SENDAL SERIBU, Selasa, 06 Desember 2022, Minggu II Adven: Semuanya Berada dalam Kasih Allah
redaksi - Selasa, 06 Desember 2022 14:12APA PAGI DARI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SENDAL SERIBU:Setetes Embun Sabda Allah Selalu Memberi Inspirasi Baru
SELASA, 6 DESEMBER 2022
Hari Biasa Pekan Adven II
Yes 40:1-11 & Mat 18:12-14
[Thn. V-SS/336/12/2022]
Reverendus Dominus {RD}, Riano Tagung
MARILAH KITA BERDOA:Allah Bapa Maha Penyayang, kami telah Engkau beri Yesus Gembala yang baik yang membimbing kami dan menjaga kami melalui jalan keadilan dan cinta kasih. Semoga kami menerima dan mendengarkan sabdaNya senantiasa. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami, Amin.
Matius 18:12-14
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan, lalu pergi mencari yang sesat itu?
Dan Aku berkata kepadamu, Sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang."
SEMUANYA BERADA DALAM KASIH ALLAH!
Reverendus Dominus [RD]. Ryano Tagung
“Tiada cinta yang sejati selain Cinta Ilahi” St. Josemaria Escriva
Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita mendengarkan perumpamaan tentang domba yang hilang. Ini adalah kisah gembala yang baik, yang tidak akan puas dan bahagia bila masih ada satu ekor yang tersesat atau terpisah dari kawanannya. Seorang gembala yang baik mengenal domba-dombanya.
Dia mengetahui setiap kebutuhan dari domba yang digembalakannya. Dia akan menghimpun semua dombanya agar berada dalam rangkulannya dan terhindar dari bahaya atau gangguan binatang buas. Terhadap perumpamaan ini, Yesus meminta tanggapan dari para muridNya. Bagaimana pendapatmu?
Bagaimana pendapat kita bila kita mendapatkan sesama saudara kita tersesat dan terpisah dari satu kawanan Cinta Kasih Kristus? Apakah kita akan membawanya kembali pulang menjadi satu kawanan lagi? Tentunya, yang kita lakukan adalah menggosipnya, menyindirnya, mencibirnya bahkan menyingkirkannya.
Bukankah itu yang akan kita lakukan bila kita melihat sesama saudara kita tersesat hidupnya ditelan dunia yang menawarkan sejuta pesona dan kenikmatannya?
Bukankah kita akan mengeluarkan kata-kata sindiran “eh tumben ke Gereja” atau “mimpi apa semalam, hari ini bisa ke Gereja” bila kita melihat saudara kita yang jarang ke Gereja tetapi pada hari Minggu Adven II kemarin dia hadir mengikuti perayaan Ekaristi?
Kita jarang mengeluarkan kata-kata sukacita atau pujian ketika kita melihat saudara kita kembali kedalam satu kawanan dengan kita.
Hari ini Yesus memeringati kita bahwa Bapa di surga tidak menginginkan bahwa seorang dari anak-anak ini ada yang hilang. Bapa tidak mau kita terpisah dari rangkulan dan peganganNya.
Bapa tidak mau kita terlepas dari tuntunanNya. Bapa mau kita semua ada dalam kawananNya, tak seorang pun yang hilang. Oleh karena itu, bila ada sesama saudara kita yang secara perlahan mulai memisahkan diri dari kasih Bapa dengan malas berdoa, malas membaca dan merenungkan Sabda Allah, jarang ke Gereja atau kegiatan kerohanian lainnya, bawalah mereka kembali ke pangkuan Bapa.
Sebelum jauh melangkah, kembalilah ke dalam keluarga dan komunitas kita masing-masing. Kita harus menyadari bahwa Keluarga atau komunitas kita bisa menjadi domba yang hilang saat ini, bila kasih Allah tidak ada di dalamnya, bila di dalamnya tidak ada saling mendukung, tidak ada saling perhatian, tidak ada yang saling mengasihi dan mengampuni, tidak ada saling mendengarkan dan menolong.
Mari kita beri isi dalam hidup keluarga dan komunitas kita dengan doa, agar tidak ada satu anggotapun yang hilang. Sebab dengan berdoa, kita akan selalu berada di dalam rangkulan KasihNya.
Marilah Kita berdoa:
Ya Tuhan aku percaya Engkau dapat membuka mata hatiku. Bukalah mata hatiku agar dapat melihat kasih dan kebaikanMu dalam diriku dan dalam diri sesama yang hadir di jalan hidupku, kini dan sepanjang segala masa, Amin
Dio Vi Benedica. ***