Hujan Deras Bikin Warga Dua Desa di Kaki Gunung Lewotobi Gelisah danTidur Tak Nyenyak
redaksi - Selasa, 02 Juli 2024 17:55LARANTUKA (Floresku.com)-Warga dua desa di kaki Gunung Lewotobi Laki-laki merasa gelisah karena intensitas hujan lebat sejak dua hari ini, Sabtu, 24 Juni hingga Minggu, 30 Juni 2024 dapat mendatangkan banjir lahar dingin.
Dua desa dimaksud yaitu Desa Klatanlo di Kecamatan Wulanggitang, dan Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura. Jarak kedua desa ini cukup dekat dengan gunung, sekitar 3-4 kilometer.
Salah seorang warga Desa Dulipali, Rasdiana Hasulie, mengaku ketakutan saat istirahat malam. Sebab hujan deras dalam situasi erupsi gunung bertatus Level III (Siaga) boleh jadi mendatangkan banjir lahar dingin.
- Warga Lamawohong, Solor Kaget Lihat Potongan Jasad Bayi Dibawa Anjing
- Sebastian Salang Mengapresiasi Indonesia Flobamorata Fashion in Town 2024
Rasdiana menjelaskan, meski abu belerang dibersihkan hujan, namun desanya terdapat dua jalur banjir yang terhubung langsung ke Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Kami tidak bisa nyenyak kalau hujan deras. Memang jalanan dan pemukiman bersih, tapi warga gelisah. Jangan-jangan hujan sampai tengah malam tidak lama ada banjir," katanya kepada wartawan.
Dijelaskan, warga masih menanti Pemerintah melakukan normalisasi kali agar banjir tak lagi menerjang pemukiman, khususnya RT 04 dan RT 05.
Perasaan yang sama juga dialami warga Desa Klatanlo, Beata Laru. Nenek berusia 67 tahun ini membawa cucunya, Norin Lewar (12) ke Kantor Desa. Mereka berlindung di sana agar terhindar dari ancaman banjir.
"Malam imi kami istirahat di sini dulu. Takut banjir, kami tidur tidak tenang kalau situasinya macam begini (hujan dan erupsi)," tuturnya.
Pantauan media ini, banjir lahar dingin dengan intensitas kecil menggenangi pemukiman Desa Klatanlo.
Banjir juga merendam ruas jalan Trans Pulau Flores Larantuka-Maumere, tepatnya di depan SMA Seminari San Dominggo Hokeng, hingga pertigaan depan Rumah Kalwat tempat ibu-ibu menjual buah.
Hingga saat ini, Gunung Lewotobi Laki-laki masih terus erupsi. Data dari Pos Pengataman Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, sejak enam jam terakhir telah terjadi tiga kali erupsi dengan tinggi kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut awan disertai hujan. (Paul Pemulet). ***