan. Kristus adalah kepenuhan segala sesuatu dan memenuhkan segala sesuatu (Ef. 1:23 dan Ef. 4:10). Kristus adalah asal usul dan tujuan seluruh jagad raya.

Selain itu, dalam surat ini juga dijelaskan konsep mengenai Gereja semesta yang satu karena berdasar dan berasal dari Tuhan Yesus. Gereja ini menjadi “tubuh“. 

Gereja juga disebut manusia baru (Ef. 2:15) yang merupakan kesatuan orang-orang Yahudi dan orang-orang non-Yahudi. Hal itu menyingkapkan bahwa manusia yang terpecah belah, dipersatukan kembali dalam satu tubuh dengan melenyapkan perseteruan pada kayu salib.

“Persatuan yang diciptakan oleh Kristus ini harus terus dipertahankan, dengan memadukan semua karunia rohani yang diberikan untuk membangun dan menumbuhkan jemaat (Ef. 4:11-16). 

Gereja Kristus yang nyata di dunia ini merupakan penampakan dari Gereja surgawi.” kata Romo yang sebelumnya berkarya selama 7 tahun di Gereja Santo Petrus dan Paulus, Paroki Mangga Besar.

Dikarenakan Romo Padmo ada acara penting lainnya maka setelah selesai pemaparan dan tidak ada peserta yang bertanya maka selanjutnya Sis Priska, selaku Ketua Sie KKS Paroki Duren Sawit sekaligus sebagai pemandu acara, memohon berkat dari Romo Padmo sebelum meninggalkan ruangan.

Perkenalan dan sharing program kerja

Kegiatan selanjutnya adalah perkenalan para peserta dan juga sharing program karya yang sudah dan sedang berlangsung di paroki masing-masing. 

Sebanyak 8 dari 10 paroki yang ada di Dekanat Timur, hadir memeriahkan suasana. 

Diawali dengan perkenalan personil dan program karya dari Paroki Cililitan kemudian lanjut dengan Paroki Bidaracina, Matraman, Cilangkap, Rawamangun, Cijantung, Halim, dan terakhir adalah Paroki Duren Sawit.

Program Karya yang sudah dan sedang berlangsung di beberapa paroki antara lain Sosialisasi dan pelaksanaan Go-KIL di beberapa lingkungan, KEP, Kursus Kitab Suci, Emmaus Journey, dan Kursus Fasilitator Kitab Suci. 

“Mulai tahun 2024 ini Kursus Fasilitator Kitab Suci berubah nama menjadi Workshop Fasilitator Lingkungan dimana pelaksanaannya di bawah koordinasi paroki masing-masing, dari mulai tempat, peserta, panitia sampai waktu pelaksanaannya. Untuk pengajar, tetap dari K3S KAJ.” jelas Ibu Ana, selaku penanggung jawab kegiatan Workshop Fasilitator Lingkungan.

Kemudian pengurus Forum Komunikasi (ForKom) Sie Kerasulan Kitab Suci Dekanat Timur menjelaskan mengenai kegiatan TKMTS karena Sebagian peserta yang hadir masih belum jelas mengenai kegiatan ini.

Tentang TKMTS

TKMTS adalah salah satu pertemuan rutin bulanan yang diadakan sebagai forum pertemuan bagi para pengurus Seksi Kerasulan Kitab Suci (SKKS) Dekanat Timur, KAJ, dengan konsep kegiatan seminar yang dibawakan oleh Pastor Paroki atau Pastor Rekan di Dekanat Timur. 

Selain mengenal lebih akrab antara Pastor Paroki atau Pastor Rekan Paroki dengan para pengurus SKKS di Dekanat Timur, TKMTS juga menjadi wadah internal para pengurus SKKS di Dekanat Timur sambil memperdalam pemahaman para pengurus SKKS tentang Kitab Suci.

Tahun 2024 ini merupakan putaran keempat TKMTS yang dilaksanakan secara tatap muka di masing-masing paroki di wilayah Dekanat Timur, dengan mengangkat tema umum tahun ini tentang Surat-Surat Rasul Paulus dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. 

Dekanat Timur memiliki 10 paroki, yaitu Paroki Halim Perdanakusuma, Matraman, Duren Sawit, Cilangkap, Rawamangun, Cijantung, Bidaracina, Cililitan, Pulogebang, dan Pulomas sehingga terdapat 10 bulan kegiatan TKMTS sepanjang tahun, kecuali bulan Maret dan September. 

Bulan April ini merupakan putaran ketiga setelah dari Paroki Halim dan Paroki Matraman.

Rencananya, pada putaran keempat di bulan Mei akan berlangsung kegiatan TKMTS di Paroki Cilangkap.

Selesai doa penutup dan foto bersama, para peserta kembali ke tempat dan kegiatan masing-masing. (Petrus Dwi Ananto Pamungkas)

Editor: redaksi

RELATED NEWS