Renungan: B e r j a g a (Lukas 12: 35 - 38)
redaksi - Senin, 21 Oktober 2024 21:12Oleh: Pater Kons Beo, SVD
Kawanku.....
Saat kembali, kita mesti didapatiNYA berjaga-jaga. Iman di dalam DIA sepatutnya membuat kita terjaga. Bagai seorang hamba yang tetap terikat dengan tali kesetiaan pada pinggang. Dengan pelita yang tetap bernyala di tangan...
Kawanku, masing-masing kita memang sepantasnya bertanggungjawab atas 'tali di pinggang' dan 'pelita bernyala di tangan.' Kiranya kita terikat dalam kesetiaan dan kepatuhan seorang hamba pada tuannya. Agar senantiasa tetap bercahaya dalam ziarah dunia dengan banyak ketidakpastiannya.
Kawanku...
Dalam banyak cara kutahu kau coba isyaratkanku: tampak longgar dan bebas dengan pinggang yang tak terikat. Pun dalam nyala pelita yang makin meredup dan pudar. Kawan, kau sepertinya memanggilku pulang ke 'sikap berjaga-jaga' yang sepatutnya.
Kawanku, entah kah kapan DIA akan kembali? Kau ingatkan ku bahwa itu tak penting. Yang terpenting DIA pasti akan kembali. Dan berjaga-jaga dalam iman, harapan dan kasih, itulah kepatuhan yang mesti nyata. Sebagai Gereja, sebagai murid-muridNYA.
Tuhan ingatkan,
"Dan apabila ia datang tengah malam atau pada dini hari, dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah para hamba itu" (Lukas 12:38).
Kawanku...
Kuyakin bahwa kau bakal terbilang di kalangan para hamba yang berbahagia....
Namun ku yakin pula bahwa segala cara dan sikapmu terhadapku selalu dalam harapan agar aku pun tergolong sebagai hamba yang berbahagia.....
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin
(Selasa, 22.10.2024). ***