Pesan İnspiratif: Semua Manusia Sama di Mata Allah
redaksi - Senin, 09 Desember 2024 22:35Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
Manusia umumnya cenderung mengelompokkan dan membeda-bedakan, dan bahkan memisah-misahkan antara seseorang dengan orang lain karena alasan tertentu.
Mungkin alasan asal dan suku, alasan status sosial, kaya dan miskin. Atau alasan moral dan religius seperti antara kelompok yang baik dan jahat, yang layak dan tidak layak, dan antara yang kotor atau najis dan bersih.
Kecenderungan pemisahan antar kelompok atas alasan moral dan agama sangat kuat dipraktekkan oleh orang-orang Farisi dan ahli Taurat.
Justeru ini menjadi salah satu alasan orang Farisi, ahli Taurat dan pemimpin agama Yahudi tidak mengakui Yesus sebagai Mesias dan menolak-Nya.
Mereka mencap Yesus najis atau kotor karena menjadi sahabat orang sakit, miskin, para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Yesus membiarkan mereka datang kepada-Nya, makan bersama dan mendengarkan pengajaran-Nya.
Itulah sebabnya melalui perumpamaan tentang domba yang hilang (Mat 18:12-14) Yesus mengemukakan pandangan Allah tentang manusia dan kesamaan martabatnya di mata Allah.
Yesus bandingkan manusia dengan domba, dan tegaskan jika ada seekor domba dari ke 100 ekor domba sesat dan hilang, maka pemilik domba tidak segan meninggalkan 99 ekor lainnya lalu mencari yang sesat itu sampai mendapatkannya
Dan betapa bahagianya si pemilik domba ketika mendapatkan yang sesat itu. Sebab baginya semua domba punya nilai yang sama. Maka tidak boleh ada yang hilang dan sesat.
Sebagai pengikut Yesus kita mesti sadar bahwa di mata Allah kita semua sama martabat, terlepas dari kondisi dan alasan apa pun. Kita sungguh berharga di mata Allah.
Karena itu, kita pun hendaknya bersikap seperti Allah. Kita tidak pantas saling membeda-bedakan apalagi saling memisah-misahkan. Kita mesti sadar diri sebagai makhluk lemah dan rapuh, tidak jauh berbeda dari orang lain.
Sebagaimana Allah tetap menghargai kita sebagai makluk bermartabat dan berharga maka kita hendaknya memperlakukan orang lain dengan penuh rasa hormat. Semoga!
Kewapante, 10 Desember 2024. ***