Antisipasi Cuaca Ekstrem Nataru, Kemenpar Ingatkan Daerah Soal Keselamatan Wisatawan

redaksi - Selasa, 16 Desember 2025 21:31
Antisipasi Cuaca Ekstrem Nataru, Kemenpar Ingatkan Daerah Soal Keselamatan Wisatawan HomeLifestyleTravel Sambut Libur Nataru, Kemenpar Minta Pemda Terapkan Manajemen Risiko di Destinasi Wisata Kemenpar menyampaikan bahwa BMKG sudah memprediksi curah hujan akan lebih tinggi di masa libur Nataru. Setiap destinasi wisata diminta memetakan risiko lewat matriks yang disebarkan kepada seluruh pemerintah daerah, tapi belum juga diisi. Dinny Mutiah Oleh Dinny Mutiah Diterbitkan 16 Desember 2025, 20:30 WIB Share Copy Link Batalkan Sambut Libur Nataru, Kemenpar Minta Pemda Terapkan Manajemen Risiko di Destinasi Wisata Perbesar Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) Kementerian Pariwisata di Jakarta, Selasa, 16 Desember 2025. (sumber: Biro Komunikasi Publik Kemenpar)

JAKARTA (Floresku.com) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) meminta pemerintah daerah (pemda) segera menerapkan manajemen risiko di seluruh destinasi wisata menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Langkah ini dinilai krusial menyusul prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan curah hujan pada periode Nataru akan lebih tinggi dibandingkan kondisi normal.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Dinny Mutiah, menyampaikan bahwa potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi dapat berdampak langsung pada keselamatan wisatawan. 

Oleh karena itu, setiap daerah diminta melakukan pemetaan risiko secara komprehensif di destinasi unggulan masing-masing.

“Kami sudah menyebarkan matriks manajemen risiko kepada seluruh pemerintah daerah. Matriks ini harus diisi untuk mengidentifikasi potensi bahaya, tingkat kerawanan, hingga langkah mitigasi yang perlu disiapkan. Namun hingga kini, masih banyak daerah yang belum mengembalikannya,” ujar Dinny, Selasa (16/12).

Baca juga:

Menurutnya, matriks tersebut menjadi instrumen penting dalam pengambilan keputusan di lapangan, mulai dari pengaturan kapasitas kunjungan, penutupan sementara destinasi berisiko tinggi, hingga kesiapsiagaan petugas dan sarana evakuasi. Tanpa pemetaan yang jelas, penanganan insiden dikhawatirkan menjadi lambat dan tidak terkoordinasi.

Kemenpar juga mengingatkan pemda untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dengan BPBD, kepolisian, TNI, pengelola destinasi, serta pelaku usaha pariwisata. Selain itu, informasi cuaca dari BMKG perlu disampaikan secara berkala dan mudah diakses oleh wisatawan.

“Libur Nataru adalah momentum penting bagi pergerakan wisatawan dan ekonomi daerah. Namun keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Kami berharap pemda segera merespons dan menerapkan manajemen risiko secara nyata di lapangan,” tegas Dinny.

Kemenpar menargetkan seluruh destinasi wisata prioritas dan destinasi dengan tingkat kunjungan tinggi sudah memiliki rencana mitigasi risiko sebelum puncak libur Nataru. (Leonny). ***

RELATED NEWS