Air Terjun Dhapadero, Spot Baru Wisata Alam Nan Indah di Desa Watumite, Nangapanda
redaksi - Jumat, 21 Juli 2023 10:20WATUMITE (Floresku.com) – Tak hanya Kabupaten Manggarai Barat dengan Taman Nasional Komodo-nya yang memukau, Kabupaten Ende juga dikaruniai Sang Pencipta alam semesta dengan keindahan alam yang tak kalah mempesona.
Namun, sayang banyak dari potensi destinasi wisata alam di Kabupaten Ende yang belum dikelola, bahkan belum diperkenalkan kepada masyarakat luas.
Salah satu di antaranya adalah Air Terjun Dhapadero, yang berada di Desa Watumite, Kecamatan Nangapanda.
Spot wisata alam nan indah itu, itu berjarak hanya 8,0 km dari Nangamboa, di Jalur Trans Flores, dan dapat ditempuh dalam tempo 38 menit.
Waktu tempuh seperti itu adalah perkiraan yang dibuat Google Maps. Pada kenyataanya, tentu lebih lama dari itu.
Karena jalan dari Nangamboa ke Madakisa, titik paling dekat dengan spot Air Terjun Dhapadero, saat ini dalam kondisi sangat buruk.
- Menduga Asal Usul ‘Peti Tua Bermotif Indah’ yang ‘Terdampar’ di Kampung Malawake, Dhawe
- Kadis DLHD, Kanis Nasak Dorong Pelaku Usaha di Manggarai Untuk Mengurus Izin Lingkungan Hidup
- HOMILI, Pater Gregor Nule SVD, Minggu 16 Juli 2023
“Sudah bertahun-tahun, kami sudah mengeluhkan hal ini. Pemerintah Kabupaten (Ende, red) sepertinya tutup telinga,” kata seorang warga yang tak ingin disebut namanya.
Kepala Desa Watumite Kristoforus A Dey Siu membenarkan keluhan warganya itu.
Menurut dia, jalan raya ruas Nangamboa ke desanya (Watumite) memang perlu segera diperbaiki.
Pasalnya, itu adalah jalan satu-satunya yang memungkinkan warga bisa mengakses pasar Nangapanda dan Pasar Nangaoro atau pun Kota Ende, untuk menjual berbagai komoditas, hasil pertanian.
Desa Watumite adalah salah satu desa yang subur. Di sini berbagai tanaman komoditas pertanian seperti kemiri, kakao, kopi dan vanili bertumbuh subur dan hasilnya sangat melimpah.
“Namun para petani sangat kesulitasn untuk menjual hasil pertanian mereka karena jalan yang rusak berat,” ujarnya.
Keindahan Air Terjun Dhapadero adalah potensi wisata yang sudah lama terpendam. Namun, air terjun tersebut dianggap ‘biasa’ saja oleh warga karena mereka tidak terbiasa melakukan kegiatan wisata.
Belakangan ini, keindahan Air Terjun Dhapadero mulai memikat para kawula muda setelah melalui media sosial mereka mengetahui bahwa keindahannya tak kalah dari spot wisata air terjun di daerah lain.
“Setelah kami berkunjung ke sana (Air Terjun Dhapadero), ternyata sangat indah, tak kalah dari spot wisata air terjun di Sumba, misalnya,” ujar Maria, salah satu dari kelompok Orang Muda Katolik dari Kampung Ndangakapa yang baru saja bertamasya ke sana.
“Jarak dari sini (Ndangakapa, red), tidak terlalu jauh, hanya kondisi jalannya yang masih sangat buruk,” sambung Lusia, OMK lainnya.
Menurut Google Maps, jarak dari Kampung Ndangakapa ke Air Terjun Dhapadero hanya terpaut 3,1 km, dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dalam tempo 18 menit.
Kepala Desa Watumite Kristoforus A Dey Siu mengatakan jarak dari kantor desa menuju titik air terjun sekitar 1,0 km. Setelah itu masih dilanjutkan dengan jalan setapak sekitar 350 m.
“Tahun ini, Pemerintah Desa Watumite akan memperlebar dan melakukan semenisasi pada jalan setapak yang 350 meter itu,” ujarnya.
Kami berharap, katanya lagi, Pemerintah Daerah Kabupaten Ende berkenan mengalokasi anggaran untuk mengembangkan spot wisata ini.
“Selain memperbaiki jalan, Pemda Ende kalau bisa menyediakan fasilitas pendukung seperti rumah ganti pakaian untuk para penunjung yang mandi di kolam air terjun tersebut,” katanya penuh harap. (Silvia). ***