Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do Hadiri Istighotsah Akbar 1 Abad Nahdhatul Ulama

redaksi - Senin, 14 Agustus 2023 11:30
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do Hadiri Istighotsah Akbar 1 Abad Nahdhatul UlamaBupati Nagekeo Hadiri Istighotsah Akbar 1 Abad Nahdhatul Ulama di halaman Masjid Agung Baiturahman, Mbay, 12 Agustus 2023 malam. (sumber: Kominfo Nagekeo)

MBAY (Floresku.com) - Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do menghadiri Istighosah Akbar 1 Abad Nahdhatul Ulama bersama PCNU Kabupaten Nagekeo di halaman Masjid Agung Baiturahman, Mbay,  Sabtu,12 Agustus 2023 malam.

Acara yang dihadiri ratusan umat muslim di Kota Mbay Ibukota Kabupaten Nagekeo ini mengusung tema “Mendigdayakan NU Menjemput Abad kedua Menuju Kebangkitan Baru, dengan dzikir dan doa untuk keselamatan bangsa dan negara serta pemilu damai 2024. Istighosah Akbar 1 Abad NU di Nagekeo, NTT,  Doakan Pemilu Damai 2024”.

Bupati dalam sambutannya menyampaikan bahwa NU sejak pertama kali didirikan oleh para Kyai sejatinya memiliki andil besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Saat bangsa Indonesia  tengah menghadapi suatu perubahan besar yang signifikan dan mendalam (Disrupsi) di mana ideologi kapitalisme yang sudah berjalan selama ini sudah dipertanyakan kemanjurannya dalam mensejahterakan rakyat. 

“Ada disparitas kemakmuran yang mengakibatkan terjadi kesenjangan kemakmuran. Manusia di dunia kurang dari 10 persen yang menguasai ilmu pengetahuan” ungkap Don Bosco.

Sepuluh persen manusia yang makmur adalah mereka yang sesungguhnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Bupati mencontohi teknologi handphone dengan kecanggihannya mampu membaca cara berpikir bahkan mendikte pengguna. 

“Dan ketika semua orang tergantung pada HP, mudah sekali mereka yang punya modal bisa menggiring kita pada pilihan selera yang mereka didiktekan ke kita. Ini yang disparitas besar sedang terjadi” katanya.

Dalam menghadapi fenomena ini, peran NU pesan Don Bosco harus bisa tetap hidup dalam suatu keyakinan (believe and values) mampu mempertahankan adat istiadat seluruh anak bangsa mulai dari Sabang sampai Merauke dalam satu bingkai Pancasila.

Hubungan NU dan Negara dalam satu artikel karya Gus Dur itu ibarat Pancasila dan salawat badar, Pancasila itu bingkainya salawat Badar mengisinya. 

“Dia bisa jadi masalah kalau agama mau jadi bingkai, ketika persoalan privat kita bawa dia ke lapangan itu jadi soal, tapi ada keributan kita diskusikan menurut nilai adat istiadat kita untuk kita meresponnya” katanya.

Jika kita sebagai anak bangsa berpegang teguh pada hal ini, lanjut Don Bosco niscaya NU akan mampu melewati abad berikutnya. Saat ini, seiring canggihnya teknologi, masifnya perkembangan ilmu pengetahuan jangan sampai menjadi kompas yang merusak tatanan hidup beragam.

“Pesantren harus tetap ada, tapi yang proposional, studi tentang agama itu yang utama, ahli agama juga jangan sampai yang tidak paham teknologi” saran Don Bosco.

Di tengah derasnya arus informasi, Bupati berharap, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, masyarakat harus bisa cermat dan bijak mencerna suatu informasi.

“Kita harus betul-betul menyaring di mana informasi ini berkembang kayak air bah, satu kemampuan yang kita punya itu harus bisa menapis informasi yang masuk kepada kita” pesan Don Bosco.

Menghadapi persaingan di bidang ilmu pengetahuan, Pemerintah Kabupaten Nagekeo, lanjut Don Bosco fokus membenahi sumber daya manusia yang mampu bersaing di masa depan. Fokusnya adalah, bagaimana mempersiapkan SDM generasi muda sejak dini.

“Pilihan kita pada pembangunan sumber daya manusia yang berbasis pada sekolah. Tugas kabupaten/ kota itu pada wajib belajar 9 tahun tapi kita di Nagekeo wajib belajar 11. Tiga kelas awal di SD kita harus selesaikan literasi baca tulis tambah kurang kali bagi. Ini bagian pembangunan yang tidak mudah dinilai, dia baru kelihatan 10 tahun kemudian, komitmen kita di pendidikan dan masuk dalam spot lite pemerintah pusat” ujarnya.

Lebih lanjut, Don Bosco berharap, dalam menghadapi Pemilu serentak 2024 nanti, masyarakat Kabupaten Nagekeo harus lebih bijak dalam berpolitik dan menentukan pilihan.

“Saya sebagai Bupati tetap berharap peran aktifnya dalam menyambut Pemilu, dalam pemilu ada banyak perbedaan, karena demokrasi itu di satu sisi diibaratkan sebagai sebuah game, jadi menikmati aja, jangan sampai bermusuhan tujuh turunan” pesan Don.

Ketua PCNU Kabupaten Nagekeo H. Natsir Muhamad menjelaskan, sejak sebelum Indonesia merdeka, Nahdlatul Ulama merupakan organisasi yang memberikan kontribusi nyata untuk mencapai kemerdekaan dan turut mengisi pembangunan negara kita, Indonesia.

“Kita semua bersyukur, alhamdulillah, dan berterima kasih kepada Nahdlatul Ulama yang senantiasa konsisten membela Pancasila, membela Bhinneka Tunggal Ika, membela Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945” ungkap Nasir dalam pidatonya.

Di tengah perubahan dan tantangan zaman yang semakin kompleks, NU juga selalu berada di garda terdepan dalam membela kepentingan bangsa dan negara. “Kita semua melihat bukti, Nahdlatul Ulama berperan besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, menggerakkan semangat nasionalisme dan semangat toleransi, serta dalam melawan segala bentuk radikalisme dan terorisme” paparnya.

Tema, Mendigdayakan NU, menjemput Abad kedua, menuju Kebangkitan Baru, dimaksudkan bahwa NU harus tumbuh semakin kuat, NU harus kokoh, baik kuat, kokoh dalam aqidah, kuat dalam amaliyah/ibadah yang berfaham Ahlissunnah Waljama’ah, kuat dalam organisasi serta kuat dalam semua bidang, termasuk bidang pendidikan, ekonomi, sosial budaya dalam menjemput abad kedua, menuju kebangkitan baru, yang penuh tantangan dan strategi dakwah yang terus berkembang yang harus diikuti akibat perubahan tatanan dalam dunia digital.

“Melalui momen malam hari ini, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Nagekeo mengajak kita semua kaum muslimin dan muslimat untuk saling memahami dan menghargai perbedaan dalam kehidupan ini dan menjaga persatuan dan persaudaraan”.

Dikatakan Nastir, kehadiran NU sebagai cahaya penerang dari maraknya perbedaan, sukuisme, primordialisme, dan fanatisme berlebihan dari sebagian kecil kelompok yang seringkali menimbulkan konflik horizontal antar anak bangsa. NU juga bukan ormas yang hanya mampu mengeluarkan fatwa benar dan salah, akan tetapi NU justru hadir sebagai juru damai yang berada di garis tengah.

Semangat persatuan dalam bingkai kebhinekaan, kemajemukan, dan toleransi menjadi ruh NU dalam perjuangannya, dengan tegas NU menyatakan bahwa Pancasila adalah asas final bagi Indonesia dan NKRI harga mati.

Sikap dasar kebangsaan NU sangat jelas, yakni keseimbangan antara akhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Islam), ukhuwah basyariah (persaudaraan sesama manusia), dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa).

Di dalam kehidupan bernegara, NU akan senantiasa mempertahankan Pancasila dan NKRI karena merupakan kesepakatan seluruh komponen bangsa. Akan selalu taat dan patuh kepada pemerintah dengan semua aturan yang dibuat, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Tidak melakukan pemberontakan atau kudeta kepada pemerintah yang sah. 

Dan kalau terjadi penyimpangan dalam pemerintahan, maka mengingatkannya dengan cara yang baik.

Lanjut Natsir, pemilu 2024 sudah diambang pintu, yaitu Rabu 14 Pebruari 2024. 

Berpolitik bagi Nahdlatul Ulama mengandung arti keterlibatan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara menyeluruh sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Ia mengatakan, politik yang berwawasan kebangsaan dan menuju integrasi bangsa dengan langkah-langkah yang senantiasa menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan untuk mencapai cita-cita bersama, yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir dan batin dan dilakukan sebagai amal ibadah menuju kebahagiaan di dunia dan kehidupan di akhirat. 

Dalam berpolitik haruslah dilakukan dengan moral, etika dan budaya, kejujuran rohani, moral agama, konstitusional, adil sesuai dengan peraturan dan norma-norma yang disepakati.

“Perbedaan pandangan di antara aspirasi-aspirasi politik warga Nahdiyyin dan ummat islam umumnya harus tetap berjalan dalam suasana persaudaraan, tawadlu’ dan saling menghargai satu sama lain, sehingga dalam berpolitik tetap dijaga persatuan dan kesatuan di antara kita” pungkasnya. (**)

Editor: redaksi

RELATED NEWS