Beberapa Poin Penting Kesepakatan Ekspor Gandung Rusia-Ukraina

MAR - Sabtu, 23 Juli 2022 13:20
Beberapa  Poin Penting Kesepakatan Ekspor Gandung Rusia-UkrainaGandum Ukraina (sumber: BBC)

ISTANBUL (Floresku.com) -Sebuah kesepakatan antara Ukraina dan Rusia  ditandatangani Jumat 22 Juli 2022 di Istanbul. Kesepakatan yang  dimediasi oleh Turki dan PBB tersebut  akan memungkinkan 5 juta ton biji-bijian diekspor per bulan dari tiga pelabuhan Ukraina.

Dirangkum dari berbagai sumber baik Rusia, Ukraina dan Turki terdapat sejumlah poin penting dalam kesepakatan tersebut.

Salah satunya kapal gandum akan dapat berlayar melalui koridor yang aman di Laut Hitam. Kapal kemudian akan melewati Bosphorus untuk mencapai pasar global.

Kapal-kapal tersebut akan dipantau oleh Pusat Koordinasi Gabungan (JCC)  yang akan segera didirikan di Istanbul. Badan ini mencakup perwakilan dari Ukraina, Rusia, Turki, dan PBB.

Semua kapal yang masuk melalui Bosporus  akan diperiksa sebelum mereka tiba di Ukraina. Pemeriksaan  untuk memastikan mereka tidak membawa senjata.

Ukraina dan Rusia juga sepakat untuk tidak menyerang kapal mana pun yang diidentifikasi sebagai bagian dari inisiatif ini dan melewati jalur yang telah ditetapkan. Jika terjadi insiden, JCC akan turun tangan untuk menyelesaikan segala kemungkinan masalah. Perwakilan dari Organisasi Maritim Internasional telah mengoordinasikan pengiriman.

Mungkin diperlukan beberapa minggu sebelum kapal mulai bergerak sehingga semua rincian logistik dari kesepakatan dapat dilaksanakan dengan baik dan tim inspeksi dapat dibentuk.

Namun  demikian prosesnya harus dimulai dengan cepat sehingga gudang Ukraina dapat dikosongkan untuk panen baru.

Kesepakatan itu berlaku selama 120 hari sejak ditandatangani  dan dapat diperpanjang untuk periode yang sama kecuali salah satu pihak telah mengumumkan niat  untuk mengakhirinya.

Pihak Ukraina mengatakan saat ini negaranya tengah memulai panen. Mereka  kami berharap panen kali ini akan menghasilkan sekitar 21 juta ton gandum. Dengan panen seperti itu, Ukraina memperkirakan  bisa mengekspor 13-15 juta ton gandum. Ditambah panen yang masih tersisa dari panen sebelumnya yang masih tertahan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan yang memediasi kesepakatan tersebut mengatakan, perjanjian ini akan mengurangi bahaya kelaparan bagi miliaran orang. Dalam beberapa hari ke depan dia berharap akan melihat awal lalu lintas kapal dan banyak negara akan menghirup udara segar. 

Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov menggambarkan kesepakatan gandum yang dia tandatangani di  sebagai  dukungan besar bagi ekonomi Ukraina. 

Dalam sebuah posting Facebook  Kubrakov mengatakan kontrol atas pelabuhan Ukraina sepenuhnya tetap berada di pihak Ukraina. Dia juga  mengatakan perjanjian itu hanya berlaku untuk kapal yang terlibat dalam ekspor biji-bijian dan bahan makanan terkait.

Gencatan Senjata

Perjanjian yang dikenal sebagai Inisiatif Laut Hitam ini sebenarnya merupakan gencatan senjata yang sangat terfokus di laut. Misalnya, kota pelabuhan utama Ukraina Odesa, tidak akan aman dari serangan. Tetapi  bagian-bagian yang diperlukan untuk ekspor gandum akan dilindungi.

Ukraina akan menjamin kapal bergerak melalui jalur yang aman. Ini karena Laut Hitam telah ditebari ranjau  secara besar-besaran untuk mencegah serangan amfibi Rusia. Sementara Rusia akan menjamin untuk tidak melepaskan tembakan saat kapal menuju ke perairan Bosphorus dan Turki.

Tetapi seperti semua gencatan senjata komoditas nyata dari semua ini adalah kepercayaan. Dan melihat masih tingginya konflik sekarang ini, kesepakatan itu akan menjadi sesuatu yang rapuh. 

Tetapi bagi seorang yang optimistis, kesepakatan ini adalah bagian dari diplomasi yang luar biasa yang akan membantu meringankan kelaparan di beberapa tempat.

Tetapi bagi yang pesimis, tinta pada dokumen ini mungkin tidak banyak berguna dalam praktiknya.  Ukraina dan Rusia masih terkunci dalam perang  yang buruk di mana permusuhan dan kecurigaan tidak mengenal batas

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 23 Jul 2022 

Editor: MAR
Bagikan

RELATED NEWS