UNESCO: Literasi Penting, Sayangnya 771 Juta Orang Muda dan Dewasa di Dunia Belum Bisa Membaca dan Menulis

redaksi - Rabu, 24 Mei 2023 09:05
UNESCO: Literasi Penting, Sayangnya 771 Juta Orang Muda dan Dewasa di Dunia Belum Bisa Membaca dan MenulisIlustrasi: Sejumlah anak membaca. (sumber: Istimewa)

JAKARTA (Floresku.com) – Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menegaskan bahwa literasi sangat penting untuk membuat dunia kita menjadi lebih manusiawi.

Demikian tulis badan dunia yang dipimpin Audrey Azoulay pada situs web resminya, Unesco.org, belum lama ini.

Menurut organisasi yang berkantor pusat di Paris, Perancis itu, kemajuan besar telah dibuat dalam keaksaraan dengan data terbaru (UNESCO Institute for Statistics) yang menunjukkan bahwa lebih dari 86 persen populasi dunia dapat membaca dan menulis dibandingkan dengan 68 persen pada tahun 1979. 

Meskipun demikian, di seluruh dunia setidaknya 771 juta kaum muda dan orang dewasa masih belum bisa membaca dan menulis, dua pertiganya adalah wanita, dan 250 juta anak-anak gagal memperoleh keterampilan membaca dasar. 

Sebelum pandemi COVID-19, yang menyebabkan gangguan pendidikan terparah dalam satu abad, 617 juta anak dan remaja belum mencapai tingkat membaca minimum.

Bagaimana UNESCO mendefinisikan literasi?

Memperoleh literasi bukanlah tindakan satu kali. Di luar konsep konvensionalnya sebagai seperangkat keterampilan membaca, menulis, dan berhitung, literasi kini dipahami sebagai sarana identifikasi, pemahaman, interpretasi, kreasi, dan komunikasi dalam dunia yang semakin digital, termediasi teks, kaya informasi, dan cepat berubah. 

 Literasi adalah rangkaian pembelajaran dan kemahiran dalam membaca, menulis, dan menggunakan angka sepanjang hidup dan merupakan bagian dari rangkaian keterampilan yang lebih besar, yang mencakup keterampilan digital, literasi media, pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, dan kewarganegaraan global, serta keterampilan khusus pekerjaan. Keterampilan literasi itu sendiri berkembang dan berkembang ketika orang semakin terlibat dengan informasi dan pembelajaran melalui teknologi digital.

Apa dampak dari literasi?

Literasi memberdayakan dan membebaskan orang. Di luar kepentingannya sebagai bagian dari hak atas pendidikan, melek huruf meningkatkan kehidupan dengan memperluas kemampuan yang pada gilirannya mengurangi kemiskinan, meningkatkan partisipasi dalam pasar tenaga kerja dan berdampak positif pada kesehatan dan pembangunan berkelanjutan. 

Perempuan yang diberdayakan dengan literasi memiliki efek riak positif pada semua aspek pembangunan. Mereka memiliki pilihan hidup yang lebih besar untuk diri mereka sendiri dan dampak langsung pada kesehatan dan pendidikan keluarga mereka, dan khususnya pendidikan anak perempuan.

Literasi memberi orang akses ke informasi itu. Literasi memainkan peran penting dalam mengurangi ketidaksetaraan gender, ras, kebangsaan, dan agama yang mendukung satu kelompok atas kelompok lain dalam akses ke pendidikan, properti, pekerjaan, perawatan kesehatan, hukum, dan partisipasi masyarakat.

Membaca itu penting

Memiliki kemampuan literasi (membaca) itu bagus. Namun, yang jauh lebih penting adalah memanfaatkan kemampuan membaca untuk membaca.

Perihal ini, novelis dan penulis berkebangsaan Amerika Serikat, Samuel Langhorne Clemens, lebih dikenal dengan nama pena-nya Mark Twain, berkata, ‘“Orang yang tidak membaca tidak memiliki kelebihan dibanding orang yang tidak bisa membaca.” 

Literasi di Indonesia

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Sebelumnya, berdasarkan survei 2016,  UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca! (Sil)***

Editor: redaksi

RELATED NEWS