Abrasi Ancam Warga Warukasu dan Dusun 2 Pu'ukungu, Camat dan Polsek Nangapanda Tinjau ke Lokasi

redaksi - Kamis, 03 Februari 2022 11:27
Abrasi Ancam Warga Warukasu dan Dusun 2 Pu'ukungu, Camat dan Polsek Nangapanda Tinjau  ke LokasiCamat dan Kapolsek Nangapanda memantau abrasi pantai di Dusun 2 Pu'ukungu, Kelurahan Ndorurea Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Kamis, 03 Februari 2022. (sumber: Rian)

ENDE (Floresku.com) - Gelombang tinggi yang terjadi sepekan terakhir menyebabkan abrasi di pesisir pantai Warukasu dan Dusun 2 Pu'ukungu, Kelurahan Ndorurea Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende.  Kamis, 3 Februari 2022.

Sekitar 300 kepala keluarga yang mendiami wilayah tersebut kini merasa terancam. Pasalnya, saat pasang, air laut menggenangi pemukiman hingga masuk ke rumah warga.

Saat mendapatkan laporan warga, camat dan kapolsek langsung terjun ke lokasi untuk memastikan, serta menghimbau warga untuk selalu waspada saat malam hari.

Denjer salah seorang warga yang saat ditemui lokasi kejadian mengatakan bahwa, kejadian ini terjadi sejak dua hari lalu.

"Kondisinya sangat memprihatinkan. Ruas jalan setapak yang menghubungi wilayah dua RT di lingkungan Warukasu sudah tergerus abrasi".

“Untuk itu kami warga meminta Pemerintah Kabupaten Ende untuk segera membangun tembok abrasi di sepanjang pantai Warukasu,” katanya.

Senada dengan itu Kepala Desa Ondorea Antonius Tata mengatakan bahwa, sejak tahun 2019 pihaknya sudah melaporkan kepada  Bupati Ende terkait persoalan ini, tapi jawaban pakai dana desa. 

“Kalau pake dana desa ini memang sangat tidak mungkin, soalnya dana desa kecil anggarannya”, kata Antonius.

“Kita berharap ada perhatian serius dari pemerentah baik kabupaten maupun provinsi, karena kalau tidak di tanggani bisa saja ada korban jiwa kedepanya. Kalau untuk saat ini memang tidak ada korban jiwa, hanya satu Polindes yang ambruk,” lanjut dia.

Sementara itu Camat Nangapanda Irwan Nua saat berada di lokasi kepada media mengatakan bahwa, sebagai pemerintah yang lebih dekat dengan masayarakat, langkah pertama yang kita lakukan adalah monitoring. Setelah itu kita buat laporan tertulis untuk menyampaikan kepada bupati.

"Untuk daerah Worokasu itu memang sering terjadi, dan saya dengar katanya masyarakat dalam waktu dekat akan ketemu dengan bapak bupati maupun DPR. Untuk itu kita berharap ada respon yang baik dari pengambil kebijakan". (Rian)

Editor: redaksi

RELATED NEWS