Warek I Unika St Paulus Ruteng, Dr Fransiska Widyawati, M.Hum Buka 'The 2nd ICEHHA'

redaksi - Sabtu, 22 Oktober 2022 09:01
Warek I Unika St Paulus Ruteng, Dr Fransiska Widyawati, M.Hum Buka 'The 2nd ICEHHA'Wakil Rektor I Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Fransiska Widyawati, M.Hum saat membuka The 2nd ICEHHA, Jumat, 21 Oktober 2022. (sumber: Tangkapan Layar Zoom Webinar)

RUTENG (Floresku.com) - The 2nd International Conference on Education, Humanities, Health, and Agriculture ( The 2nd ICEHHA) di Universitas Katolik Indonesia (Unika) St Paulus Ruteng secara resmi dimulai pada Jumat (21/10).

Konferensi internasional yang dihelat secara online dan offline itu dibuka oleh Wakil Rektor (Warek) I Unika St Paulus Ruteng, Dr. Fransiska Widyawati, M.Hum. 

The 2nd ICEHHA pada hari pertama menghadirkan 4 (empat) pembicara kunci (keynote speaker), yaitu Prof. Dr. Adrianus Ahemka, ST., M.Eng dari LLDIKTI Wilayah VX, Prof. Dr. Yohanes S. Lon, MA dari Universitas Katolik Indonesia St Paulus Ruteng, Prof. Willy Ardian Renandya dari Nanyang Technological University, dan Prof. Dr. Dwi Andreas Santoso, M.S dari Intitut Pertanian Bogor.

Dalam sambutan pembukaan, Dr. Fransiska Widyawati mengungkapkan bahwa penyelenggaraan konferensi internasional ini adalah upaya mewujudkan visi Unika St Paulus Ruteng untuk menjadi salah satu centre of excellece di Indonesia Timur.

“Kami memiliki mimpi untuk mengubah universitas kami menjadi pusat keunggulan di Indonesia Timur. Selama tiga tahun terakhir, kita semua telah bekerja tanpa lelah untuk mewujudkan Tridharma, yaitu memberikan pendidikan, melakukan penelitian dan pengembangan, dan melayani masyarakat melalui cara-cara yang kreatif, inovatif, dan berdampak. Menyelenggarakan konferensi internasional ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan mimpi itu,” ungkapnya.

 Dr. Fransiska juga mengungkapkan rasa syukur dan bangga karena konferensi ini juga didukung oleh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui kompetisi dana hibah.

"Kami bersyukur dan bangga karena acara ini terselenggara berkat hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia. Ini benar-benar pencapaian yang luar biasa bagi kami, karena hanya dua puluh delapan universitas di Indonesia yang dianugerahi sebagai pemenang hibah ini, dan kampus kecil kami mampu unggul dan mengungguli beberapa nama besar di kancah pendidikan tinggi),” ujarnya.

Dr. Fransiska berharap agar dengan tema konferensi yang diadakan kali ini, ada hal positif yang bisa disumbangkan bagi peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan, kemanusiaan, kesehatan dan pertanian.

“Hari ini kami memulai konferensi dengan tema: Kontribusi TIK di bidang pendidikan, humaniora, kesehatan, dan pertanian pasca-COVID-19.Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan kita. Selama periode ini, kita juga melihat perkembangan yang luar biasa terutama di bidang informasi, komunikasi, dan teknologi. Perkembangan TIK menghadirkan tantangan bagi kita untuk memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hidup kita yang mengutamakan kesetaraan dan keberlanjutan. Khusus di bidang pendidikan, humaniora, kesehatan, dan pertanian, perkembangan TIK perlu dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan yang holistik, integratif, dan harmonis”, tandasnya.

Menkominfo RI. Johnny G. Plate, S.E. sebagai Distinguished Keynote Speaker

Seluruh presentasi makalah pada hari pertama dibuka oleh pembicara kunci istimewa (distinguished keynote speaker), yaitu Menkominfo RI. Johnny G. Plate, S.E. dalam materinya, Menteri Johnny menggarisbawahi urgensi tranformasi digital pada era pascapandemi.

“Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan tiga poin, yaitu: pertama, dampak pandemic covid-19 dalam bidang pendidikan, humaniora, kesehatan, dan pertanian; kedua, urgensi tranformasi digital di tengah era pandemic covid-19; ketiga, peran Kemenkominfo RI dalam mengakselerasi tranformasi digital”, terangnya.

Menteri Johnny menegaskan, pemerintah melalui kementerian yang dipimpinnya telah membuat kebijakan-kebijakan yang bertujuan mempercepat proses transformasi digital di Indonesia.

“Untuk mempromosikan tranformasi digital demi mengakselerasi peningkatan ekonomi digital di Indonesia, Kemenkominfo telah mengeluarkan berbagai kebijakan di semua bidang kehidupan. Sebagai contoh ada program Gerakan Nasional 1000 Start Up, UMKM Digital on Boarding, penyediaan akses internet pada lebih dari 3000 fasilitas Kesehatan di seluruh Indonesia, mendukung aplikasi pedulilindungi, mendukung peran Indonesia sebagai Presidium G-20, khususnya di bidang ekonomi digital, dan menyediakan beasiswa bagi peningkatan keterampiran dan literasi digital," urainya.

Menutup materinya, Menteri Johnny mengatakan, kehadiran Pandemi Covid-19 telah membuka peluang bagi besarnya peran teknologi informasi dalam berbagai bidang kehidupan. Untuk itu, ia berharap semua pihak bekerja sama memanfaatkan peluang ini agar bangs bisa pulih lebih cepat dan pulih lebih kuat.

Keynote Speakers

Setelah penyampaian materi dari Menkominfo sebagai pembicara istimewa, kegiatan konferensi dilanjutkan dengan presentasi makalah dari 4 (empat) pembicara kunci. 

Tampil sebagai pembicara kunci pertama adalah Prof. Dr. Adrianus Ahemka, ST., M.Eng dari LLDIKTI Wilayah XV. Ia membawakan makalah dengan judul “The Commitment of LLDIKTI XV to Improving the Quality of Tertiary Education in East Nusa Tenggara.” 

Setelah itu, Prof. Dr. Yohanes S. Lon, MA dari Unika St Paulus Ruteng hadir sebagai pembicara kunci kedua. Rektor Unika Santu Paulus Ruteng itu, menyajikan makalah dengan judul “Forced Marriages and Lack of Sufficient Canonical Investigation in Ruteng Diocese”. 

Prof. Willy Ardian Renandya dari Nanyang Technological University selanjutnya tampil sebagai pembicara kunci ketiga dengan makalah bertajuk “Technology in Second Language Teaching”. 

Sementara itu, Prof. Dr. Dwi Andreas Santoso, M.S dari Intitut Pertanian Bogor menjadi pembicara kunci terakhir yang menutup sesi keynote speakers. Ia mempresentasikan makalah berjudul “Recent Advances in Agriculture”.

Seluruh sesi dari para pembicara kunci ini mengisi ruang utama (main room) dalam media zoom meeting konferensi. Pada setiap sesi pembicara kunci selalu ada kesempatan untuk tanya jawab secara interaktif dengan para peserta.

Konferensi hari pertama dilanjutkan dengan  sesi Paper Presentation dari puluhan pemakalah yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. 

Sesi paper presentation ini dibagi dalam 5 (lima) breakout rooms pada media zoom meeting konferensi. 

Penyelenggaraan hari pertama konferensi ini  berlangsung hingga pukul 16.00 Wita. (Jivansi/Rudy N.) ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS