Areal Persawahan di Dataran Gising, Elar Selatan, Matim Terancam Gagal Tanam

redaksi - Senin, 24 Januari 2022 22:53
Areal Persawahan di Dataran Gising, Elar Selatan, Matim Terancam Gagal TanamAreal persawahan Gising, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur. (sumber: Istimewa)

BORONG (Floresku.com)-Areal persawahan di dataran Gising, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) terancam gagal tanam.

Dataran sawah yang menjadi lumbung padi di Matim itu kini terancam gagal tanam, karena curah hujan yang tidak menentu apalagi irigasi persawahan tidak berfungsi.

Saluran irigasi yang telah dibangun dengan menghabiskan dana Miliaran rupiah tersebut justru tidak memberikan dampak yang signifikan bagi para petani.

Saat ini, sawah petani masih saja kekurangan air. Areal persawahan pun jadi kering, sehingga petani susah untuk tanam padi di areal persawahan. Petani terpaksa harus bersabar sampai hujan tiba agar bisa tanam.

Keluhan Petani

"Bertaruh hidup di dataran Gising bagi petani saat ini merupakan sebuah perjuangan yang maha dahsyat. Hampir sebagai areal persawahan Gising terancam gagal tanam, sebab curah hujan di dataran ini berkurang," ujar Ketua P3A Moroteo Gising, Herman Tojong pada Senin, 24 Januari 2022.

Lebih lanjut Herman, areal persawahan yang berstatus 'sawah tunggu hujan' tersebut mengalami kesulitan air. Banyak petani mengeluh dan tak berdaya. Saat ini aliran air lewat irigasi Wae Nimbar juga tidak sampai di areal persawahan sebab saluran irigasi sudah rusak sejak tahun 2014 lalu.

"Sudah disampaikan ke Pemda Matim namun hanya sebatas foto-foto saja. Mungkin programnya sebatas program foto foto," jelasnya.

Proyek Irigasi Gagal

Untuk diketahui, beberapa tahun lalu Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berfokus untuk pembangunan irigasi di areal persawahan tersebut. Pemerintah NTT gelontorkan banyak dana untuk proyek tersebut.

Petani menilai, proyek tersebut tidak berdampak untuk petani. Baru selesai dikerjakan, irigasinya rusak. Bahkan ada tembok-tembok yang sudah roboh.

"Saluran bendungan Wae Muli. Tiada setetes pun yang masuk ke sawah Gising. Padahal bendungan dan saluran ini menelan biaya miliaran bahkan triliunan," lanjutnya.

Ia juga menambahkan, proyek irigasi tersebut dikerjakan bertahun-tahun, namun hasilnya nihil. Pemerintah Provinsi NTT seakan jauh sekali dari masyarakat dan gagalnya proyek tersebut, pemerintah seakan tutup mata dan telinga.

"Mereka sengaja melupakan masyarakat petani dataran Gising. padahal Gising adalah lumbung pangan di Manggarai Timur," tandas Herman.

Ia juga menegaskan, untuk semua pihak yang berkepentingan memeriksa semua pihak yang terlibat dalam proyek pengerjaan irigasi gagal tersebut. (Filmon Hasrin). ***

RELATED NEWS