Setelah Bangun Fondasi Kuat, Don-Marianus Bisa Bikin Pariwista Nagekeo Tumbuh Secara Berkelanjutan

redaksi - Minggu, 04 Agustus 2024 22:25
Setelah Bangun Fondasi Kuat,  Don-Marianus Bisa Bikin Pariwista Nagekeo Tumbuh Secara BerkelanjutanJohanes Don Bosco Do (kiri) dan Marianus Waja (kanan). (sumber: Istimewa)

PARIWISATA Kabupaten Nagekeo memang belum sekuat dbandingkan dengan pariwisata Kabupaten Manggarai Barat yang memiliki destinasi superprioritas, Labuan Bajo. 

Makanya tak mengherankan kalau jumlah kunjungan wisatawan ke Nagekeo masih tergolong kecil. 

Data Dinas Pariwisata Nagekeo  2024 mencatat  selama tahun 2023, jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Nagekeo pada tahun 2023 mencapai 27 ribu, naik lebih 143 persen dari 11 ribu orang pada tahun 2022, sedangkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)  hanya 77 orang,

Visi Don-Marianus

Jumlah kunjungan yang relatif masih kecil, tidak berart bahwa pariwisata Nagekeo memiliki prospek yang kecil pula. Sebaliknya, memendam potensi yang sangat besar karena dibangun dengan visi yang benar dan strategi yang tepat.

Selama memimpin Kabupaten Nagekeo periode 2018-2023, Bupati Johanes Don Bosco dan Wakil Bupati Marianus Waja memiliki visi mewujudkan Nagekeo yang sejahtera, nyaman dan bermartabat melalui pembangunan sektor pertanian dan pariwisata.

Visi itu dijabarkan dalam sejumlah program kerja strategis, di antaranya ialah mewujudkan Nagekeo sebagai tempat kunjungan atau singgah para wisatawan dan memperkuat sinergitas sektor pariwisata dengan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, lingkungan hidup, UMKM. 

Sejak awal pemerintahannya, Don-Marianus memang menggenjot kemajuan sektor pertanian dan pariwisata dengan mengedepankan spirit kolaborasi (To’o Jogho Waga Sama).

Mereka misalnya, mendorong para petani dan warga Nagekeo  lainnya untuk melahirkan produk-produk  pertanian dan ekraf bernilai tinggi, melalui kelompok Dasa wisma, Karang Taruna, Orang Muda Katolik (OMK), Remaja Masjid dan pelaku usaha lainnya.

Untuk memajukan pemasarannya, Don-Marianus memperkuat pasar Nagekeo antara lain dengan merevitalisasi Pasar Danga, Pasar Nangaroro dan beberapa pasar lainnya. 

Selain itu, mereka menjalin kerja sama dalam pengertian simbiosis mutualisme  dengan Pemkab Manggarai Barat. 

Sasarannya agar kebutuhan pendukung pariwisata superprioritas Labuan Bajo dapat terpenuhi, sementara para petani dan pelaku UMKM di Nagekeo  tak repot mencari pasar.

Branding Position: Nagekeo the Heart of Flores

Untuk mengangkat citra dan memperkenal pariwisata  Nagekeo di mata nasional dan internasonal, Don-Marianus melakukan branding posisition dengan tagline, ‘Nagekeo The Heart of Flores’.

Saat meluncurkan brand ‘Nagekeo the Heart of Flores,’  pada Deseber 2021, Bupati Don mengatakan, tagline tersebut hendak menegaskan bahwa secara topografi Kabupaten Nagekeo tepat berada di tengah Pulau Flores.

Secara antrhopologi budaya, tagline tersebut selaras dengan cara memandang atau konsep tentang wilayah budaya dan geografis yang bersifat faunatis. 

Sekadar informasi, melalui pendekatan konsep faunatis Sareng Orinbao (Pater Piet Petu SVD, 1969) menemukan bahwa nama pribumi purba Pulau Flores adalah Nusa Nipa (ular Naga magis) yang membujur ddengan kepala di di ujung timur dan ekor di ujung barat, Manggarai. Jadi, Nagekeo memang persis berada di ‘jantung’ dari ular naga magis itu.

Selain dipakai sebagai sebuah nama lain dari Kabupaten Nagekeo, tagline Nageko the Heart of Flores juga digunakan untuk mempromosikan pariwisata Flores baik di tingka nasionak maupun internasional.

Ini memang beralasan. Sebab, Nagekeo the Heart of Flores mencerminkan spirit dan nilai masyarakat Nagekeo yang sudah dihidupi oleh para luhur mereka seperti tampa pada ungkapan  "To'o Jogho Wagha Sama" atau Gotong Royong, "Kia Zi'a Tabhe Pawe" atau cinta kasih, "Pese Tenu"atau nasihat dan "Wua Mesu" atau belas kasihan. 

Selain itu, Nagekeo the Heart of Flores juga mengekspresikani keberagaman budaya di  masyarakat Nagekeo. Ada tiga budaya, seperti di dataran utara Mbay, tengah Boawae (Nage), serta wilayah  selatan Ma'u (Keo). 

Desa Wisata Wajo

Setiap wilayah budaya tersebut mempunyai ritual dan tata cara adat yang berbeda.

Dengan demikian,  melalui  brand positioning  tersebut, Don-Marianus tak hanya menampilkan Nagekeo berbeda dari kabupaten lain di Flores, tetapi juga  meletakkan fondasi baru yang kuat bagi  ‘bangunan’ pariwisata Nagekeo. 

Megidentifikasi Destinasi Lama dan Memperkenalkan Destinasi Baru

Nagekeo memiliki potensi pariwsata sangat besar. Jenis destinasi wisatanya  tergolong lengkap mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah dan wisata religi.

Dalam kurun lima tahun pemerintahannnya, Don-Marianus telah mendorong Dinas Pariwisata untuk mengidentifikasi seluruh destinasi wisata potensial di Nagekeo.

Setelah diidentifikasi dan didata kembali, diketahui bahwa nagekeo memiliki paling sedikit  25 destinasi wisata, meliputi  jenis wisata alam, wisata budaya dan sejara serta religi.

Selain mengidentifikasi berbagai destinasi wisata yang sudah ada, Don-Marianus juga memperkenalkan atau merevitalisasi sejumlah destinasi wisata baru seperti Kampung Adat Kawa, Kampung Adat/Desa Wisata Pajorejo, Destinasi Wisata Tutubhada, Kampung Adat Nunungongo , Kampung Adat Gero dan  beberapa lainnya.

Melalui upaya-upaya tersebut, Nageko  mendongkrak jumlah wisatawan domestik, dan bisa sedikit ‘menahan’  para wisatawan asing supaya tidak langsung menuju ke Taman 17 Pulau Riung, di Kabupaten Ngada.

Memetakan Lima Ring Wisata Unggulan

Selama 2018-2023, Don-Marianus  juga berhasil memetakan keunggulan yang dimiliki Kabupaten Nagekeo .

Mereka memetakan  kawasan wisata Nagekeo dan membaginya  menjadi lima  lingkaran atau ring unggulan, yaitu Ring of Mbay, Ring of Lena-Ame Gelu, Ring of Kota Jogo-Kinde, Ring of Koto, dan Ring of Ebulobo.

The Ring of Mbay-Amagelu meliputi wilayah  Rendu, Nggolonio, Marapokot, sampai Agela. Di ring ini terdapat sejumlah potensi wisata budaya seperti Kampung Adat Lape, Kampung Nggolombai, Kampung Adat Tutubhada, Kampung Adat Nunungogno, Kampung Adat Dhawe, Kampung Adat Kawa, Kampung Adat Boanio,  air terjun Ngabatata, kawasan Woedoa, sumber air panas Tonggurambang,  Pantai Marapokot, Hutan Mangove Marapokokt, destinasi wisata sejarah Bungker Jepang, dan Kawasan Persawahan Mbay. 

Kampung Adat Kawa yang eksotis (Sumber:Daily.Klik)

The Ring of Lena  meliputi Kecamatan Nangaroro dan sebagian Kecamatan Mauponggo. 

Ring ini didukung oleh Kawasan Kampung Adat Natalea (Raja Ola), Pantai Ria Nangaroro, Kawasan Pantai Tonggo, destnasi wisata gereja tua Portugis Lena.

The Ring of Kota Jogo-Kinde wilayah Kecamatan Wolowae. Rinng ini didominasi oleh wisata alam berupa pantai yang terletak di pesisir utara seperti Pantai Kota Jogo,   jalur sutra Anakol-Kinde, Tebing Putih/ Watu Bhaya, pasir putih, hutan mangrove, Teluk Todo, Dermaga Marina, dan Pantai Pu’u Nio

Ring of Ebulobo meliputi wilayah sekitar Kecamatan Boawae dan sebagian wilayah Kecamatan Mauponggo. Di ring ini terdapat destinasi wisata seperti  Gunung Ebolobo, Kampung Adat Bowae, Pantai Ena Gera.Air Wudhu Pajoreja di Desa Wisata Ululoga.

Terakhir adalah Ring Of Koto yang meliputi Kecamatan Keo Tengah dan sebagaian Kecamatan Nangaroro.

Ring ini didkung oleh destinasi wisata seperti Desa Woloede, Pajumala, Malalaja, Woloroja, Uluwaga, ritua sepa api Katodo di Pautola, Kampung Adat Worowatu, Kampung Adat Poma dan Desa Wisata Wajo.

Berkolaborasi dan Menjali Kemitraan

Untuk memperkuat fondasi dan mengembangkan pariwisata Nagekeo, selama 2019-2023, Don-Marianus menjalin kerja sama kemitraan dengan berbagai pihak.

Diketahui, untuk pengembangan destinasi ‘Ring of Kinde’ (Kota Jogo), Don-Marianus menginiasi kerja kemitraan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank BRI melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). 

Pemasangan Papan Nama Destinasi Wisata Kota Jogo yang didukung CSR BRI.

Dalam kerja sama kemitraan tersebut, pihak Bank BRI menyerakan bantuan CSR senilai Rp500 juta. Bantuan  itu diberikan bertepatan dengan HUT ke-16 Kabupaten Nagekeo, 8 Desember 2022, dan diterima langsung oleh Bupati Don.

Selain itu, Don-Marianus beberapa kali menjalin kerjasama kemintraan dengan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). 

Sebagai misal, pada tahun 2022 Pemkab Nagekeo bersinergi dengan BPOLBF untuk mengembangkan pariwisata Kampung Adat Kawa.

Patai Kota Jogo, Desa Anakoli, Kecamatan Wolowae, Nagekeo

Pada tahun 2023 (6-9 Mare) Pemkab Nagekeo bersama BPOLBF menyelenggarakan rapat koordinasi 28 desa wisata  di kawasan Flores, Lembata, Alor dan Bima (Floratama) di Mbay. 

Kemudian, pada September 2023, Pemkab Nagekeo memfasilitasi BPOLB memperkuat tata kelola destinasi Kampung Pajoreja, Desa Wisata Ululoga.

Selain itu, Don-Marianus bersinergi dengan Dekranasda dan Dinas KomperindagUMKM melakukan kerja sama kemitraan untuk mengembangkan poduk ekraf tenun dan anyam.

Untuk pengembangan produk ekrat anyam Pemkab Nagekeo era Don-Marianus pernah bekerjasama dengan DuAnyam, sebuah kewirausahaan sosial yang bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui kerajinan anyaman Indonesia.

Muda-mudi Mbay dalam balutan Lipa Dhowikl kain tenun  tradisional Nagekeo. (Sumber: Matalensa).

Sedangkan untuk pengembangan produk ekraf tenun Pemkab Nagekeo pernah bermintra dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dan Perkumpulan Warna Alam Indonesia (Warlami) Suroso Jakarta, 

Sementara itu untuk meningkatkan literasi pariwisata, Pemkab Nagekeo selama periode 2019-2023 telah menyelenggarakan sejumlah kegiatan seminar dan workshop pariwisata.

Bahkan, dengan berkolaborasi dengan Yayasan Alsemat Jakarta, pemerintahan Don-Marianus membuat terobosan dengan menerbitkan  buku Pesona Tenun dan Budaya Magekeo (2023).

Menciptakan Ekosistem Pariwisata 

Hal pentingf lainnya yang dikerjakan Don-Marianus adalah menciptakan ekosistem pariwisata yang makin kondusif.

Perbaikan ekosistem pariwisata tercermin pada peningkatan jumlah hotel/penginapan dan rumah makan.

E-book Nagekeo dalam Angka 2024 menyebutkan, selama periode 2020-2023, terutama semenjak era kenormalan baru, pasca pandemi Covid-19 (2022-2023) jumlah hotel meningkat tajam. 

Disebutkan, jumlah hotel dan akomodasi mencapai 41 buah per tahun 2023 dengan tingkat okupasi sekitar 12 perse dan rata-rata lama menginap dua hari.

Sedangkan jumlah rumah makan/restoran bertumbuh dari 140 unit pada tahun 2020, menjadi 141 unit pada 2021 dan 2022, dan melonjak menjadi162 unit pada tahun 2023.

Dari gambaran di atas, dapat dikatakan bahwa Don- Marianus  telah berjalan pada jalur yang tepat (on the track) dalam pembangunan sektor pariwisata.

Mereka telah meletakkan fondasi yang kuat bagi pembangunan pariwisata Nagekeo dengan membuat branding position yang tepat.

Mereka juga telah melakukan sejumlah terobosan untuk membangun dan menciptakan ekosistem pariwisata Nagekeo yang lebih baik.

Jadi, Don-Marianus adalah dua figur yang pantas didukung pada Pilkada 2024 ini, jika Nagekeo menghendaki  sektor pariwisata dapat bertumbuh secara berkelanjutan dan semakin berkontrbusi bagi kesejahteraan bagi seluruh warganya. (Silvia Yangka/Leonny/Tim)***

Editor: redaksi

RELATED NEWS