HOMILI, Pater Gregor Nule SVD: Minggu Biasa XXI: Kita Dituntut Masuk Melalui Pintu yang Sempit

redaksi - Sabtu, 23 Agustus 2025 23:30
HOMILI, Pater Gregor Nule SVD: Minggu Biasa XXI: Kita Dituntut Masuk Melalui Pintu yang SempitPater Gregor Nule SVD di Puncak Waringin, Labauan Bajo (sumber: Dokpri)

KITA DITUNTUT MASUK MELALUI PINTU YANG SEMPIT 

(Minggu Biasa XXI C: Yes 66:18-21; Ibr 12:5-7.11-13. Luk 13:22-30)

SETIAP saat kita saksikan pemandangan yang menarik ketika ada tawaran lowongan kerja. Sering tampil ribuan pencari kerja yang ramai-ramai berusaha mengkuti seleksi. 

Para calon umumnya rela mempertaruhkan segala-galanya untuk mendapatkan pekerjaan itu. Tetapi, dari ribuan pelamar, mungkin yang lulus sekitar 20 – 30 orang. 

Hanya mereka yang telah bekerja keras sebelumnya pasti sukses. Hanya mereka dinilai terbaik dan memenuhi syarat mendapatkan apa yang diinginkan. 

Injil hari ini melukiskan tentang tanggapan Yesus  terhadap pertanyaan seseorang yang mendengarkan pengajaran-Nya. Orang itu berkata, ”Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”(Luk 13:23). Yesus berkata,”Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu”,(Luk 13:24).  

Yesus mngingatkan orang-orang yang mendengarkanNya agar berjuang masuk melalui pintu yang sempit sebagai syarat untuk menghadiri perjamuan yang kekal pada akhir zaman. 
Memang keselamatan adalah anugerah dari Tuhan untuk semua orang. Tetapi, untuk mendapatkannya orang perlu berjuang dan bekerja keras. 

Karena itu, muncul pertanyaan lain, apakah benar hanya sedikit sekali orang yang diselamatkan? Jawabannya adalah mungkin tidak. Tetapi, ada syarat yang mesti dipenuhi.
Sebab sejak awal mula Allah menciptakan segalanya dalam keadaan baik. 

Dan ketika manusia jatuh ke dalam dosa yang mengakibatkan kebinasaan dan maut, Allah tetap  menawarkan kesempatan kepada semua orang  untuk kembali kepadaNya dan  memulihkan nasibnya. 
Itulah sebabnya semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk hidup dan selamat. 

Nabi Yesaya  menegaskan bahwa dengan berdosa dan tidak mentaati perintah-perintah Taurat bangsa Israel menjauhkan diri dari Allah dan hidup terpencar di antara bangsa-bangsa asing. 

Tetapi melalui para nabi Allah mengumpulkan kembali bangsa Israel dan membawa mereka  ke tanah terjanji. Jauh dari Allah berarti binasa. sebaliknya, dekat dan bersatu dengan Allah berarti hidup dan selamat. 

Allah juga menerima bangsa-bangsa lain menjadi umat-Nya apabila mereka mencariNya dengan tekun serta mengakuiNya sebagai satu-satunya Allah. Mereka yang bertobat dan mengimani Allah akan selamat.

Dengan demikian jelas bahwa syarat untuk selamat dan menjadi anggota umat Allah bukan pertama-tama karena status sebagai bangsa pilihan Allah. 

Bukan pula  karena telah sakramen pembaptisan yang menjadikan seseorang anak Allah dan anggota Gereja. 

Dan, bukan pula karena status hidup dan pelayanan tertentu dalam Gereja sebagai paus, uskup, imam, bruder, suster, pengurus Lingkungan, KBG dan stasi. 

Sebab terkadang ada orang yang menyangka bahwa dengan menerima sakramen pembaptisan dan sakramen-sakramen lain, atau menjadi imam, biarawan/wati atau menjabat tugas pelayanan tertentu dalam Gereja otomatis  akan selamat. Tidaklah demikian.

Satu-satunya syarat supaya selamat adalah berusaha masuk melalui pintu yang sempit menuju kehidupan kekal. Masuk melalui pintu yang sempit berarti  memiliki iman teguh yang mewujud dalam tindakan mengikuti Yesus serta komitmen untuk melaksanakan ajaran dan perintah-perintah Yesus di dalam hidup sehari-hari. 

Memasuki Kerajaan Surga dan memperoleh keselamatan bukanlah hal gampang dan bersifat otomatis, tetapi menuntut iman sejati, pengorbanan dan kerja keras. 

Bahkan mungkin juga mesti alami cobaan-cobaan dan hajaran dari Tuhan. Tetapi, kita mesti ingat bahwa Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, (bdk Ibr 12:6).

Dalam kenyataan hidup sehari-hari banyak orang ragu-ragu atau takut masuk melalui jalan sempit itu. Banyak orang tidak mau berjuang, dan mau gampang-gampang saja.

Dan, ada orang yang datang kepada Yesus pada saat-saat krisis, alami sakit dan malapetaka. Namun, Yesus mungkin tidak mau mengizinkan seorang pun karena Ia tidak mau dipermainkankan oleh siapa pun. 

Maka kepada orang-orang tipe ini Yesus akan berkata, “Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!”,(Luk 13:27).

Saudara/i-ku, mungkin kita juga baru datang kepada Yesus apabila berada dalam keadaan darurat dan tidak berdaya. Kalau demikian kita bisa saja ditolak Yesus dengan kata-kata yang sama, “Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu semua yang melakukan kejahatan”.

Karena itu, kita mesti ingat bahwa hanya mereka yang mendengarkan Yesus. serta hidup dan bertindak sesuai dengan perintah-perintah Allah, mereka yang selalu berjaga-jaga, serta mengamalkan keadilan dan kebenaran akan masuk ke Rumah Bapa dan selamat. 
Semoga Tuhan Yesus memberkati kita selalu! Amen.

Kewapante, Minggu, 24 Agustus 2025. ***

 

RELATED NEWS