Viral, Seorang Wisudawan Bersujud di Tempat Penyulingan Moke Milik Orangtuanya
redaksi - Minggu, 13 Juni 2021 16:27
MAUMERE (Floresku.com) - Foto seorang mahasiswa berlutut di hadapan tempat penyulingan moke (arak) milik orangtuanya setelah diwisuda beredar di media sosial dan viral. Foto tersebut tampak di akun facebook ‘Paga Mbengu Post’ dan akun facebook ‘Manggarai News Channel’. Sejak diposting pertamakali Sabtu, 12 Juni, foto tersebut telah dibagikan paling sedikit 248 kali.
Pembuat status menerangkan bahwa mahasiswa tersebut melakukan aksi tersebut karena ia menyadari bahwa ia berhasil meraih gelar sarjana karena penyulingan moke. Dari uang hasil penjualan moke (arak) orantuanya membiayai pendidikan sarjananya hingga tuntas.
"Panjang umur orangtua pengolah mke.Semoga ia bisa menyekolahkan anak-anaknya (yang lain) menjadi sarjana" yang handal...," begitu tulis pemilik akun facebook itu lagi.
Tidak diktahui, di mana foto tersebut dibuatkan? Atau, dari kampung mana mahasiswa itu berasal? Namun, aksinya itu telah mendapat respon yang beragam dari para netizen. Ada yang menanggapinya dengan nada positif, memuji dan mendukung, namun ada pula yang menanggapinya secara guyon, bahkan sinis.
Pemilik akun facebook bernama Ab Rangga misalnya berkomentar, “Syukur atas berkat Tuhan dan tetesan keringat orangtua serta uap sulingan moke untukmu.”
“Jika moke digunakan dengan baik,akan menghasilkan kata kata bijak dari mulut pengguna moke Tetapi (apabila) moke digunakan dengan cara yang tidak baik (maka)hanyak menghasilkan kata-kata yg mubazir. Selamat ema .puu moke kau nge modhe,” tulis Aloisis Meo Muga.
Netizen lain, Paul Hadir memberikan motivasi, “Syukur adik, setelah ini kerja sudah, jangan sampai sia-sia pengorbanan orang tua(mu).”
Sementara itu, pemilik akun facebook atas nama Yulianus Anderson Pati menyatakan, “Peraturan gubernur sudah bagus,moke disajikan dalam kemasan yang lebih moderen agar daya saing dengan produk luar (menjadi) lebih baik.”
Netizen yang bersikap sinis antara lain adalah Natalia Juliana. Dia berkomentar begini, “Pi (pergi, red) berlutut di (hadapan) moke ini yang bahaya. (Kalau mau) cium dan berlutut (mestinya di hadapan) orangtua (bukan di hadapan penyulingan moke). Karena orangtualah yang bekerja untuk menghasilkan moke, kemudian dijual untuk mendapatkan uang, bukan moke datang kasih (kamu) doi o. Bahaya….” (MAR, sumber facebookdengan bahasa yang telah disesuaikan).