Transformasi Desa BRILiaN Merapi, dari Desa Biasa Menjadi Destinasi Wisata dan Agrikultur Unggul

Justina Nur Landhiani - Minggu, 18 Mei 2025 16:32
Transformasi Desa BRILiaN Merapi, dari Desa Biasa Menjadi Destinasi Wisata dan Agrikultur UnggulMengenal Desa BRILiaN di Lereng Merapi, Kembangkan Destinasi Wisata Alam dan Agrikultur (sumber: BRI)

SLEMAN – Semangat inovasi tampak jelas di sebuah desa yang berada di lereng Gunung Merapi, yakni Desa Hargobinangun. Desa ini terletak di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Secara letak geografis, Desa Hargobinangun membentang dari bagian tengah hingga utara wilayah Kapanewon Pakem, menjadikannya desa terujung di sisi utara Provinsi DI Yogyakarta. Di bagian utara, desa ini berbatasan langsung dengan puncak Gunung Merapi; di selatan, berbatasan dengan Kelurahan Pakembinangun dan Hargobinangun; di barat, berbatasan dengan Candibinangun dan Purwobinangun; serta di timur dengan wilayah Umbulharjo.

“Secara geografis kami berada di lereng pegunungan bagian utara Sleman. Dan kami memang berbatasan langsung dengan Gunung Merapi,” ujar Lurah Hargobinangun, Amin Sarjito.

Desa dengan luas wilayah sebesar 14.300 meter persegi itu pun menjadi contoh nyata bagaimana desa dapat tumbuh menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat dari bawah dengan segala potensi yang dimilikinya.

Desa Hargobinangun menyimpan tiga potensi besar yang tengah digarap serius, yakni kekayaan alam, sektor pariwisata, dan agrikultur. Ketiganya pun dioptimalkan melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis komunitas.

Sejak akhir 2020, pemerintah desa melakukan pemetaan potensi dan mendirikan BUMDesa Merapi Sejahtera sebagai tulang punggung perekonomian. BUMDesa ini pun memiliki dua unit usaha utama.

Pertama, Wisata Desa Kampoeng Mahoni, yang bergerak di bidang pariwisata seperti pengelolaan resto, camping ground, jeep adventure, ATV, go-kart, outbond, dan paintball. Kedua, Hargo Park Central, yang mengelola parkir wisata di Merapi Park, Oxygen Park, dan Kampoeng Mahoni.

“Pariwisata kami jadikan core business karena dampaknya cepat terasa langsung oleh warga, tapi kami juga mengembangkan sektor pendukung seperti pertanian dan pengelolaan sampah,” ujar Amin.

Selain itu, untuk mendukung gerakan ekonomi secara kolektif, dirinya pun melakukan klasterisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). “Selama ini masyarakat bergerak sendiri-sendiri. Maka kami bentuk klaster dan beri pelatihan untuk mendukung gerakan ekonomi secara kolektif,” ucap Amin.

Dampaknya nyata. Warga merasakan langsung manfaat dari geliat pariwisata dan pertanian. Desa Hargobinangun pun mampu menghasilkan pendapatan asli kelurahan yang kembali disalurkan untuk kepentingan masyarakat.

Di sisi lain, pada tahun 2025 ini, BUMDesa Merapi Sejahtera juga akan mengembangkan tiga unit usaha baru, yaitu Pengelolaan Sampah, Greenhouse Ketapang yang berfokus pada ketahanan pangan, dan AgenBRILink.

Amin membeberkan, ke depan, dua program unggulan telah disiapkan. Program tersebut berfokus pada pengelolaan sampah dan ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan tidak produktif untuk pertanian.

“Yang pertama adalah pengelolaan sampah berbasis digital untuk menyelesaikan persoalan sampah dalam satu hari, sesuatu yang penting bagi desa wisata dengan ribuan pengunjung harian,” bebernya. Sampah selama ini hanya dibuang di satu titik. Kami akan buat sistem digital agar masyarakat bisa mengelola sampah secara mandiri,” imbuh Amin.

Selain itu, penerapan konsep smart village juga mulai dijalankan sebagai bagian dari modernisasi layanan dan tata kelola desa. Dengan begitu, potensi wisata yang dibangun pun bisa berdampak maksimal untuk warga desa.

Apa yang dilakukan oleh warga Desa Hargobinangun pun tak luput oleh perhatian BRI. Pasalnya, pada tahun 2023, Desa Hargobinangun sukses masuk dalam 40 besar Desa BRILiaN.

“Tahun 2022 kami masuk sebagai kandidat. Lalu 2023 kami mewakili Sleman di tingkat nasional. Sebagai bagian dari Desa BRILiaN, Hargobinangun mendapatkan banyak pendampingan, mulai dari manajemen dan kelembagaan, hingga pengembangan fasilitas desa,” Ungkap Amin.

Dari kisah perjalanan Desa Hargobinangun sampai saat ini, bisa dilihat bagaimana sebuah desa yang menjelma sebagai destinasi wisata sekaligus jadi contoh nyata bagaimana desa bisa menjadi pusat perubahan untuk masyarakat secara kolektif.

Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa program Desa BRILian merupakan program pemberdayaan desa yang dilakukan oleh BRI sejak tahun 2020. Hingga saat ini program Desa BRILiaN telah diikuti 4.327 desa yang aktif tergerak berinisiatif dan berkomitmen untuk maju melalui program-program yang telah direncanakan.

 “Program pemberdayaan Desa BRILiaN ini merupakan komitmen BRI dalam meningkatkan economic dan social value kepada masyarakat. Semoga cerita inspiratif dari Desa Hargobinangun dapat direplika oleh desa-desa lain di tanah air, terutama dalam mengembangkan potensi desa dan mendorong perekonomian warga,” tegasnya.

Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Redaksi pada 18 Mei 2025  

Editor: Redaksi Daerah
Tags BRI Desa BRIlianBagikan
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Lihat semua artikel

RELATED NEWS