Untuk Bencana Malapedho, Grup FB 'Gebrak Ngada' Tidak Hanya Bicara, Mereka Beraksi Nyata
MAR - Jumat, 10 September 2021 11:22BAJAWA (Floresku.com) - Bencana banjir bandang yang terjadi di Kampung Malapedho, Desa Inerie, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada beberapa waktu lalu masih belum pulih. Masyarakat yang menjadi korban masih terus membutuhkan logistik berupa makanan, obat-obatan, vitamin, kebutuhan sanitasi dan lain-lain.
Kebutuhan itu itu membangkitkan rasa solider dari bebagai kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dari anggota Grup Facebook yang bernama ‘Gebrak Ngada’.
Dari pantauan redaksi Floresku.com, hingga saat ini Tim Gebrak Ngada Peduli yang diprakarsai oleh adminnya, Eman Ngajisoka Robenuka, melalui akun facebooknya masih terus menyerukan bela rasa dan memberikan informasi berupa laporan keuangan dan distribusi barang pangan dan non pangan kepada korban terdampak.
Eman sebagai admin grup FB yang beranggotakan 40-ribuan orang itu memberikan ajakan kepada anggota group sebagai berikut."Jadi kita yang jauh di rantau dan jauh dari lokasi longsor dan banjir di Inerie, apakah kita setelah kita melihat video, buka foto-foto .. Seperti biasa hanya buat emoticon sedih lalu dibubuhi komentar, Rip.. Mesu, Aduh kasian ??? Ayo berempati dan bergerak!! Seribu dua ribu kalau dikumpul bisa menjadi banyak dan bisa meringankan beban penderitaan saudara saudari kita disana. Mai si kita utu penga dulu...dhabu ramo..Duka mereka duka kita semua.”
Gebrak Ngada lalu membuka ‘open donasi’ dan berkoordinasi dengan Ferry Lay untuk menggunakan rekeningnya sebagai penerima donasi.
Admin juga meminta sebagai bentuk transparansi, resi transfer dilampirkan di kolom komen atau bila yang ingin menjaga privasi langsung ke nomor WA 085233091883. “Nanti akan disinkronkan dengan rekening koran yagg akan diupdate setiap hari oleh pemilik rekening. Donasinya langsung ke rekening BRI No rek BRI an. Fransiskus Xaverius Lay. Nomor #027401034271509,” demikian Admin Gebrak Ngada.
Lebih lanjut, dia mengatakan, bagi yang berhalangan karena kondisi keuangan dan berada di Bajawa bisa berdonasi berupa kebutuhan sembako seperti sayuran, kayu api, kelapa,ikan kering dan pakaian laik pakai.
Hingga hari ini, Jumat (10/9/2021) Tim Gebdrak Ngada Peduli, telah mendidistribusikan bantuan dalam 3 kloter. Setiap kloter berisikan bahan pangan dan non pangan langsung yang diserahkan kepada masyarakat di bawah koordinasi tim teknis lapangan.
Kloter Pertama
Kloter pertama didistribusikan di dapur umum dan dapur warga yang menjadi tempat pengungsian korban bencana Malapedho.
Menurut Eman, pasca bencana lewat 3 hari biasanya lidah korban sudah mulai jenuh dengan indome , telur ataupun ikan kaleng dan lain-lain makanan instan yang biasanya hadir di masa tanggap darurat.
Untuk itu, lanjut Eman, pihaknya mengakali dengan pengumpulan donasi berupa sayuran dan umbi-umbian. Respon yang cepat datang dari keluarga di Doka ,Ekoroka,Ulubelu,Dadawea, Warikeo dan Wajamala.
“Alhasil cuma butuh waktu sehari, hari ini terkumpul di 2 mobil pickup penuh sayur dan umbi-umbian plus 20 dos air minum kemasan dan beras 100 kg. Kloter pertama dbawa oleh mobil milik Paulus Bei dan mobil om Jose Mario,” tulis Eman.
Kloter Kedua
Lebih lanjut Eman menjelaskan,untuk kleter kedua terdiri dari 2 mobil pick up yang membawa logistik berupa sayuran, buah ,umbi-umbian, minyak goreng ,beras dan kayu bakar .
Sesuai rencana awal , logistik yang diangkut, kemudian diserahkan kepada tim relawan yang bekerja di posko utama dan masyarakat sekitar yang berdampak secara sosial. “Rumah mereka aman, tapi hari -hari ini waktu produktivitasnya ikut tersita karena ikut membantu tim evakuasi. Tercatat 40 paket dibagikan untuk masyarakat sekitar.”
Kloter Ketiga
Pada kloter ini, Tim Gebrak Ngada Peduli mendapat telpon langsung dari masyarakat dari Nua Watu Desa Sebowuli. Sebagai gambaran, Nua Watu ini berbatasan langsung dengan Desa Inerie dan di belakang kampung itulah yang menjadi titik awal longsoran sehingga tanaman jangka panjang milik warga ikut tergerus longsoran dan rusak.
Akses jalan ke kampung ini juga rusak, sebagian terputus dan nyaris membuat Nua Watu menjadi terisolasi. Saat ini warga Nua watu sepi penghuni, karena semua warga usia produktif ikut turun membantu proses evakuasi korban sejak hari pertama pasca bencana dan meningggalkan para lansia, kaum difabel ,orang sakit dan sampai tadi malam terkonfirmasi ,mereka belum sama sekali tersentuh bantuan dari pihak manapun .
“Tim teknis penyaluran, Stepen Antony mengkonfirmasi kebenaran informasi ini. Analisis kami, itu sangat berdampak. Pagi-pagi Tim Logistik langsung bergerak belanja bantuan darurat,” ujarnya,
Untuk kloter ini, terdapat 20 paket bantuan, yakni 1 paket berisi beras 10 kg, telur, minyak goreng, bumbu dapur, sayur dan susu buat lansia ). “Sore paket-paket ini langsung didistribusikan kepada warga Nua Watu dengan prioritas lansia, difabel dan orang sakit. Bantuan dibawa oleh pickup Polce Bei. Juga dibawa paket besar lainnya untuk kebutuhan mendesak di Dapur Gebrak Ngada Peduli Malapedho berupa minyak goreng ,bumbu dapur, kopi gula, peralatan mandi dan cuci buat keluarga korban yang kehilangan rumah dengan menggunakan mobil Inova.”
Eman menyampaikan terima kasih kepada anggota tim yang bekerja dengan penuh semangat dan rela korban. “Tidak mudah karena terjadi kecelakaan kecil seperti ban mobil pickup pecah ketika baru mau mendaki dan logistik diover lagi ke mobil Inova. Lalu di jalan yang terputus tim dibantu masyrakat harus pikul lagi semua bantuan sampai di titik distribusi.”
Dia mengakui ini perjalanan yang melelahkan. “Namun tidak membuat tim. yang terdiri dari .Abang Fery Lay, Ibu Theresia Maya, Kae Alex Nunu, Seli Perkedel Kopa dan Steven Antony dkk patah semangat. Jam 18.30 akhirnya mereka tiba dengan selamat dan bantuan dibagi sesuai rencana. Masyarakat menyambut tim dengan baik."
Selain itu, Ketua Gebrak Ngada juga memberi laporan uang donasi yang masuk hingga pagi ini tercatat memiliki saldo Rp 9.561.207.
“Kami tarik sejumlah Rp 3.000.000 untuk biaya operasional dan belanja logistik. Demikian laporan distribusi bantuan kloter ke 3 ditulis sedetail mungkin sebagai komitmen kami untuk transparansi penggunaan donasi.” (Heru)