Warga Transmigrasi dan GMNI Cabang Sikka Datangi Kantor Bupati Sikka Tuntut Ganti Rugi

redaksi - Kamis, 26 Januari 2023 08:21
Warga Transmigrasi dan GMNI Cabang Sikka Datangi Kantor Bupati Sikka Tuntut Ganti RugiAksi saling dorong di depan pintu masuk Ruang Pertemuan Lantai 2 Kantor Bupati Sikka, Selasa, 24 Januari 2023. (sumber: Mardat)

MAUMERE (Floresku.com) - Warga transmigrasi asal Kabupaten Sikka bersama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mendatangi Kantor Bupati Sikka di Jalan El. Tari, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Selasa (24/1) sore.

Dua Kepala Keluarga (KK), warga transmigrasi yang didampingi Oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) datangi Kantor Bupati Sikka guna mengadukan nasibnya Kepada Sekretaris Daerah Sikka (Sekda) yang mana telah ditelantarkan oleh pemerintah Kabupaten Mamasa di Provinsi Sulawesi Barat.

Yohanes Maro, Ketua GMNI cabang Sikka (Foto: Mardat).

Warga transmigrasi Anselmus Goleng kepada media ini mengatakan, “selama beberapa bulan di sana hidupnya tidak seperti yang dijanjikan Pemerintah Pusat.”

"Selama kami di sana sebagai warga transmigrasi, perubahan nasib yang kami harapkan tidak kunjung kami dapatkan, sejumlah jaminan hidup yang dijanjikan tidak pernah direalisasikan," kata Anselmus.

Lebih lanjut Anselmus menuturkan,  “Sebelum bertransmigrasi dari Kabupaten Sikka ke Kabupaten Mamasa Pemerintah mengatakan kalau semua sarana dan prasarana ada semua seperti sekolah,rumah sakit, tempat ibadah dan lain-lain ada semua di sana.  Tapi apa buktinya kami sampe di sana itu semua tidak ada,kalaupun ada tapi jauh dari tempat kami tinggal.”

"Kami pernah bertemu dan menyalahkan Pemerintah Mamasa tapi apa malah pemerintah mamasa malah menyalahkan pemerintah kabupaten sikka karena tidak mensurvei lokasi di sana seperti apa di sana," ucapnya.

Anselmus Goleng, salah satu dari warga transmigrasi asal Kabupaten Sikka (Foto: Mardat).

Anselmus berharap agar Pemerintah Kabupaten Sikka bisa memperhatikan mereka karena sebelum bertrasmigrasi semua harta beda serta rumah sudah dijual sebelum pindah ke Kabupaten Mamasa.

“Mereka juga meminta agar Pemerintah Kabupaten Sikka bisa memulangkan kembali dua Kepala Keluarga dengan jumlah 7 orang agar bisa kembali pulang ke daerah asalnya Kabupaten Sikka ini,” ujarnya.

Yohanes Maro selaku Ketua GMNI Cabang Sikka saat diwawancarai media ini menjelaskan, "Kami dihubungi oleh Bapak Anselmus Goleng kemudian diberi surat pernyataan untuk melimpahkan kekuasaan kepada GMNI untuk mendampingi beliau dalam persoalan ini," ucapnya.

Pantauan media ini juga sempat ada keributan, bahkan terjadi saling dorong  antara sejumlah anggota GMNI dan Satpol Pp di lantai 2 Kantor Bupati.

Saat ditanyai media ini Yohanes Maro menuturkan, "Kami kesal dengan Sekda Sikka karena dari pagi kami berkordinasi beliau menjanjikan akan bertemu kami pada pukul 14:00. Nyatanya hingga pukul 17:00 Sekda enggan bertemu kami, maka langkah-langkah itu yang kami ambil hingga Sekda bertemu kami di pukul 18:00," ucapnya.

“Ada pun poin-poin yang kami sampaikan ke Sekda untuk segera pulangkan mereka yang 7 orang atau 2 Kk yang masih ada di Kabupaten Mamasa. Kembalikan identitas mereka sebagai warga Sikka, beri ganti rugi atas segala sesuatu yang sudah dikorbankan oleh mereka,” pungkasnya. ***

RELATED NEWS