Wamenpar Ni Luh Puspa Respon Aksi Pungli di Destinasi Wisata di NTT
redaksi - Minggu, 25 Mei 2025 16:06
JAKARTA (Floresku.com) - Merespon dengan viralnya praktik pungutan liar di Nusa Tenggara Timur yang dialami oleh salah satu YouTuber, Kementerian Pariwisata menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak seharusnya terjadi di destinasi wisata yang ada di Indonesia. Kejadian ini juga tidak boleh terulang di masa mendatang.
Diketahui bahwa salah satu YouTuber Indonesia, Jajago Keliling Indonesia, yang melakukan perjalanan ke kawasan Jalan Poros Tengah Ratenggaro menuju Tambolaka dan Pantai Ratenggaro, Kampung Adat Ratenggaro, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, mengalami tindakan pungli oleh sejumlah warga.
Baca juga: Ekonomi Global Bergejolak, Pariwisata Bisa Jadi Penopang Devisa
"Saya rasa menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menciptakan destinasi yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Saya percaya kita semua memiliki komitmen yang sama, serta perasaan yang serupa bahwa praktik-praktik seperti ini (pungli) tidak boleh terjadi," ujar Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa dalam siaran pers pada Kamis (22/5/2025).
Dia menegaskan bahwa tujuan wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan adalah kunci untuk memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan dan memastikan dampak positif pariwisata yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung.
Kejadian pungutan liar yang terjadi di destinasi wisata Pantai Ratenggaro telah menarik perhatian banyak pihak di tengah pesatnya perkembangan sektor pariwisata di Nusa Tenggara Timur.
Dia berharap segala upaya yang dilakukan oleh semua pihak untuk membangun pariwisata di Nusa Tenggara Timur dapat terus berjalan secara berkelanjutan. "Dan ini tidak bisa dilakukan jika isu-isu seperti pungli, masalah keamanan, dan kenyamanan masih menjadi perbincangan di kalangan turis," ujarnya.
Dalam mengatasi masalah pungutan liar yang terjadi di tujuan wisata tersebut, pendekatan yang diambil harus bersifat preventif dan edukatif – khususnya terhadap anak-anak dan masyarakat setempat.
Dia menyatakan akan melakukan pemantauan secara rutin – termasuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam pengelolaan destinasi dan desa wisata agar insiden pungutan liar yang dialami oleh salah satu youtuber tersebut tidak terulang bagi wisatawan lainnya.
Selain itu, dia mengimbau kepada wisatawan untuk tidak memberikan bantuan pendidikan atau uang secara langsung kepada anak-anak di lokasi wisata yang dikunjungi. Wisatawan sebaiknya memberikan bantuan melalui koordinasi dengan lembaga desa, komunitas, atau pemerintah daerah agar penyalurannya berjalan dengan baik.
Insiden pungutan liar yang terjadi di Sumba harus menjadi momentum bagi pariwisata NTT untuk menciptakan pariwisata yang berkualitas, tertib, dan inklusif. “Kita harus berkolaborasi, kami mendukung penguatan SDM lokal melalui pelatihan digital, pemasaran destinasi, dan manajemen destinasi yang berbasis komunitas,” ujarnya. (SP). ***