WORALOGI (1) : Untuk Daniel Dhakidae (DD)

redaksi - Kamis, 08 April 2021 23:00
WORALOGI (1) :  Untuk Daniel Dhakidae (DD)gusti (sumber: null)

Oleh: Gusti Tetiro*

Dalam suatu kesempatan launching buku “Menerjang Badai Kekuasan” beberapa tahun lalu, seorang bapak dari Flores memberikan testimoni. Katanya, “Saya tidak heran kalau kakak Daniel menulis tentang kekuasaan. Dia datang dari suatu keluarga yang terhormat. Mosalaki dalam istilah kami orang Flores”

Mendengar itu, teman baik Pak DD, sosiolog Dr Ignas Kleden (IK) menyeletuk kepada saya dan Bona Beding yang duduk di sampingnya, “Oh, lihat ntar saya ganggu Daniel, ternyata mosalaki dia,” katanya sambil tertawa kecil.

Selepas acara resmi, di depan aula, kami ngopi. Saya, tata Bona, dan Om Ignas mendekati Pak DD untuk mengucapkan proficiat. “Eh, mosalaki proficiat!,” kata Ignas.

Pak DD langsung senyum-senyum. Kita semua tahu, DD selalu kritis pada kekuasaan. Riwayat hidupnya adalah kumpulan fragmen-fragmen perlawanan.

Giliran saya mengucapkan selamat, Pak DD langsung cegat dari awal, “Gusti, kau jangan tambah-tambah soal mosalaku. Itu satu (si bapak orang Flores pemberi testimoni) sembarang saja. Haha.”

Untuk orang seperti DD, kekuasaan seperti mosalakisme itu bukan legitimasi dan tidak perlu menjadi latar yang selalu membayang-bayangi. Di hadapan DD, kekuasaan adalah medan belajar ketat dan bidang studi kritis.  

RIP Om Daniel.

*Gusti Tetiro, ‘ana Ende’ yang jago wora.

RELATED NEWS