Telah Hadir Kafe 'Bengkes Coffee' Di Wae Gulang Satarmese Utara, Manggarai

Redaksi - Selasa, 25 Mei 2021 18:45
Telah Hadir Kafe 'Bengkes Coffee'  Di Wae Gulang Satarmese Utara, ManggaraiKafe 'Bengkes Coffee' (sumber: istimewa)

BAGI penikmat kopi yang sedang berpetualang atau berwisata di pedalaman Manggarai, Flores tak usaha cemas lagi untuk mendapatkan sajian kopi khas manggarai. Sebab, sejak Jumat (21/5)  Asosiasi Petani Kopi dan Jahe Manggarai (Apekam) telah melaunching dan meresmikan Kafe 'Bengkes Coffee'. Kafe ini berada di jalan trans Flores, di Wae Gulang, Desa Cireng, Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai,  Jumat (21/5).

Upacara adat dalam  acara launching Kafe Bengkes Coffee, di Ketang - Manggarai, Flores

Kafe ‘Bengkes Coffee’  

Peresmian dihadiri oleh Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina beserta rombongan, tokoh masyarakat adat setempat, serta masyarakat Ketang.

"Kopi yang saya minum tadi itu enak sekali, dan saya bisa bilang kopi tersebut kelas premium," ungkap Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ketika meresmikan Bengkes Cafe, Desa Cireng, Ketang.

Ketua Apekam Petrus Salestinus Palis menerangkan awal pendirian kafe tersebut berkat inspirasi dari studi banding kopi di Magelang dan Banyuwangi yang difasilitasi oleh BPOLBF Maret lalu.

"Sejak saat itu kami kami berpikir untuk membuka kafe ini dan siap mengaktualisasikan kegiatan itu salah satunya dengan mendirikan kafe ini. Kafe ino dikerjakan dalam tempo dua minggu, menyusul rencana bapak gubernur yang akan hadir pada acara peresmian".

Salestinus, "banyak hal yang didapat berkat kerjasama dengan BPOLBF, khususnya konsep-konsepnya, termasuk asal mul ide pendirian kafe 'Bengkes Coffee' ini."

Apekam lahir dari rahim para petani kopi, sebagai bentuk perjuangan nyata akibat ketimpangan harga dan jerih payah para petani kopi yang tak sebanding. Sementara fakta yang terjadi brand kopi Manggarai saat ini begitu mendunia tetapi tidak seimbang dengan kemakmuran para petani kopi itu sendiri.

Sehingga Apekam mengusung misi keberpihakan pada kepentingan petani yang transpan, kredibel, akuntabel. Selain petani, gereja katolik melalui paroki Rejeng Ketang juga terlibat secara aktif dalam asosiasi tersebut melalui keterlibatan beberapa pastor sebagai penasihat di dalam struktural organisasi Apekam.

Jenis kopi yang disediakan

Jenis kopi yang ditawarkan kepada pengunjung kafe 'Bengkes Coffee' diantaranya adalah jenis Arabika S795, Arabika Yellow Catura dan Andung Sari juga Robusta. Selain itu 'Bengkes Coffee' juga menyajikan teh cascara, (Coffee Cherry tea) yang berbahan dasar kulit kopi yang sudah dikeringkan.

Pendirian kafe diharapkan dapat makin luas lagi memperkenalkan produk kopi dan jahe Apekam. Selain sebagai tempat minum, kafe tersebut juga diharapkan bisa menjadi tempat diskusi bagi anggota apekam, sehingga keseluruhan aktifitas dan progres Apekam mampu memberi kesejahteraan bagi anggotanya yaitu para petani kopi itu sendiri.

Apresiasi BPOPLBF

Direktur utama BPOLBF Shana Fatina menyampaikan antusiasmenya atas inisiatif pihak Apekam yang berupaya mewujudkan secara konkrit ilmu yang didapat dari berbagai diskusi bersama selama ini dan juga hasil pengamatan dari studi banding Maret lalu.

"Kafe ini hadir atas inisiatif mereka dan BPOLBF hanya mensuport bahwa mereka bisa melakukan ini. Bayangkan hanya dalam waktu 14 hari yang awalnya cuma ngobrol santai, namun saat ini Apekam berhasil membuat kafe seperti ini. Hal yang sangat luar biasa."

Shana, "Apekam benar-benar punya komitmen luar biasa. Selain kafe Apekam ingin kopi Manggarai dijadikan destinasi agrowisata baru yang bahkan bahkan telah didiskusikan dengan Bupati Manggarai"

Selain itu, segala persiapan menuju destinasi Agrowisata kopi dan jahe secara struktural sudah ada persiapan, diantaranya sangar tari, musik, pemasaran kopi yang melibatkan petani dan anak-anak muda.

Shana, "Semua potensi sudah mulai kelihatan, sehingga aktifitas ini sudah masuk kategori Pariwisata ekonomi kreatif dan yang paling penting adalah komitmen mereka dengan semua stakeholder."

Shana, "Untuk mempersiapkan segala sesuatunya bukan dilakukan secara tiba-tiba, ada proses yang sangat panjang untuk bisa menyamakan persepsi dan gagasan dengan mengedukasi masyarakat tentang potensi kopi sebagai salah satu kearifan lokal Manggarai, sehingga semua pihak bisa mensupport dan bisa berperan aktif sesuai kapasitasnya masing-masing.

"Semangat ya buat teman-teman Apekam! Ini akan selalu kita support agar bisa berkembang lebih luas. Kita akan terus mendukung baik dari segi peningkatan standar kualitas produk, kualitas layanan produk, pariwisata, juga termasuk network, sehingga baik wisatawan lokal, nasional maupun wisatawan mancanegara, akan mengenal Apekam dan terutama produknya sehingga usaha ini bisa berkelanjutan."

Shana memastikan, sebagai fasilitator BPOLBF akan selalu mensupport Apekam. Oleh karena itu dibutuhkan kolaborasi dalam menyiapkan dan memperkuat SDM dan kapasitas Apekam sebagai organisasi yang mengusung kopi sebagai destinasi wisata unggulan. (Wulan)

RELATED NEWS