4 Fakta Karier Politik Erdogan yang Kini Sambangi Indonesia
redaksi - Rabu, 12 Februari 2025 17:54![4 Fakta Karier Politik Erdogan yang Kini Sambangi Indonesia](https://ik.trn.asia/uploads/2025/02/1739357635456.jpeg?tr=w-609.98,h-344.64)
JAKARTA (Floresku.com) - Sedang hangat diperbincangkan publik Tanah Air terkait Presiden RI Prabowo Subianto yang menyambut kedatangan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Selasa, 11 Februari 2025.
Setibanya di bawah tangga pesawat, Presiden Prabowo menyambut Presiden Erdogan dengan jabat tangan erat di tengah rintik hujan yang mengguyur Jakarta.
Kedatangannya ke Indonesia menandai awal dari kunjungan kenegaraan Presiden Erdogan ke Indonesia dalam rangkaian lawatannya ke tiga negara di kawasan Asia.
Prabowo dan Erdogan dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral di Istana Kepresiden Bogor, pada 12 Februari 2025, untuk membahas kerja sama strategis yang menguntungkan bagi Indonesia-Turki.
Terkait hal ini, Pemerintah Kota Bogor mengimbau warga untuk menghindari beberapa ruas jalan.
Beberapa jalan yang diimbau untuk dihindari warga adalah Jl. Ir. H Juanda, Jl. Jalak Harupat, Jl. Raya Pajajaran, dan Jl. Otto Iskandardinata.
"Pada 12 Februari 2025, pukul 10.00 WIB hingga 13.30 WIB," pengumuman Pemkot Bogor di media sosial Instagram @pemkotbogor, pada Rabu, 12 Februari 2025.
Berkaca dari hal itu, mari mengenal lebih dekat dengan Erdogan selaku Presiden Turki dengan pengalaman karier politik yang mentereng di wilayah kekuasaannya.
Melangkah ke Dunia Politik
Dilansir dari laman resmi pemerintahan Turki, Erdogan lahir di Istanbul pada 26 Februari 1954.
Latar pendidikan Erdogan merupakan lulusan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Bisnis di Universitas Marmara, Turki, pada tahun 1981.
Sejak muda, Erdogan dikenal suka menjalani kehidupan sosial dan politik, hal itu tampak dari ketertarikan Erdogan melangkah ke dunia politik aktif bersama Refah Partisi (Partai Kesejahteraan) pada tahun 1983.
Menjadi Wali Kota Istanbul
Erdogan juga dikenal sebagai politikus dari Partai Kesejahteraan yang menjadi Wali Kota Istanbul, Turki pada tahun 1994.
Selama menjabat sebagai Wali Kota, Erdogan berupaya meningkatkan partisipasi perempuan dan kaum muda dalam politik.
Selain itu, Erdogan disebut berhasil mengatasi berbagai permasalahan di kota metropolitan Turki itu dengan keterampilan politiknya.
Salah satu di antaranya, yakni masalah air yang dipecahkan dengan ratusan kilometer pipa baru, masalah sampah dipecahkan dengan mendirikan fasilitas daur ulang modern saat itu.
Proyek 50 jembatan, lorong, dan jalan lingkar yang dibangun pemerintahan Erdogan saat itu juga memperoleh kepercayaan besar dari masyarakat setempat.
Dikenal Tegas dalam Mencegah Korupsi
Erdogan juga dikenal sebagai pemimpin pemerintahan yang tegas dalam mencegah korupsi.
Saat masih menjabat sebagai Wali Kota Istanbul, pemerintahan Erdogan berhasil melunasi sebagian besar utang sebesar 2 miliar dolar atau Rp4,4 miliar (asumsi kurs rupiah tahun 1995: Rp2.201).
Pemerintah kota Istanbul saat itu pun menjadi percontohan bagi kotamadya lain di Turki karena kepemimpinan tegas Erdogan dalam mencegah korupsi.
Erdogan pun sempat berkompetisi sebagai Presiden Turki dengan langkah besar dalam demokrasi dan pencegahan korupsi dalam sistem pemerintahannya.
Melangkah Jadi Presiden Turki
Pada tahun 2014, Erdogan terpilih sebagai Presiden ke-12 melalui pemungutan suara langsung dan di putaran pertama, untuk pertama kalinya dalam sejarah politik Turki.
Menyusul amandemen konstitusi yang disetujui dalam referendum pada 16 April 2017, yang membuka jalan bagi Presiden untuk menjadi anggota partai, Erdogan terpilih kembali pada Kongres Besar Luar Biasa ke-3 yang diadakan pada tahun 2017.
Erdogan kemudian kembali terpilih sebagai Presiden Turki dengan perolehan 52,59 persen pada suara pada pemilihan Presiden yang diadakan pada tahun 2018 lalu.
Presiden Turki itu mengambil sumpah jabatannya pada tanggal 9 Juli 2018, sebagai Presiden pertama dalam Sistem Pemerintahan Presidensial, yang dilaksanakan dengan amandemen Konstitusi yang diterima pada tahun 2017.
Setelah periode pemerintahan itu, Erdogan masih menarik suara masyarakat turki usai kembali sebagai Presiden dengan perolehan 52,18 persen suara pada putaran kedua pemilihan Presiden yang diadakan pada tahun 2023.*