Pemkab Nagekeo Bersama Sejumlah Stakeholder Gelar Rapat Pokja untuk Atasi Sunting, AKI dan AKB

redaksi - Senin, 09 Oktober 2023 11:13
Pemkab Nagekeo Bersama Sejumlah Stakeholder Gelar Rapat Pokja  untuk Atasi Sunting, AKI dan AKB Pertemuan reguler Kelompok Kerja (Pokja) Stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Bay (AKB) Nagekeo, di Hotel Pepita, Mbay, Senin (9/10). (sumber: WA RD Aster)

MBAY (Floresku.com) - Asisten III Setda Nagekeo, Agustinus Fernandes membuka  pertemuan reguler Kelompok Kerja (Pokja) Stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Bay (AKB) Nagekeo.

Pertemuan diangsungkan di Hotel Pepita,  Mbay, Senin, 9 Oktober 2023. Hadir pada kesempatan itu, stakeholde penanganan stunting di Kabupaten Nagekeo, di antaranya dr. Eduarda Yayik Pawitra Gati yang adalah istri Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do, Vikep Mbay RD Aster Lado, perwakilan dari Yayasan Plan Internasional Indonesia dan USAID.

Pokja tersebut bermaksud  menekankan  Stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Bay (AKB) di Kabupaten  Nagekeo.

Sebelumnya, pemerintah Kabupaten Nagekeo menargetkan angka Sunting turun hingga 6 persen di Tahun 2024.

 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, prevalensi stunting di Kabupaten Nagekeo tahun 2022 adalah 8,42 persen.

Seperti dilansir oleh rri.co.id, 29 May 2023, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo dr. Emerentiana Wahyuningsi kepada RRI mengatakan saat ini ada sebanyak 946 anak bayi balita masih mengalami stunting. 

Keberhasilan menurunkan angka stunting dicapai atas kerjasama semua pihak mulai dari tingkat Kabupaten hingga tingkat Desa dan juga kerjasama lintas sector yang melibatkan pihak swasta.

“Memang butuh kerjasama semua pihak dalam mengatasi dan menurunkan angka stunting di Nagekeo.Kita bertekad dan targetkan di tahun 2024 kita bisa turunkan angka stunting ini hingga 6 persen,” kata kadis Emerentiana saat itu.

Sementara Bupati Nagekeo, dr. Johanes Don Bosco Do kepada RRI mengatakan pendekatan pertama yang dilakukan pemerintah daerah dalam menurunkan angka stunting yakni melakukan intervensi spesifik dengan memperhatikan asupan gizi pada anak stunting, dengan cara koordinasi hingga ke pemerintah desa agar menyiapkan makanan bernutrisi tinggi bagi anak stunting dan melakukan intervensi sensitif yaitu melihat kebersihannya atau sanitasi.

“Saya minta seluruh stakeholder kembali menggerakkan kawasan pangan lestari, melakukan pendekatan maupun perhatian khusus bagi remaja putri yang nantinya akan menjadi calon ibu masa depan dengan memperhatikan asupan gizi para remaja mulai dari rumah hingga satuan pendidikan,”ungkap Bupati Don.

Bupati Don juga berharap para guru melakukan kerjasama dengan para bidan di Puskesmas maupun di Pusdus agar melaporkan peserta didik yang sudah mendapatkan menstruasi sehingga diperiksa tekanan darah setiap bulannya.

Nagekeo adalah Kabupaten yang menempati urutan pertama di Nusa Tenggara Timur yang berhasil menurunkan angka stunting. (Sil)***

RELATED NEWS