'Jeritan Warga Sikka' di Tengah Aksi Unjuk Rasa GMNI ‘Tuntut’ Kehadiran Dokter Anestesi di RSUD TC Hillers
redaksi - Sabtu, 12 April 2025 10:23
MAUMERE (Floresku.com) - Aksi unjuk rasa Gerakan Mahasiswa Nasional Indnesia (GMNI) menuntut kehadiran dokter anestesi di RSUD TC Hillers Maumere, di halaman Gedung DPRD Kabupaten Sikka, Jumat (1¼) mendapat simpati dari sejumlah warga Kabupaten Sikka.
Tampak, sejumlah warga yang bukan mahasiswa GMNI ikut bergabung dalam aksi demo tersebut. Bahkan, siaran langsung aksi demo melalui Facebook mendapat emoji positif beruapa ‘love’ dan ‘ancungan jempol’.

Unjuk rasa GMNI dilakukan sebagai bentuk kepeduliaan atas kasus kematian dua ibu hamil dan anak mereka yang meninggal dunia diduga karena pihak RSUD TC Hillers tak bisa memberikan pelayanan medis secara optimal lantara ketiadaan dokter anestesi.
Bosco, seorang warga asal Kewapante misalnya, di tengah kesibukan kerjanya menyempatkan diri ikut bergabung dalam aksi damai tersebut.
Bahkan, Bosco meminta izin kepada mahasiswa yang sedang beruntuk rasa untuk memberikan kesempatan kepadanya untuk berbicara.
Dalam orasinya Bosco mengajak semua warga Sikka untuk ikut bergabung dan turun ke jalan bersama mahasisiwa untuk menyuarakan ketiadaan dokter anestesi di RSUD TC Hillers, Maumere.
“Semakin lantang kita berteriak, mungkin bisa membuat pemerintah Kabupaten dan para wakil rakyat segera bertindak mengatasi masalah ini,” ujarnya.
'Saya mengalami langsung akibat ketiadaan dokter anestesi ini di bulan Februari 2025 dan pukul 02.00 dini hari. Saya terpaksa harus mengantar anak saya yang dalam keadaan hamil besar dan mau melahirkan ke RSUD Aeramo, Nagekeo,” kata Bosco, mengisahkan.
“Bapak-ibu serta saudara-saudari yang ada di sni bisa bayangkan betapa kalutnya saya sekeluarga saat itu,” ungkapnya dengan suara yang sedikit gemetar.
“Tetapi puji Tuhan setelah sampai di RSUD Aeramo dan ditangani dengan baik putri dan cucu saya selamat,” katanya lagi.
“Saya tidak mau hal seperti ini dialami oleh keluaraga lainnya yang entah itu anaknya atau istrinya atau saudarinya atau siapa saja yang hendak melahirkan atau membutuhkan penanganan oleh dokter anestesi, tetapi harus di rujuk ke Rumah Sakit di luar daerah Kabupaten Sikka,” tandasnya.
“Kita punya rumah sakit umum daerah yang selama inienjadi rujukan. Koq malah zsekarang sebaliknya kita yang dirujuk ke rumah sakit di kabupaten lain, aneh ‘kan”, ungkapnya dengan nada kesal.
Bosco kemudian berharap, pemerintah dan DPRD segera bisa menemukaan solusinya.
“Semoga hari ini (Jumat, 11 April 2025, red) pemerintah dan DPRD bisa menemukan solusinya. Kita warga Sikka hanya tahu jika membutuhkan penangangan, termmasuk penanganan dari dokter anestesi, ya di RSUD TC Hillers,” ucap Bosko mengakhiri orasinya. (Silvia). ***