RENUNGAN KATOLIK, Kamis, 27 Mei 2028: "Et Comminabàntur Ei Multi ut Tacèret" Mrk 10:48

Redaksi - Rabu, 26 Mei 2021 23:09
RENUNGAN KATOLIK,  Kamis, 27 Mei 2028: "Et Comminabàntur Ei Multi ut Tacèret" Mrk 10:48St. Matiya Mulumba dari Busoga, Uganda (sumber: Domus Pacis)

Oleh P Kons Beo SVD

(Pekan Biasa VIII - St Agustinus dr Cantebury, St Julius, St Matiya Mulumba)

Bacaan I Putra Sirakh 42:15-25
Mazmur 33:2-3.4-5.6-7.8-9
Injil Markus 10:46-52

Banyak orang menegurnya supaya dia diam

"DIAM! Tak boleh bersuara!" Itulah suara orang banyak bagi si pengemis buta, Bartimeus, di Yerikho. Suara pinggir jalan sepertinya hanya menambah kegaduhan. Suara dari seseorang yang tak pantas. Yang mesti tetap sebagai pengemis buta. Bergema sebatas di pinggir jalan.

SEPERTINYA hidup mengemis dan keadaan buta adalah cacat serius. Tanpa ada harapan lagi. Buta, bisu, tuli, lumpuh serta berpenyakitan adalah drama hidup penuh pilu
Sedikitpun tak punya hak untuk bersuara lagi. Itulah nasib penuh kutukan yang menimpah.

TETAPI suara pengemis, suara seorang buta, teriakan Bartimeus manusia pinggir jalan itu, justru menjadi suara yang tertanggap Tuhan. Di hingar bingar keramaian itu. Panggilah dia!(Mrk 10:49), kata Tuhan. Bartimeus yang berteriak memanggil seketika berubah menjadi Bartimeus yang dipanggil dalam kelembutan.

IMAN dan penyerahan diri pada Tuhan sungguh menuntut keberanian. Ya, keberanian untuk melampaui batas-batas yang dipasang orang kebanyakan. Itulah nasib  yang dipatok dunia bagi apapun situasi buta yang dialami sesama.

SAAT buta fisik, buta mental,  buta sikap hidup atau pun buta rohani menjadi alasan untuk bagi kita untuk menyuruh diam, untuk menyingkirkan dan mendepak seseorang, justru hal itu sebaliknya menjadi alasan Tuhan untuk memanggil dan kembali mengutuhkannya.

KITA sepertinya merasa lebih berhak  dalam proses mengikuti Yesus 'lebih dekat', dan membuat diam sesama yang berseru kepadaNya. Mungkin saja karena kita terlalu percaya diri bahwa kita bukanlah 'manusia buta'.  Apalagi sebagai 'manusia berkelas pinggir jalan.'

SEPATUTNYA kita runtuhkan ruang elitis untuk tak lagi angkuh. Agar mampu berbisik kepada siapapun dengan tulus, "Kuatlah hatimu. Berdirilah, Ia memanggil engkau" (Mrk 10:49). Dan bukannya: menegurnya supaya dia diam.

Verbo Dei Amorem Spiranti.

Tuhan memberkati.
Amin

RELATED NEWS